Ekspedisi Rekam Jejak Islam Nusantara NU
Wakil Walikota Medan Ir Ahkyar Nasution dalam paparannya menjelaskan, Medan dahulu dikenal sebagai tanah Deli yang dibangun oleh Guru Patimpus, pada zaman kolonial Belanda banyak tenaga imigran didatangkan dari Pulau Jawa mereka didatangkan untuk bekerja di perkebunan Tembakau karena Medan dahulu terkenal akan tembakaunya dengan nama Tembakau Deli, selain etnis Jawa sebagai pejkerja juga etnis dari Cina yang kebanyakan mereka melakukan dagang. Saat ini Kota Medan telah berusia 426 tahun dengan jumlah penduduk kurang lebih 2,9 juta jiwa terdii dari beragam suku dan agama.
Menurutnya, Kota Medan juga memiliki peninggalan sejarah tentang Islam baik itu berupa gedung atau budaya, seperti Masjid Raya Al Osmani di Medan Deli merupakan Masjid tertua dibangun 1854, selanjutnya Masjid Lama Gang Bengkok di Kesawan, Masjid Raya Al Mashun, Istana Maimon, Taman Sri Deli dan gedung yang bernilai historis lainnya.
Ketua Tim Ekspedisi Imam Fitrudu yang juga Sekjend PB NU Pusat mengatakan, Kota Medan menjadi special tim untuk melakukan jejak rekam sejarah Islam nusantara karerna di Kota Medan banyak meninggalkan jejak-jejak Islam nusantara dimasa lalu yang cukup luar biasa serta banyak kesultanan yang luar biasa juga, dan yang tidak kalah pentingnya sikap kebenikaan, keberagaman dan toleransi di Kota Medan hal ini menjadi contoh konkrit terhadap perjalanan rekam jejak Islam nusantara ini. Kota Medan adalah sebagai kota ketiga yang ditelusuri di luar pulau jawa setelah Banda Aceh dan Aceh besar.
“ Kami berada di Kota Medan selama 4 hari dan yang akan kami kunjungi adalah SMAN-4 melakukan ceramah Deradikalisasi dan anti narkoba, kunjungan ke Masjid Al Osmani untuk lakukan rekam jejak sejarah Islam, selanjutnya Istana Maimon, Masjid Raya Al Mashun dan ziarah ke makam Kesultanan Deli, Gedung Musium Sumut, Vihara di Cemara Asri dan kunjungan salah satu Gereja tertua di Kota Medan, “ ujar Imam. (SB/01/D)