Maestro Limbong Pimpinan Sanggar Seni Sianjur Mulamula Jawab Kerinduan Pecinta Opera Batak

sentralberita | Kampar ~ Opera Batak “Dalihan Natolu” yang diselenggarakan Sanggar Seni Budaya Sianjur Mulamula, di Jl. Lintas Simpang Gelombang – Kota Batak KM 31 Desa Indrasakti, Tapung, Kampar – Riau gemparkan warga Kabupaten Kampar (19/07/2025).

Kegiatan Opera Batak yang didatangkan langsung dari Kabupaten Samosir, Sumatera Utara ini mampu menjawab rasa penasaran muda – mudi. Bahkan para orangtua dan sesepuh juga merasa terjawab sudah atas kerinduannya dapat melihat langsung opera batak.

“Saya mewakili anak anak muda atau generasi Gen Z merasa penasaran sebelum melihat langsung Opera Batak ini. Bahkan saya bertanya ke ibu apa itu Opera Batak,” kata Desi Siringoringo (24).

Sambungnya lagi, “Bu, saya mendengar informasi akan diadakan Opera Batak Dalihan Natolu. Apa itu bu, apakah perlu saya hadiri atau tidak. Lalu ibu bilang, hadirlah nak, dulu ibu sangat senang menonton opera batak dan itu sangat penting bagimu untuk lebih mengenal budaya Batak. Lalu setelah saya hadiri sangat luar biasa dan saya dapat lebih mengerti budaya Batak,” ucap Desi meniru ucapan ibunya.

Dalam opera ini, salah seorang pemain opera batak yang menyanyikan lagu tentang kondisi rumahtangga yang berjuang keras dengan tidak mengenal lelah dan susah payah, menghentak hati para penonton dan tidak sedikit yang meneteskan air mata.

Bahkan Op. Jones Simbolon boru Harianja sampai maju dan naik ke panggung untuk memeluk Wanita pemain opera tersebut sambal meneteskan airmata.

S.A.S Purba berharap dan meminta kepada para orangtua untuk menerapkan bahasa Batak kepada anak – anak di rumah. Serta memberi pemahaman tutur sapa sesuai dengan adat dan budaya Batak.
“Jangan sampai anak – anak kita ketinggalan adat kita,” terang S.A.S Purba.

Acara yang dibuka dengan doa, dan selanjutnya penonton menyaksikan tari tortor yang dibawakan oleh putra putri yang berasal dari sekitar Kota Batak tersebut mambuat penonton histeris dan bertepuk-tangan.
Karena selama ini warga tidak menyangka bahwa Tina Boru Hutabarat dan rekan- rekannya tidak pernah terlihat melakukan aksi tortor tersebut.

Ketua Pemuda Batak Bersatu (PBB) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kab. Kampar, mengatakan kedepannya untuk saling berkoordinasi untuk menggelar acara Opera Batak.

“Acara malam ini sebagai acuan kedepannya akan lebih ditingkatkan. Kemajuan jaman boleh kita ikuti, budaya tidak boleh kita tinggalkan. Kegiatan seperti ini sangat mendukung, jangan kita terpengaruh dengan budaya budaya lain,” sebut Marihot Siburian.

Op. Tere Harianja (Harianja Katering) yang juga merupakan Raja Parhata, memberikan apresiasi kegiatan Opera Batak Dalihan Natolu. “Bapak ibu mungkin ada yang tidak terima Opera Batak dengan menafsirkan hal negatif. Dilain hal, saat menyampaikan umpasa (pantun) banyak yang tidak mengerti bahkan salah mengucapkan.

Baca Juga :  Datang Kelen ya.. !!! Malam ini di Lapangan Warna Warna, Alfina Nindiyani Hibur Pengunjung Ramadhan Fair

Bangun Sihotang juga berharap agar kedepannya kita bisa lebih Bersatu lagi dalam mengadakan kegiatan opera Batak Dalihan Natolu yang datang dari Kabupaten Samosir. Hal tersebut disampaikannya karena kegiatan Opera Batak ini dirancang dalam waktu yang sangat singkat selama 1 (satu) minggu.

Senada hal diatas, A.Renta Samosir menanggapi opera Batak sudah sangat lama.
“Bahkan saya sejak tahun 1991 tinggal di Kampar ini belum pernah menemukan kegiatan Opera Batak. Saya juga mantan pemain opera Serindo, pada Jaman Gomong Sinaga, Turman Sinaga dan juga Marga Sitanggang. Jadi yang saya sampaikan, saya sangat bangga acara Opera Batak ini, ” sebut Samosir.

Op. Benget Sagala boru Naibaho, menyebut sejak tahun 1989 tidak pernah lagi menonton opera Batak. Terimakasih sudah menggelar opera Batak, dan mengajak para orangtua untuk mendidik anak – anak, kata Op. Benget yang berasal dari Kab. Samosir.

OP. Jones Simbolon Br. Harianja dalam tanggapannya menyampaikan, bahwa kegiatan Opera Batak yang diselenggarakan ini adalah jawaban sejak tahun 1986 tinggal di Kampar baru ini melihat langsung kegiatan opera batak. “Mari kita didik anak- anak kita, karena saat ini banyak anak anak yang tidak mengetahui Bahasa batak. Waktu kita nyuruh cucu ngambil air putih menggunakan Bahasa Batak, lalu si cucu kaena tidak mengerti menjawab apanya dibilang oppung,” kata Op. Jones.

Sama halnya dengan Op. Rendi Sitohang Br. Sitinjak (72), mengaku sangat bahagia dan mampu menjawab rasa kerinduan acara opera Batak dapat saya saksikan langsung.

Yang tak kalah semangat adalah seorang nenek berusia 75 tahun juga ikut menghadiri Opera Batak Dalihan Natolu tersebut, yakni Oppung Mangatur Sinaga Boru Naibaho.

“Saya sangat bangga atas digelarnya opera Batak ini, terimakasih untuk panitia dan semuanya yang terlibat. Smoga kedepan kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lagi, karena sebagai obat kerinduan buat kami para orangtua, mengingat opera Batak ini adalah tontonan kami pada waktu masih remaja,” sebut Oppung mangatur dengan suara yang masih jelas kedengaran.

Opera Batak “Dalihan Natolu” melalui Sangar Seni Budaya Sianjur Mula mula , melakukan kegiatan yang dipentaskan yaitu terjadinya dalam kehidupan sehari-hari yakni “Dalihan Natolu”. Reny Simanjuntak juga hadir sebagai artis opera batak dan sebagai artis pendukung, yang mampu membawa penonton berinteraksi atas syair dan alunan suara kas musik Batak tradisional.

Maestro Aliman Tua Limbong mengatakan, pada umumnya semua masyarakat Batak Toba mengetahui motto Dalihan Natolu yaitu Manat Mardongan Tubu, Elek Narboru, Somba Mar Hula – Hula . Namun kami rasa banyak yang tidak mengetahui yang sebenarnya dari mana asal usul Dalihan Natolu tersebut. Diterangkannya, setelah kami baca Buku Raja Marpodang Gultom, lanjut Maestro Aliman Tua Limbong, tenyata Dalihan Natolu ber Awal dari Kenegerian Limbong di Gedung Puskesmas Limbong.

Baca Juga :  Pj Gubernur Fatoni Buka Sumut Fashion Week 2024, Tampilkan 409 Koleksi Busana Karya 70 Desainer

“Berkat petunjuk yang Maha Kuasa kami rangkai menjadi sebuan Ceritera dan sudah kami pentaskan di beberapa tempat, seperti di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), demikian juga hari jadi Kabupaten Samosir, sebutnya
Dengan ditampilkannya terjadinya Dalihan Natolu ini, kami berharap semoga masyarakat Batak yg ada di Tapung, Kampar dapat memaknai serta mendalaminya sehingga Budaya Batak semakin lestari di Kota Batak sekitarnya,” kata Aliman Tua Limbong.

Wanto Sinaga, SH, selaku Ketua Panitia berharap kegiatan ini dapat menjawab kerinduan para saudara – saudara kita atas tampilnya secara perdana OPERA BATAK “DALIHAN NATOLU” di Desa Indrasakti,Tapung, Kampar.
“Ini adalah momen yang sangat dinantikan para orangtua kita yang sudah sepuh, mengingat pada masa mudanya mereka sering menemukan pertunjukan Opera Batak. Namun di usianya yang sudah cukup ini mereka hampir tidak menemukan pertunjukan Opera Batak ini. Inilah yg menjadi perhatian khusus kami bagi para orangtua yang sangat kami hormati,” sebut Wanto Sinaga.

Wanto Sinaga menambahkan, walau kegiatan ini direncanakan dalam waktu singkat, kami berharap Opera Batak ini dapat menjawab rasa kerinduan keluarga besar Batak yang ada di Tapung, Kampar, Riau.

Januari Simbolon selaku penanggungjawab kegiatan menuturkan, sangat berterimakasih kepada Sanggar Seni Sianjur Mulamula.
“Saya baru pertamakali melihat acara Opera Batak. Jadi keingintahuan dan penasaran saya terhadap Opera Batak ini saya rasa sama saja dengan teman teman sebaya saya. Dan saya menginjakkan kaki di Kampar ini sejak tahun 1986 belum pernah melihat langsung pertunjukan Opera Batak. Sehingga dengan adanya Opera Batak ini, semoga kerinduan para orangtua terjawab. Apalagi tadi saya melihat adanya minat anak-anak muda yang ikut hadir menonton, terimakasih untuk semuanya,” tutur Januari Simbolon, sembari tersenyum.

Januari Simbolon juga meminta maaf atas kekurang-nyamanan tamu undangan selama menonton aksi para pemain drama Opera Batak dan artis Opera Batak, terlebih makanan ringan dan minuman yang kurang karena melebihi dari perkiraan jumlah penonton yang hadir di acara yang digelar mulai Pkl.16.00 – 23.00 Wib tersebut. Bahkan dirinya juga meminta maaf atas kurang meluasnya undangan sehingga banyak yang complain karena merasa tidak diundang.

“Kegiatan ini mendapat dukungan spontanitas dari TJ Group, RAM ASS dan Amora Logistik. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Silau Raja Musik dan tim, Pesona Studio dan tim, serta seluruh undangan yg hadir,” pungkas Januari Simbolon.(rel/put)

-->