Pangsa Ekonomi Sumut Terbesar di Sumatera

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat.
sentralberita|Medan~Perekonomian Sumut triwulan I 2019 tumbuh stabil 5,30 persen dibanding triwulan sebelumnya dan berada di atas nasional 5,07 persen. Secara historis, pertumbuhan triwulan I tertinggi sejak tahun 2014 dan saat ini memiliki pangsa ekonomi terbesar di Pulau Sumatera yang mencapai 23,33 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal itu kepada wartawan di kantornya Rabu (15/5).
Ia menjelaskan pada triwulan I tahun 2019 perekonomian Sumut tercatat 5,30 persen (yoy), tumbuh stabil dari triwulan IV 2018. “Pencapaian ini lebih tinggi dari nasional 5,07 persen yoy dan tertinggi sejak tahun 2014,” tegasnya lagi.
Di Pulau Sumatera, katanya, pertumbuhan 5,30 persen di triwulan I 2019 itu tertinggi kedua setelah Sumatera Selatan (Sumsel) yang tumbuh 5,68 persen. Namun pangsa Sumut ke Sumatera mencapai 23,33 persen, sedangkan Sumsel hanya 13,13 persen. Begitu pula Riau ekonominya hanya tumbuh 2,88 persen, namun pangsa ke Sumatera 22,42 persen. Selanjutnya Lampung, ekonominya tumbuh 5,18 persen (pangsa 10,59 persen), Sumbar 4,78 persen (pangsa 7,14 persen), Aceh 3,88 persen (pangsa 4,72 persen), Bengkulu 5,01 persen (pangsa 2,13 persen), Jambi 4,76 persen (pangsa 7,48 persen) dan Bangka Belitung 2,79 persen (2,19 persen).
“Prospek pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2019 menguat didukung oleh berlanjutnya proyek-proyek strategis multiyears di daerah ini serta perbaikan daya beli masyarakat,” katanya.
Wiwiek menyebut perekonomian Sumut didorong oleh konsumsi pemerintah sejalan dengan realisasi binsos dan belanja barang. Namun demikian, perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring dengan moderasi konsumsi masyarakat pasca momen perayaan natal dan tahun baru serta realisasi belanja modal pelaku usaha belum maksimal di awal menahan laju pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor konsumsi sejalan dengan berlanjutnya proyek multiyears serta informasi dan komunikasi seiring dengan persiapan Pilpres dan Pileg 2019.
Secara nasional, Wiwiek menjelaskan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 diproyeksikan kisaran 5,0-5,4 persen dan tahun 2020 kisaran 5,1-5,5 persen. Inflasi diproyeksikan 3,5 persen plus minus 1 persen dan tahun 2020 kisaran 3,0 persen plus minus 1 persen.
“Meski sedikit melambat pada triwulan I 2019, momentum pertumbuhan ekonomi dinilai tetap kuat ditopang oleh permintaan domestik,” katanya. (SB/wie)