Cabai Merah Picu Inflasi Sumut 

sentralberita | Medan ~ Kenaikan harga cabai merah masih menjadi pemicu penyumbang inflasi terbesar di Sumatera Utara pada Januari 2025.
“Kami mencatat dari beberapa komoditas pangan yang menjadi menyumbang inflasi pada Januari 2025 ini, cabai masih terus mengalami lonjakan harga cukup tinggi yang memberikan andil 0,52 persen secara mtm,” kata Asim Saputra, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Rabu (5/2/2025).
Dijelaskan Asim, selain cabai merah, terdapat empat komoditas sebagai penyumbang terbesar inflasi. Keempat komoditas itu bawang merah inflasi 0,22 persen, cabai rawit 0,12 persen, wortel dan kelapa sama- sama inflasi 0,06 persen.
Asim juga mengungkapkan perkembangan inflasi di delapan kota di Sumut, yaitu Karo, Sibolga, Gunung Sitoli, Padangsidimpuan, Medan, Deli Serdang, Pematangsiantar, dan Labuhanbatu.
Pada Januari 2025, inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Labuhanbatu sebesar 3,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,58, sedangkan terendah terjadi di Medan sebesar 1,62 persen dengan IHK sebesar 106,79.
“Kenaikan harga cabai merah masih menjadi penyumbang inflasi terbesar di Sumatera Utara pada Januari 2025,” tegas Asim.
Dijelaskannya, pada Januari 2025, inflasi year-on-year (y-on-y)  sebesar 1,78 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,32.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,64 persen;
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,99 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,50 persen;
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 2,07 persen; kelompok transportasi sebesar 0,46 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,01 persen.
Pada kelompok pendidikan sebesar 1,03 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,23 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,76 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 6,87 persen.
Tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) dan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) masing-masing sebesar 0,07 persen. (wie)
Baca Juga :  Forkopimca Girsang Sipanganbolon Tanggapi Penebangan Kayu di DAS Siserasera
-->