BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di Kawasan Danau Toba Selama Enam Hari untuk Cegah Karhutla

sentralberita | Silangit ~ Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca di kawasan Danau Toba sejak 26 Juli dan akan berlangsung hingga 31 Juli 2025. Langkah ini diambil untuk mengurangi titik api (hotspot) dan mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tengah musim kemarau panjang yang melanda wilayah Sumatera Utara khususnya Danau Toba.

Kegiatan ini diprioritaskan di kawasan vital Geopark Kaldera Toba yang mencakup tujuh kabupaten di sekitar Danau Toba. Operasi tersebut dilaksanakan dalam sinergitas antara Kementrian Kehutanan, BMKG, BNPB, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, TNI AU, Angkasa Pura, AirNav Indonesia, BPBD dari Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten se Kawasan Danau Toba.

Dalam rangkaian kegiatan, BMKG menggelar rapat koordinasi di Kantor BMKG Silangit yang dipimpin oleh Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan, dan diikuti oleh perwakilan BPBD Sumatera Utara dan Kabupaten se Kawasan Danau Toba, Senin (28/7/2025)

Baca Juga :  ASDP Danau Toba Mulai Beroperasi Pukul 06.00 Pagi, Urai Kepadatan Kendaraan Jelang Akhir Tahun

Edison menjelaskan bahwa modifikasi cuaca ini bertujuan untuk mempercepat terbentuknya hujan guna membasahi lahan-lahan yang rentan terbakar.

“Melihat tingginya intensitas karhutla di Sumatera Utara, Pemprov Sumut telah menerbitkan SK Gubernur tentang penetapan status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan,” jelas Edison.

Operasi penyemaian awan dilakukan dengan menggunakan garam dapur (NaCl) sebanyak 3.300 kg dalam dua hari pertama (26–27 Juli) di atas awan Kaldera Toba dengan ketinggian 10.000 kaki, total sorti penyemaian sudah dilaksanakan sebanyak 5 sorti penyemaian dengan menggunakan pesawat Casa 212-200 registrasi A-2103 dari Skadron Udara 4 TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Misi penyemaian dipimpin oleh Mayor Pnb Kurniawan, bersama tiga penerbang dan tujuh personel pendukung serta satu orang tim dari BMKG.

Operasi Modifikasi Cuaca ini dinilai sangat krusial dan efektif karena dilakukan setelah agenda revalidasi status Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark pada 21–25 Juli lalu. Keberhasilan modifikasi cuaca ini tidak hanya penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kabut asap, tetapi juga menjaga reputasi Danau Toba sebagai kawasan strategis pariwisata nasional.

Baca Juga :  Bupati Toba Sampaikan Permohonan Bantuan Pembangunan ke Gubernur Sumut

“Pemerintah berharap, langkah ini dapat menekan jumlah titik api, menjaga status Toba Kaldera sebagai warisan dunia, serta melindungi kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi wilayah Sumatera Utara,” tutup Edison.

Kepala Stasiun BMKG Silangit, Gatot Rudiantoro, turut menjelaskan bahwa pada hari ketiga (28 Juli), direncanakan tiga kali penerbangan dengan kapasitas 800 kg garam per penerbangan, dan kegiatan ini akan berlanjut hingga 31 Juli 2025.

“Tidak ada kendala teknis. Seluruh persiapan berjalan lancar,” kata Gatot.

Hasil awal menunjukkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mulai turun di beberapa titik wilayah Danau Toba, termasuk bagian selatan Toba dan Tapanuli Utara, dengan cakupan volume air hujan sebesar 2.04 Juta m3 dan tingkat kenaikan curah hujan sebesar 25% wilayah target.
(Feri)

-->