Penganan Keuma Ma Kuliner Khas Aceh Laris Manis
![](https://sentralberita.com/wp-content/uploads/2020/02/aceh-kue-436x500.jpeg)
sentralberita|Medan~Awalnya dari hanya coba-coba, sekarang di ‘tangan’ Vivi Marlina (46), penganan khas kuliner asal Aceh ini yang dinamakan Keuma Ma, sungguh laris manis.
” Ini semua karena saya hobby masak. Apa saja saya olah untuk jadi kudapan yang lezat. Apalagi, kalau keluarga dan permintaan teman-teman. Saya penasaran ingin membuatnya. Jadi, setiap kuliner yang saya praktekan selalu diicip icip oleh keluarga dan teman-teman saya. Kalau saya rindu masakan Keuma ma. Mau minta dibuatin sama ibu, tapi ibu tinggal di Aceh sedangkan saya di Medan. Jadi, daripada ngiler mending buat sendiri,” kata Vivi memulai obrolannya, kemarin di salah satu gerai kuliner di Jl DI Panjaitan.
Menurut Vivi, ibunya Hj Rosmaniar, suka masak. Sebelum ibunya meninggal dua bulan yang lalu, ibunya terus mengajari vivi masak. Terutama masak Keuma ma. Kuliner Keuma ma adalah kudapan dari ikan kayu. Ikan kayu yang terbuat dari ikan tongkol/tuna yang direbus lalu di keringkan.
![](https://sentralberita.com/wp-content/uploads/2020/02/aceh2-381x500.jpeg)
” Pertama-tama buatnya sih ya agak agak hangus dan asin gitulah. Namanya juga baru belajar. Tapi, setiap saya minta teman-teman mencicipinya. Selalu laris manis. Lama kelamaan teman-teman malah minta saya jual Keuma Ma ini. Awalnya hanya untuk bagi-bagi. Eheh…keterusan jadi pengusaha kuliner,” papar Vivi mengaku awalnya dia tak pede menjual Keuma ma ini,” karena saya tahunya masak Keuma ma ini secara otodidak saja.”
Alhasil, dua tahun lalu, Vivi mulai memberanikan menjual Keuma ma ini. Awalnya ikut-ikut bazar, pameran bahkan sekarang mulai menjual lewat online. ” Lable usaha saya dinamakan ‘Dapoer Vivi’.”
Begitu pun, kata Vivi, dia masih membeli ikan tongkol/ikan kayu langsung dari Aceh. ” Nggak tahu kenapa, saya rasa ikan kayu dari aceh lebih manis beda dengan ikan kayu yang dijual di Medan,” aku wanita berpostur tinggi dan cantik ini.
Untuk memerosesnya, kata Vivi lagi, semua tulang ikan kayu itu dibuang sampai sekecil-kecilnya. Lalu, direbus pakai daun asam. Kemudian, dijemur selama tiga hari. Biasanya di tepi-tepi pantai. Hingga kadar airnya berkurang. Itulah namanya ikan kayu yang diolah jadi Keuma ma. ” Ikannya juga disuwir-suwir seperti abon,” jelas Vivi sambil tersenyum.
Memasaknya seperti masak rendang. Dibolak-balik. Sebentar saja ditinggal bisa-bisa gosong.
Modelnya seperti rendang tapi rasanya seperti abon. Bisa untuk menambah nafsu makan. Selain itu ditambah garam, gula, sedikit bawang merah dan cabe. Jadi, ” Keuma ma ini benar-benar non tulang. Kalau rasa jangan ditanya. Rasanya nendang,” kata Vivi tersipu-sipu.
Untuk rasa juga ada yang pedas. Ada juga yang tidak pedas.
Setelah masak lalu dipacking mulai dari berat 300 gram hingga 1 kg. Jika di packing ini Keuma Ma lebih ringkas, praktis dan simple mengirimkannya.
Pelanggan Vivi mulai dari Medan, Banda Aceh, Jakarta, Bandung, hingga Singapore, Jepang dan Australia. Apalagi kalu musim haji, orderan bisa meningkat dibanding hari biasa. Karena ketahanannya bisa mencapai tiga hari.
Menurut Vivi, setiap hari ada saja orang yang memesan. ” Jika ada yang pesan dari luar kota atau luar negeri. Saya minta begitu sampai ke pelanggan, keuma ma ini harus segera dimasukan dalam freezer. Jadi kalau mau memakannya. Tinggal dipanasin di micro weff,” aku Vivi menjelaskan keuma ma nya sudah memiliki izin Depkes.( Debbi Safinaz )