Hujan Deras Tak Surutkan Semangat Jambore Aceh Timur 2025

sentraBerita | Aceh Timur ~ Hujan belum sepenuhnya turun ketika ratusan anggota pramuka mulai memenuhi Lapangan Upacara Pemerintah Kabupaten Aceh Timur. Awan tebal menggantung sejak pagi, namun suasana di lapangan tetap terasa hidup. Anak-anak pramuka dari berbagai kecamatan terlihat saling menyapa, menyiapkan barisan, dan menata perlengkapan mereka. Pembukaan Jambore Cabang Aceh Timur Tahun 2025 adalah kegiatan yang mereka tunggu sejak berbulan-bulan lalu.
Tak lama kemudian, Wakil Bupati Aceh Timur, T. Zainal Abidin, S.Pd.I., M.H., tiba di lokasi bersama istrinya, Ny. Erni Handayani, S.Keb. Keduanya menyambut beberapa pembina pramuka dan melangkah menuju tribun utama. Pada saat itu, cuaca masih bersahabat meski langit tampak mengabarkan sesuatu yang berbeda.
Baru beberapa menit upacara berlangsung, hujan turun dengan tiba-tiba. Butiran air yang awalnya rintik berubah menjadi deras, membuat seluruh peserta basah seketika. Lapangan yang terbentang tanpa atap membuat tak ada satu pun tempat berteduh bagi para peserta, kecuali tribun kecil di sisi lapangan.
Namun, satu momen kemudian menjadi pusat perhatian seluruh orang yang hadir. Alih-alih menunggu hujan mereda dari tribun, Wabup Zainal turun dari tempat berteduh dan melangkah ke tengah lapangan. Ia berdiri bersama para peserta pramuka yang tetap berada dalam barisan mereka. Istrinya mengikuti dari belakang dan berdiri di sampingnya. Keduanya memilih merasakan hujan dalam kondisi yang sama seperti peserta lainnya.
Tindakan tersebut tidak diumumkan, tidak direncanakan, dan tidak pula dibuat sebagai simbol. Namun, kehadiran seorang pemimpin yang berdiri basah kuyup di tengah peserta memberikan kesan yang kuat bagi banyak orang di lapangan. Beberapa undangan yang menyaksikan dari kejauhan bahkan sempat memberi tepuk tangan, sebuah gestur spontan dari rasa hormat.
Dalam sambutannya di tengah hujan, Wabup Zainal menyampaikan bahwa apa yang terjadi di lapangan pagi itu adalah bagian dari nilai-nilai dasar kepramukaan: kebersamaan, keikhlasan, dan kesiapsiagaan. Ia mengatakan bahwa hujan bukan alasan untuk mengurangi semangat, melainkan pengingat bahwa pengabdian sering hadir dalam kondisi yang tidak sepenuhnya nyaman.
Setelah upacara selesai, Wabup dan istrinya kembali ke area perkemahan. Pakaian mereka yang basah tidak menghalangi langkah untuk meninjau tenda peserta, fasilitas makan, hingga pos kesehatan. Beberapa peserta menyapa mereka, dan sebagian lainnya tampak terkejut melihat bahwa Wabup masih melanjutkan peninjauan tanpa mengganti pakaian lebih dulu. Namun dari peninjauan tersebut, panitia memastikan bahwa seluruh fasilitas siap mendukung kegiatan hingga penutupan pada 26 November 2025.
Jambore Cabang Aceh Timur Tahun 2025 mengangkat tema “Terampil, Rajin, Agamis, dan Peduli”. Selama enam hari, peserta akan mengikuti berbagai kegiatan di alam terbuka seperti penjelajahan, keterampilan bertahan hidup, kegiatan sosial, dan sejumlah perlombaan. Di tengah cuaca yang tidak menentu, kegiatan tetap berjalan sesuai jadwal.
Selain Wabup dan istrinya, pembukaan jambore juga dihadiri sejumlah pejabat daerah, termasuk unsur forkopimda, OPD terkait, serta pengurus Kwartir Cabang Aceh Timur. Mereka menyaksikan langsung rangkaian pembukaan yang berlangsung dalam cuaca ekstrem, namun tetap berjalan tertib.
Bagi sebagian peserta, momen pembukaan mungkin akan dikenang sebagai pengalaman berharga: berdiri tegap dalam hujan, menyanyikan lagu kebangsaan bersama-sama, dan melihat seorang pemimpin memilih berada di sisi mereka. Bagi sebagian lainnya, momen tersebut menjadi pelajaran bahwa kegiatan kepramukaan bukan hanya soal keterampilan, tetapi juga tentang nilai moral dan keteladanan.
Hujan akhirnya mereda satu jam setelah upacara selesai. Namun bagi banyak peserta, kesan hari pembukaan tetap hangat. Jambore pun resmi dimulai dengan semangat yang berbeda, semangat yang tumbuh dari pengalaman bersama dalam guyuran hujan pertama di pagi hari itu.(Ray)
