Relawan SPPG Sukajadi Sergai Geruduk Rumah Wartawan Terkait Isu Limbah

sentralberita | Serdang Bedagai ~ Suasana di Dusun III, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, mendadak ramai pada Senin (15/2025) pagi. Belasan relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sukajadi, yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga, mendatangi rumah seorang wartawan berinisial ZH, pimpinan salah satu media online lokal.

Aksi tersebut dipicu oleh unggahan ZH di platform media sosial TikTok yang menyinggung dugaan pencemaran limbah dari SPPG Sukajadi. Dalam video itu, disebutkan adanya keresahan petani akibat aliran limbah yang diduga mencemari irigasi.

Namun, pernyataan tersebut menuai keberatan dari relawan. Mereka menilai informasi yang disampaikan sepihak dan mencoreng nama baik SPPG.

“Kalau memang ada masalah limbah yang merugikan petani, seharusnya petani datang langsung ke SPPG, bukan mengadu ke orang lain sampai viral di media sosial. Kami juga ingin tahu siapa sebenarnya petani yang dimaksud,” ujar salah seorang relawan di hadapan ZH.

Relawan juga khawatir, pemberitaan yang beredar dapat mengganggu keberlangsungan operasional SPPG yang menjadi sumber penghasilan banyak keluarga.

Baca Juga :  Isu Oknum Konsumsi Narkoba Tidak Terbukti, Propam: Hasil Tes Urine Negatif

“Kami minta postingan dihapus. Kalau sampai SPPG ditutup gara-gara berita itu, kami nanti datang lagi ke sini minta makan sama bapak,” teriak seorang ibu rumah tangga yang ikut dalam aksi.

Menanggapi desakan tersebut, ZH menegaskan tidak akan membuka identitas narasumber yang memberikan informasi terkait keluhan petani. Menurutnya, apa yang diberitakan sudah sesuai dengan kaidah jurnalistik dan dilindungi Undang-Undang Pers.

“Yang kami angkat adalah keresahan petani soal limbah MBG (Makanan Bergizi Gratis) di saluran irigasi, bukan soal pekerja SPPG. Kalau ada pihak yang menilai berita itu hoaks, silakan tempuh jalur hukum, bukan memaksa penghapusan konten,” tegas ZH.

ZH juga menyarankan pihak-pihak yang keberatan agar menempuh jalur somasi resmi, bukan dengan mendatangi rumah wartawan secara beramai-ramai.

Di sisi lain, Kepala SPPG Sukajadi, Anita, yang didampingi Asisten Lapangan Riski, memastikan bahwa limbah yang dihasilkan SPPG telah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Ketua Kelompok Tani Suka Mulya Dusun IV, Sugianto, bersama Kepala Dusun IV Mardiansyah, turut membantah adanya keluhan petani. Menurutnya, hasil panen padi pada musim tanam ini berjalan normal tanpa ada gangguan.

Baca Juga :  Layanan Konsultasi Hukum Gratis Pertama di Sergai, Ketua PN Sei Rampah : Ini Luar Biasa

“Musim tanam tahun ini hasil panen padi normal. Artinya, limbah SPPG tidak berdampak buruk pada tanaman. Kami justru berharap pemerintah bisa memperbaiki saluran irigasi agar hasil pertanian semakin maksimal,” kata Sugianto.

Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil pemeriksaan pemerintah daerah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sergai, Heidi Novria, yang turun langsung bersama Kepala Dinas Pertanian Dedi Iskandar, memastikan limbah SPPG aman.

“Dari hasil uji laboratorium, limbah SPPG masih berada di bawah ambang batas baku mutu, sehingga tidak berbahaya,” ungkap Heidi.

Dedi Iskandar menambahkan bahwa kondisi pertanian di sekitar SPPG tidak mengalami gangguan. “Panen padi tetap normal dan sesuai hasil uji laboratorium, limbah SPPG tidak berpengaruh terhadap tanaman,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, persoalan antara relawan SPPG dan ZH masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Pemerintah daerah berharap semua pihak dapat menyikapi persoalan dengan bijak dan menempuh jalur yang sesuai hukum. (SB/ARD)

-->