Tragedi di Surabaya, Pelaku Pasar Diminta Untuk Tenang dan Beraktivitas Secara Normal

Sentralberita|Medan~Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan, pihaknya bersama KPEI dan KSEI mengaku prihatin atas kejadian teror akhir-akhir ini termasuk serangan teror bom di Surabaya.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini”, tegas Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Minggu (13/5).”Sebagai wujud keprihatinan dan ketegaran atas tragedi di Surabaya kami meminta kepada seluruh SRO dan anak Perusahaan dalam 3 hari ini sejak Senin (14/5) sampai dengan Rabu (16/5) untuk mengenakan pakaian putih dengan pita hitam di lengan kanan dan juga mengimbau Perusahaan Tercatat dan Anggota Bursa untuk melakukan hal yang sama yaitu mengenakan pakaian putih dengan pita hitam sebagai bentuk ketegaran.”
Tito mengimbau kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal. Dia menjelaskan, pengalaman pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016, menunjukkan bahwa teror tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal.
Tito mengungkapkan, pada saat terjadinya teror, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sebanyak 77,86 poin atau sebanyak 1,72 persen di level 4.459,32 poin.
“Namun koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara karena pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama, IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53 persen dan keesokan harinya justru menguat 0,24 persen. Investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi,” tegasnya.
Tito optimis teror bom Surabaya juga tidak akan berpengaruh besar terhadap aktivitas di pasar modal. Secara fundamental, perusahaan tercatat yang tergabung dalam LO45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata rata pendapatan meningkat sebesar 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal 1 2018 dibandingkan dengan kuartal 1 2017.
Sementara kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun (meningkat sebesar 16.7 persen dibandingkan 2017) dan frekuensi harian sebesar 387 ribu (meningkat sebesar 23,7 persen dibandingkan 2017).
Tita juga meminta investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimis terhadap stabilitas keamanan nasional.