DPR RI Nilai Perbankan Sumut Sudah Baik,Terbuka dan Modern


Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dan anggota DPR RI foto bersama pimpinan bank pada Kunker di Kantor BI Jalan Balai Kota Medan

sentralberita|Medan~Kondisi perbankan, khususnya di Sumatera Utara sudah cukup baik, lebih terbuka, sistem laporan keuangan sudah mulai modern.

“Pokoknya saat ini transformasi keuangan kita lebih baik,” tegas Achmad Hafisz Thohir, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI kepada wartawan usai Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi IX DPR RI ke Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sumut Jalan Balai Kota Medan Kamis (14/2/2019) petang.

Achmad Hafisz Thohir selaku pimpinan rombongan tujuh anggota Komisi IX yakni Didi Irwadi Syamsuddin, Heri Gunawan, Marsiaman Saragih, Refrizal, Sukirman, Erik Adtrada Ritonga dan Siti Mufattahah. Hadir Kepala Perwakilan BI Sumut Hilman Tisnawan, Kepala Grup Kantor Perwakilan BI Sumut Andiwiana Septonarwasto, Direktur Perum Jamkrindo Ignatius, Direktur PT Askrida Purnomo, Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman, Direktur Bank Sumut T Jefri dan kalangan perbankan lainnya.

Baca Juga :  Jelang Ramadhan, Ketua KPPU Sidak PasarĀ 

Achmad Hafisz mengatakan, kendala yang ada sekarang mengenai harga komoditas yang fluktuatif dan inilah yang membuat industrinya tidak seperti yang diinginkan karena memang ini faktor global.

“Karena itu kita keliling Indonesia supaya mengetahui persoalan spesifik apa di setiap daerah itu berbeda-beda termasuk di Sumut,” katanya.

Ia menyebut menghadapi hilirisasi di sektor pertanian belum sesuai harapan. Karena itulah yang membuat PAD di daerah stagnan.

“Kita minta mitra kerja supaya dapat memicu pertumbuhan lebih tinggi lagi,” tegasnya.

Sama seperti BI Sumut yang punya klaster kopi sehingga masyarakat bisa dijual dengan harga tinggi dan ini bisa jadi pilot project.

Di Medan, Achmad juga berharap bagaimana bisa melakukan industrialisasi CPO, ada 17 turunan yang bisa dilakukan sehingg memberikan lompatan harga dramatis.

Baca Juga :  JNE Medan melakukan Kunjungan Industri ke Pabrik Kelapa Sawit PT Karya Pratama Niaga Jaya

“Saya yakim kalau industrialisasi dilakukan maka cadangan devisa kita bisa berkali-kali lipat,” tegasnya.

Menyinggung bank wakaf, Achmad menyebut keberadaannya harus didukung meski pertumbuhannya masih berjalan pelan. Namun banyak negara seperti Rusia yang ingin belajar ke Indonesia bagaimana mengelola bank syariah. (SB/Wie)

Tinggalkan Balasan

-->