Bupati dan Wakil Bupati Toba 2021-2025: Wariskan Tata Kelola yang Baik untuk Generasi Berikutnya

sentralberita|Toba~Suasana haru dan penuh penghormatan menyelimuti Pendopo Rumah Dinas Bupati di Balige pada Jumat, 14 Februari 2025. Dalam sebuah acara perpisahan yang hangat, Bupati Toba Poltak Sitorus dan Wakil Bupati Tonny Simanjuntak menutup babak kepemimpinan mereka dengan meninggalkan jejak yang mendalam bagi masyarakat dan pemerintahan Kabupaten Toba.

Acara ini tidak hanya menjadi momen perpisahan, tetapi juga refleksi atas kepemimpinan yang telah membentuk Kabupaten Toba selama empat tahun terakhir. Dimulai dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Estomihi Hutagalung, acara semakin emosional ketika Bagian Protokol Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setdakab Toba menayangkan video farewell berisi pengalaman dan kesan para staf terhadap kepemimpinan keduanya.

Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat

Kesederhanaan dan kedekatan Poltak Sitorus dengan masyarakat tampak jelas dalam kesehariannya. ADC Bupati, Binsar Situmorang, berbagi cerita ringan tetapi penuh makna:

“Bapak Bupati itu tidak pernah marah. Tapi kalau sudah berdiskusi, sering lupa waktu.”

Pernyataan ini disambut gelak tawa dan tepuk tangan hadirin. Itu adalah pengakuan yang mencerminkan bagaimana Poltak Sitorus selalu memberikan ruang bagi siapa pun yang ingin berbicara dengannya—sebuah kepemimpinan yang terbuka dan mendengarkan.

Sementara itu, Wakil Bupati Tonny Simanjuntak dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul. Try Sutrisno Samosir dari Prokopim menggambarkan ciri khasnya:

Baca Juga :  Peluncuran Huta Pengawasan Partisipatif, Pjs Bupati Toba Ajak Masyarakat Wujudkan Pilkada Damai dan Berkualitas

“Kalau menyapa orang, selalu dengan ‘Halo!’ sambil mengangkat tangan.”

Sebuah kebiasaan sederhana, namun mencerminkan kehangatan seorang pemimpin yang dekat dengan rakyatnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Toba, Augus Sitorus, menegaskan bahwa Poltak Sitorus dan Tonny Simanjuntak telah meninggalkan warisan berharga dalam tata kelola pemerintahan.

“Bupati adalah pengayom, memberikan pedoman dalam bertindak, terutama dalam penataan tata kelola pemerintahan.”

Warisan kepemimpinan ini tidak hanya berupa kebijakan, tetapi juga budaya kerja yang lebih tertata, disiplin, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Momen paling emosional terjadi ketika berbagai tokoh memberikan testimoni mereka. Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP), Ny. Irma Augus Sitorus, menggambarkan perjalanan kepemimpinan ini sebagai sebuah buku yang indah:

“Bapak dan Ibu telah menulis catatan panjang bersama masyarakat Toba. Tolong, dalam bab berikutnya, tetaplah libatkan kami.”

Sementara itu, Pendeta Oloan Sitorus mengungkapkan sesuatu yang menarik:

“Secara daging, banyak orang kecewa dengan Bupati. Tapi itu karena beliau tidak mencari kesenangan duniawi, melainkan tulus membangun Toba.”

Seorang pengusaha dan tokoh masyarakat, St. HW Hutahaean, bahkan menyebut Poltak Sitorus sebagai “pahlawan” atas dedikasinya dalam membangun daerah.

Dalam puncak acara, Bupati dan Wakil Bupati bersama istri masing-masing menyampaikan ucapan terima kasih. Tonny Simanjuntak, dengan suara bergetar, mengakui betapa ia belajar banyak dari Poltak Sitorus:

Baca Juga :  Bawaslu Sumut Gandeng Publik Laporkan Praktek Politik Uang

“Saya dianggap sebagai adik sendiri oleh Pak Bupati. Beliau selalu visioner, ingin Toba lebih baik. Jika ada kesalahan selama saya mendampingi beliau, saya mohon maaf. Dari hati yang paling dalam, Pak Bupati adalah idola saya.”

Momen ini diakhiri dengan pelukan erat di antara keduanya, disambut tepuk tangan riuh dari hadirin.

Di penghujung acara, Poltak Sitorus menyampaikan pesan mendalam kepada para ASN dan masyarakat Toba:

“Jangan berhenti berkarya. Apapun keadaannya, tetaplah produktif. Hidup ini ibarat teka-teki, dan kita sudah menyelesaikan banyak, tetapi teka-teki berikutnya sudah menunggu.”

Sebagai penutup, acara ini juga menandai peresmian berbagai proyek pembangunan, termasuk enam gedung Puskesmas, satu unit gedung Public Safety Center, serta berbagai infrastruktur wisata dan seni di Kawasan Terpadu Lumban Pea.

Poltak Sitorus dan Tonny Simanjuntak telah meninggalkan lebih dari sekadar proyek pembangunan fisik. Mereka meninggalkan budaya kepemimpinan yang dekat dengan rakyat, sistem pemerintahan yang lebih tertata, dan semangat kerja yang tidak boleh berhenti.

Kisah kepemimpinan mereka bukanlah akhir, tetapi awal dari babak baru bagi Kabupaten Toba. Kini, estafet kepemimpinan berpindah tangan, dan harapannya, warisan yang telah ditinggalkan akan terus berlanjut demi kemajuan masyarakat Toba.(SB/Fer)

-->