Terpicu Keberatan Suara Azan Dikumandangkan, Massa Mengamuk di Tanjunbalai, Rumah Ibadah Dirusak
Medan, (Sentralberita)-Terjadinya kerusuhan di Kota Tanjungbalai diduga karena adanya keberatan atas suara azan yang dikumandangkan di salah satu masjid.
Disebutkan sebagaimana status yang diunggah laman media sosial facebook RRI Tanjungbalai, kericuhan bermula saat seorang warga etnis Tionghoa yang identitasnya belum diketahui, warga Jalan Karya Tanjungbalai mengamuk saat mendengar suara adzan.
Massa membakar rumah seorang warga chinese. Informasi sementara dari masyarakat bahwa, warga chinese tersebut membuat keributan di mesjid dan memaki imam yang sedang adzan di masjid karena tidak senang akan adanya adzan di mesjid hingga menyebabkan umat islam menjadi marah.
Tanpa diduga, informasi itu cepat menyebar dan berujung pada kerusuhan. Peristiwa itu menyebabkan sembilan rumah ibadah rusak.
Polisi mengamankan tujuh warga yang melakukan penjarahan dalam kerusuhan di KotaTanjungbalai, Jumat (29/7/2016) malam.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting, Sabtu (30/7/2016) mengatakan, tujuh warga tersebut ketahuan mengambil barang milik warga lain ketika kerusuhan berlangsung sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari.
Ketujuh penjarah tersebut langsung diamankan ke Mapolres Tanjungbalai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, termasuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun, Kombes Rina Sari belum menyebutkan identitas dan langkah lanjut yang akan dilakukan terhadap tujuh penjarah tersebut.
Pihak kepolisian terus menyiagakan personel di berbagai lokasi untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan susulan atau tindak kejahatan lain yang merugikan masyarakat.
Pihak kepolisian juga terus mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi agar kerusuhan itu tidak berlanjut.
Menurut dia, pihak kepolisian dan pemerintah daerah setempat telah menyepakati pertemuan untuk membahas kerusuhan tersebut.
Selain unsur pemerintah dan Kementerian Agama, pertemuan itu juga melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan etnis, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tanjungbalai.(SB/01/TribN)