Hobi Yang Dilarang Orang Tua, Kisah M. Zepie Zulhamsyah

Sentralberita|Medan~Ini adalah sebuah kisah seorang anak laki laki bernama Zepie. Sebuah cerita tentang sebagian kisah hidupnya yang menurut saya cukup menarik , yang diceritakannya kepada saya, sehingga saya berinisiatif untuk menuliskannya. Seorang anak laki laki lahir dari keluarga kecil sederhana , anak pertama dan satu satunya .

 Terlahir di Medan 8 September pada tahun 1995 meiliki ayah yang bernama Bapak Zulhamsyah dan seorang ibu yang bernama Ibu Ponisih. Ayahnya asli keturunan China yang sebenarnya memiliki marga China yaitu marga “Liank” namun karena atok dari zepie ini adalah mualaf dan memutuskan untuk meninggalkan atribut kecinaannya. Sedikit menurunkan sifat cina yang terbilang sedikit keras ayah dari zepie ini pun cukup disiplin dalam mendidik Zepie sewaktu kecil bahkan sampai sekarang,  ujar Zepie.

Selain mungkin karena watak yang cukup keras dalam mendidik dan juga zepie adalah anak satu satunya jadi dalam mendidik anak,  ayah Zepie cenderung protektif dalam segala hal terkait perkembangan putranya. Sedikit cerita tentang masa kecil zepie , ia tidak hanya tinggal dengan ayah dan ibunya tetapi ia juga tinggal dengan kakek dan nenek dari ibu yang tinggal di perumnas Helvetia Medan , karna ayah dan ibu zepie bekerja setiap harinya dari pagi sampai sore.

 Ayah Zepie bekerja sebagai pedagang ikan teri di pusat pasar sedangkan ibunya sebagai pegawai toko baju di Medan Mall. Jadi dari kecil Zepie tumbuh dirawat oleh kakek dan neneknya. Hingga pada saat zepie kelas 1 SMP ia kehilangan seoarang kakek yang biasa dibilang sebagai pengganti sosok ayah yang menjaga dari pagi sampai sore.

Baca Juga :  Pemko Medan Dorong Kepala Sekolah Sosialisasikan Program KEJAR OJK, Bangun Generasi Muda Cerdas Finansial

Yang membuat zepie sedih pada saat itu mengingat sosok kakek yang berjasa dalam hidupnya, ” kakeklah yang mengantarnya setiap hari untuk pergi sekolah pada waktu itu TK yang jaraknya cukup jauh dari rumah hanya dengan menggunakan sepeda, entahla cukup panjang untuk menceritakannya,” ujar Zepie.

 Tahun demi tahun berlalu,  Zepie yang memiliki hobi bermain sepak bola mengalami fase yang cukup kurang dukungan dari orang tuanya terutama dari ayahnya, dia ingin bercita cita sebagai pemain bola dan ingin sekali untuk sekolah bola namun larangan dari ayahnya itulah yang membuatnya sedikit pesimis, ayahnya melarang dengan alasan “buat apalah jadi pemain bola nanti kaki kau patah dan akibat fatalnya gak bias jalan” alasan klasik orang tua untuk melarang anaknya bermain bola.

Dengan lapang dada Zepie pun mengurungkan niatnya dan karna tidak berani juga dengan ayahnya sehingga dia tidak melawan. Bahkan sikap ayahnya ini masih tetap melekat ketika Zepie tumbuh besar yang sekarang sepak bola dijadikan Zepie hanya sekedar hobi tidaklah menjadi sebuah cita cita.

 Ia pun sering bermain bola yang zaman sekarang lebih marak maraknya bermain futsal sebagai hobi saja. “Pada saat SMA hobi ini juga bisa dijadikan uang masuk manakala tim kami  bertanding dengan tim lain dengan ada imbalan atau taruhannya. Tim kami pada saat itu bisa dibilang cukup lumayanlah , lumayan lemah hehehe , canda Zepie.

Baca Juga :  Warga Siantar Nobar Euro 2024 Bersama Nikson Nababan

Tim sekolah Zepie yang pada saat itu bersekolah di MAS Miftahussalam Medan cukup sering mengikuti tournament futsal antar sekolah namun prestasi terbaiknya hanya mencapai semi final dan tidak pernah mendapat juara , pada saat itu Zepie ditunjuk sebagai kapten futsal disekolahnya karna dialah yang berusaha keras untuk memajukan futsal disekolahnya itu dan berhubung pada saat itu dia juga sebgai ketua osis jadi dia memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan siswa siswi disekolahnya .

 Kegiatan futsal tersebut berjalan tanpa sepengetahuan dari orang tuanya karena ia takut kalau orang tuanya tahu dan akan dimarahi karna masih aktif main futsal. Padahal dari futsal itu Zepie sempat dapat uang tambahan sebagai pelatih futsal di sekolahnya.

Sampai pada akhirnya futsal membuat kakinya patah tepatnya tempurung lututnya bergeser dan itulah seakan kualat sama orang tua dan akhirnya ketika mendengar kejaidan itu orang tua Zepie hanya diam saja gak bisa ngomong apa apa lagi , cukup lama masa penyembuhan itu lebih dari sebulan itupun sampai sekarang sebenarnya belum sembuh total , tapi sampai sekarang karena hobi, orang tua pun gak bisa melarang hobi tersebut dan zepie.

Masih tetap bermain futsal, dan tentunya main diam diam karena takut ketahuan ayahnya bahkan setiap main sepatu futsal dititipkan sama temennya karena takut ketahuan hehehe, ujarnya.   Itulah tadi sedikit kisah yang diceritakan seorang anak laki laki yang bernama M, Zepie. (SB/Rasy).

Tinggalkan Balasan

-->