Hanya 5 Persen Lumpur Tinja dan 1 Persen Air Limbah Diolah dengan Benar
Sentralberita|Medan~Hanya lima persen lumpur tinja dan satu persen air limbah yang dihasilkan masyarakat dikumpulkan dan diolah dengan benar, sehingga menyebabkan kekhwatiran akan dampak kesehatan dan lingkungan.
Hal ini disampaikan Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi, Ir Heri Batang Hari Nasution ketika memberikan sambutan pada diskusi media tetantang Sanitasi Aman, Selasa (31/7/2018) di IPAL Cemara Medan yang diselengarakan USAID IUWASH PLUS Sumatera Utara.
Pembicara pada diskusi tersebut Regional manajer USAID IUWASH PLUS Sumatera Utara, Muhammad Yagi dan Ketua Tim Pengembangan Air Limbah PDAM Tirtanadi, Lokot Parlindungan Siregar dan dihadiri Zaman Mendrofa serta dari pihak IUWASH PLUS Rahma Simamora, Meliani Miranda dan Ricky Barus.
Menurut Nasution, sanitasi sangat penting bagi kesehatan dan kehidupan sehari-hari, karena itu Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) sangat berguna bagi kesehatan masyarakat, karena salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah tangki septik yang tidak kedap, sehingga lumpur tinja dan air limbah domestik dapat merembes ke tanah dan sumber air.
“Sayangnya hingga saat ini masyarakat masih belum mengetahui LLTT dalam mewujudkan sanitasi yang aman dan lingkungan yang sehat,”ujar Heri seraya menyampaikan pemerintah telah meluncurkan program-program LLTT dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kota Medan.
Saat ini menurut Lokot Parlindungan Siregar sedang menunggu peraturan walikota tentang regulasinya, sementara Perdanya telah ada no. 14 tahun 2016. PDAM Tirtanadi nantinya sebagai operator pelaksana. Jika telah terwujud nantinya dan sangat diharapkan peran pemerintah Medan dalam hal ini, Lokot memastikan masyarakat mendapatkan layanan sanitasi terbaik di Sumatera Utara.
“Kami menyediakan sistem layayan sanitasi terpadu dan terinterasi melalui sistem perpipaan untuk mendukung penuh upaya pemerintah mensukseskan target akses universal 2019, yaitu target 100 persen akses air minum, nol persen kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak pada tahun 2019, “katanya.
Menurut Muhammad Yagi IUWASH PLUS menyediakan pendampingan/mediasi teknis dan mendukung kesadaran masyarakat agar bisa memanfaatkan IPLT dan mengakses layayanan LLTT. “Kami bermitra dan mendukung pemerintah dalam mengembangkan sistem pengolahan air limbah yang konfrhenshif dari tangki septik rumah tangga yang layak, hingga layanan penyedotan dan pengeloaan tinja di tingkat kota.
Dukungan dari berbagai pihak termasuk media sebagai ujung tombak pengetahuaan bagi masyarakat tentang pentingnya LLTT. Yang dilakukan IUWASH PLUS implementasi regulasi, membangun manajemen, sistem informasi dan melakukan komunikasi dengan masyarakat tertama dalam rangka edukasi.
Usai melakukan diskusi , sejumlah media mengunjungi pengolahan air limbah dan lumpur tinja. Air limbah yang dilakukan PDAM Tirtanadi melalui perpipaan -saat ini 19 ribu pelanggan-disaring dalam berbagai tahapan dan dibuang ke sungai dan bisa digunakan selain untuk konsumsi karena belum ada keputusan untuk konsumsi.
Sementara lumpur ninja masih dua truk setiap harinya diangkut, setelah mendapat pengolahan bisa digunakan untuk bahan bakar dan pupuk. (SB/Husni L)