Presley Dorong Anak Muda Daerah Bangga dengan Budaya Lokal melalui Komunitas Alusi Au
sentralberita | Medan ~ Anak muda asal kota Medan, Presley Panca Yahya Simangunsong, kini aktif memimpin gerakan pemberdayaan di daerah dengan mengangkat identitas budaya lokal sebagai kekuatan utama perubahan sosial. Melalui komunitas Alusi Au dan kolaborasi lintas sektor, Presley mendorong generasi muda di berbagai wilayah untuk kembali bangga akan akar dan asal mereka.
Presley yang kini beraktivitas sebagai pimpinan Program Remaja dan Fasilitator di Centra Mitra Remaja PKBI Sumatera Utara menyadari bahwa banyak anak muda daerah yang merasa “terpinggirkan” dalam arus modernisasi budaya. Ia melihat bahwa budaya lokal bukan sekadar warisan, melainkan potensi yang bisa dikembangkan untuk membangun karakter dan identitas lokal.
Untuk itu, Presley membentuk komunitas Alusi Au sebagai ruang bagi anak muda untuk belajar, berkarya, dan berbagi cerita. Proyek terakhir yang dilaksanakan adalah “Sada Ari Marumpasa”, terkait pelestarian tradisi lisan Batak Toba dan pengangkatan potensi budaya lokal lainnya. Dalam setiap kegiatan Alusi Au, ia mengajak generasi muda untuk tidak hanya mempelajari budaya, tetapi juga menuliskan ulang, mendokumentasikan, dan menyebarkan lewat media digital agar lebih relevan dengan zaman.
Tidak hanya sendiri, Presley menggandeng lembaga pemerintah, komunitas budaya, dan jaringan kreatif untuk menggelar pelaksanaan kegiatan hingga kampanye media sosial. Lewat kolaborasi, anak muda dari Kota Medan ini mendapat akses untuk tampil di panggung nasional atau mendapat dukungan dan dorongan yang sebelumnya jarang dijangkau.
Dengan pendekatan ini, Presley berharap dua hal tercapai: pertama, identitas budaya lokal kembali
menjadi kebanggaan bagi anak muda; dan kedua, pemberdayaan daerah dimulai dari generasi muda yang
aktif, kreatif, dan berdampak. “Ketika kita mengenal dan menghargai asal kita, kita akan punya pondasi kuat untuk bergerak lebih jauh,” ujar Presley dalam sebuah wawancara singkat.
Meski tantangan masih banyak, seperti keterbatasan akses teknologi di beberapa daerah, anggapan bahwa budaya itu “kuno”, serta persaingan konten digital yang semakin cepat, Presley tetap optimis bahwa langkah kecil yang konsisten akan membawa perubahan. Ia menegaskan bahwa generasi muda bukan hanya penerima budaya, tetapi juga pelestari budaya.01/red
