Nasib Pedagang Takjil Belasan Tahun yang akan Direlokasi dari depan Masjid As-Silmi


sentralberita|Subulussalam ~ Bazar Ramadhan merupakan salah satu khasanah / tradisi dalam menyambut Ramadhan dan bagian dari keistimewaan Aceh dalam menjalankan syariat Islam

Berbicara Mengenai penjual takzil Selama bulan Ramadhan di Kota Subulussalam, Pasti fikiran kita langsung tertuju ke depan Masjid As-Silmi.

Siapa sangka ternyata bazar Ramadhan yang selalu kita saksikan selama Bulan puasa tersebut sudah ada sebelum Pemko Subulussalam Diresmikan. Tepatnya Ramadhan 1426 H / Oktober 2005 M.

Jika dihitung dengan tahun ini, Bazar Ramadhan Tersebut sudah berdiri 16 tahun. Dilansir dari pengurus IRMAS ( Ikatan Remaja Masjid As-Silmi ) Manajement Pemasaran Takzil dilakukan oleh Anggota IRMAS itu sendiri, Sedangkan Takzil yang diperjualbelikan diperoleh dari titipan ibu-ibu rumah tangga seputaran Masjid.

Baca Juga :  Penanganan Stunting Dipimpin Atika Amburadul, Madina Gagal Terima DID Tahun 2023

IRT yang menitipkan jajanan di Bazar Tersebut, Berkisar 36 IRT dan Sekitar 10.000± takzil dalam berbagai jenis dan macam sehari. Selama 15 tahun anggota IRMAS sudah membantu IRT meningkatkan ekonomi keluarga saat bulan Puasa.

Penyediaan peralatan atau sejenisnya untuk mendirikan Bazar dilakukan secara swadaya dan hasil pendapatan yang diperolah dari menjual takzil selama Ramadhan tersebut Di infaqkan ke Masjid As-Silmi melalui Infaq Anak Yatim/Piatu, juga menginfaqkan pendapatan untuk Qurban di Idul Adha.

Tak hanya itu, beberapa dari anggota IRMAS setiap harinya menyebar kupon ke rumah-rumah warga seputaran masjid untuk menyediakan Takjil buka bersama yang di adakan setiap hari selama bulan Ramadhan di Aula Masjid As-Silmi.

Baca Juga :  Naslindo Sirait Terima Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2024

Upaya yang dilakukan IRMAS dalam meningkatkan perekonomian warga seputaran Masjid selama 15 tahun tersebut. Menjadi motivasi tersendiri bagi pemuda-pemudi daerah lain, dengan mencoba mendirikan bazar ramadhan di seputaran domisili mereka.

Berkat dukungan BKM dan Jamaah mesjid As-Silmi Bazar Ramadhan tersebut bisa bertahan sampai saat ini.

Tapi Sayangnya, beberapa tahun kebelakang IRMAS harus dihadapkan dengan perelokasian/pengalihan/penggusuran Bazar Ramadhan yang sudah ditentukan di satu titik oleh Pemerintah.

Yang bisa dikatakan hasil dari penjualan takjil titipan IRT belum dapat dipastikan habis seperti di tempat biasa.

Bagaimana perasaan dan kerugian yang harus ditanggung oleh IRT yang sudah menitipkan?Mengingat Jenis/macam takjil tersebut hanya bisa bertahan 1 harian. (SB/Sf)

-->