Kredit Perbankan Sumut Melambat 2,5 Persen

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat (kiri) bersama Direktur BI Sumut Ardiwinata (dua kiri) dan Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan UMKM Seminar Sitepu (dua kanan) pada acara Bincang Bareng Media di Medan Senin (8/7).
sentralberita|Medan~Bank Indonesia (BI) mencatat pada triwulan II 2019 (posisi data Mei 2019) perkembangan kredit perbankan Sumatera Utara (Sumut) terpantau melambat sebesar 2,5 persen (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 4,3 persen (yoy) disebabkan kontraksi pada jenis kredit modal kerja sebesar -2,2 persen (yoy). Sementara, jenis kredit lainnya terpantau meningkat.
Hal itu dikemukakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat pada acara Bincang Bareng Media di Medan, Senin (8/7). Saat itu, Wiwiek didampingi Direktur BI Sumut Andiwiana S dan Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan UMKM Seminar Sitepu.
Ia mengatakan, dari sisi sektor ekonomi, perlambatan kredit didorong oleh sektor industri pengolahan yang terpantau terkontraksi hingga -21 persen (yoy).
“Hal ini sejalan dengan harga minyak sawit dunia yang juga terkontraksi,” jelasnya.
Dari sisi resiko kredit, Wiwiek menyebut secara umum kualitas kredit cenderung stabil sedikit meningkat di 3,15 persen. Hal ini terutama didorong oleh persentase kredit bermasalah (NPL) kredit konsumsi dan investasi di tengah perbaikan NPL kredit modal kerja
“Sementara, berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan NPL didorong oleh sektor industri pengolahan dan konstruksi,” ujarnya.
Akan halnya Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh melambat (0,9 persen,yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan ini didorong oleh kontraksi giro dan perlambatan deposito.
“Dari sisi golongan nasabah perlambatan DPK terutama didorong oleh DPK swasta yang terpantau terkontraksi,” katanya.
Sementara DPK pemerintah dan perorangan terpantau meningkat dan mampu menahan laju perlambatan lebih dalam. Untuk di Sumut, DPK masih terkonsentrasi di Kota Medan (proporsi hingga 69 persen).
Ia menuturkan, pihaknya mencatat kredit rumah tangga terpantau tumbuh sebesar 15 persen (yoy) dibandingkan periode sebelumnya 14 persen (yoy). Pertumbuhan didorong oleh KPR dan kredit multiguna sementara KKB terpantau melambat.
Kredit non-perform rumah tangga cenderung stabil di level 2,17 persen dengan penyumbang NPL tertinggi adalah KPR. Sementara, DPK perorangan pada periode berjalan terpantau tumbuh relatif tinggi yakni mencapai 12,9 persen, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Didorong oleh pertumbuhan tabungan dan deposito.
“Sejalan dengan DPK secara umum, DPK rumah tangga juga masih terkonsentrasi di Kota Medan (68 persen),” katanya. (SB//wie)
Pingback: สล็อตเกาหลี