Sekdaprovsu Minta Dinas Perkebunan dan Peternakan Berperan Aktif dalam Mengendalikan Inflasi

sentralberita|Medan~ Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) Togap Simangunsong, meminta Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut untuk berperan aktif dalam mengendalikan inflasi. Terutama yang bersumber dari komoditas perkebunan dan peternakan, seperti daging ayam ras yang masih menjadi salah satu komoditi penyumbang inflasi di Sumut.

Hal tersebut disampaikan Sekdaprov Togap Simangunsong, saat kunjungan kerja ke Kantor Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumut, di Jalan AH Nasution Medan. Kamis (4/9/2025). Menurutnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, hingga Agustus 2025, selain beras dan bawang merah, daging ayam ras tercatat menyumbang inflasi sebesar 0,12% (m-to-m).

“Saya melihat berdasarkan data dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut, kita mengalami surplus daging ayam ras sebesar 61.526 ton dari total kebutuhan 218.239 ton (produksi 279.766 ton). Namun, meskipun secara angka kita mengalami surplus, masih terdapat sejumlah permasalahan yang perlu mendapat perhatian, baik dari sisi distribusi, kestabilan harga, maupun keterjangkauan bagi masyarakat,” jelasnya.

Untuk itu, Togap berharap, Dinas Perkebunan dan Pertanian Sumut harus tetap aktif memantau pasokan dan harga. Jika ada potensi kelangkaan atau lonjakan harga, segera ambil langkah cepat. Koordinasi dengan stakeholder dan lintas OPD di lingkungan Pemprov Sumut,” ujar Togap.

Baca Juga :  Gubernur Bobby Nasution dan DPRD Sumut Setujui Ranperda RPJMD 2025-2029

Ia juga menekankan pentingnya menjaga rantai distribusi, meningkatkan produksi lokal, serta mendorong sinergi antara petani, peternak, dan pemerintah. Diharapkan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mendukung upaya Pemprov Sumut dalam mengendalikan laju inflasi.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut Zakir Syarif Daulay, dalam kesempatan tersebut memaparkan kondisi, serta tantangan yang dihadapi sektor perkebunan dan peternakan di Sumut. Disebutkan, luas perkebunan rakyat di Sumut mencapai 2,1 juta hektare, yang ditanami berbagai komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, kopi, kakao, kelapa dalam, serta komoditas lain seperti aren.

“Namun demikian, sektor perkebunan rakyat masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain, akses permodalan yang terbatas, rendahnya penerapan teknologi budidaya, serta harga pasar yang fluktuatif,” sebutnya.

Baca Juga :  Persadaan Girsang Boru Panogolan Indonesia Se - Dunia Adakan Rapat Pengurus Lengkap

Dijelaskan juga, sektor peternakan di Sumut tersebar di berbagai wilayah, seperti Kabupaten Karo, Dairi, dan Simalungun, yang fokus pada budidaya sapi perah dan kambing. Sedangkan di wilayah pesisir, dikembangkan ternak itik dan ayam kampung.

Zakir juga menyampaikan ketersediaan pangan hewani di Sumut untuk daging sapi surplus 10.959 ton, daging ayam ras surplus 61.526 ton, dan telur ayam surplus 473.249 ton. Namun, untuk susu, Sumut masih mengalami kekurangan sebesar 675.956.682,04 liter, dari total kebutuhan sebesar 684.196.241,25 liter.

Untuk mengatasi hal tersebut, Zakir mengatakan, telah diterapkan berbagai strategi, seperti penggunaan bibit unggul, penerapan praktik budidaya modern, dan hilirisasi produk melalui pengolahan lokal.

Di akhir paparannya, Zakir menegaskan, pihaknya siap mendukung program Asta Cita Presiden melalui upaya swasembada pangan dan energi, serta mendukung visi-misi Sumut Berkah, khususnya dalam menjaga stabilitas ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Turut hadir pada pertemuan ini para pejabat eselon, Kepala UPT melalui zoom dan Staf jajaran Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut.

-->