Malaysia Gelar Gowes Dua Negara di Medan
sentralberita | Medan ~ Pemerintah Malaysia melalui Konsulat Jenderal Malaysia di Medan dan Tourism Malaysia Medan menggelar “Gowes Dua Negara” Kamis (20/5/2021).
Gowes sepeda itu dibuka Konsul Jenderal Malaysia di Medan Aiyub Omar didampingi Direktur Tourism Malaysia/Konsul Pelancongan Malaysia di Medan Hishamuddin Mustafa. Keduanya menjadi peserta bersama sekira 30 orang yang ikut gowes. Tercatat ada dari Konsulat Jenderal Malaysia (KJM), Angkatan Udara RI, Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia dan Wilmar Bisnis Indonesia (WBI) serta Prodia.
Rute gowes dari kantor KJM Jalan Diponegoro Medan menuju ke Polonia – Kompleks AU – Medan Johor – Jalan Halat – Menuju WBI di kawasan Jalan Pancing Medan (jarak sekitar 25 km). Dari WBI menuju Desa Wisata sawah Pematang Johar, Kabupaten Deliserdang sekira 15 km.
Konjen Malaysia di Medan Aiyub Omar mengatakan gowes sampai 40 km. Peserta dari AU, IJN, WBI dan Prodia. Selama ini, ada acara open house, halal bi halal tapi karena pandemi tidak dibolehkan. “Untuk itu, gowes dua negara ini dapat menjadi ajang silaturahmi dua negara,” katanya
Aiyub menyebut gowes ini dapat lebih mempererat hubungan kedua negara yang bersaudara. Tiap minggu staf Konjen Malaysia memang selalu gowes masuk ke kampung kampung.
“Saya pernah juga ke wisata sawah Punden Rejo dan ini yg ketiga. Kita ini serumpun. Kita harapkan hubungan makin terus erat. Tapi kadang ada isu-isu yang menerpa hubungan dua negara,” ungkapnya.
Direktur Tourism Malaysia Medan/Konsul Pelancongan Hishamuddin Mustafa mengatakan Desa Pematang Johar menjadi desa terbaik kedua di Indonesia. Tujuan utama gowes dua.negara ini untuk aktivity bersepeda. Halal BI halal tak dibenarkan tapi gowes bisa. “Gowes untuk sehat. Masa pandemi ini harus selalu sehat, rokok dihentikan,” jelas Hishamuddin.
Kades Pematang Johar Sudaryanto menyebut, Desa Pematang Johar sangat berpotensi untuk pertanian. Ada 3.300 hektar areal pertanian, diantaranya 1.750 hektar areal sawah dengan jumlah penduduk 4.500 KK (16 ribujiwa) dari berbagai suku: Jawa, Banten, Banjari, Tionghoa dan lain lain.
Tempat ini dijadikan sbg tempat untuk wisata, selain tempat lainnya untuk tempat pembuatan batik. (wie/red)