Tingkat Hunian Hotel di Parapat Menurun Saat Nataru 2024-2025: Tantangan dan Harapan untuk Industri Pariwisata
sentralberita |Parapat, Simalungun ~ Periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025 menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pariwisata di kawasan Parapat. Tingkat hunian hotel di wilayah ini mengalami penurunan signifikan, sampai 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
Data dari beberapa hotel berbintang, seperti Khas Parapat, Niagara Hotel, Grand Tamaro, dan Atsari Hotel, mengungkapkan adanya penurunan angka okupansi hotel termasuk data bookingan selama periode H-5 Natal 2024 hingga H+5 Tahun Baru 2025.
Marketing Khas Parapat, Ridho, menyebutkan bahwa tingkat hunian hotel di tempatnya menurun sebesar 6%.
“Tingkat hunian hotel Kalau di Khas Parapat periode Nataru tahun ini menurun hingga 6% bang, ini akumulasi data penginap dan termasuk bookingan mulai H-5 Natal hingga H+5 Tahun Baru,” ucap Ridho Marketing Khas Parapat, Sabtu (28/12/2024)
Hal ini juga diakui oleh GM Niagara Hotel, Mawel, yang melaporkan penurunan hingga 20%. “Untuk tingkat hunian tahun ini turun 20 persen dibandingkan tahun lalu, memang tahun ini menurun,” ujar Mawel.
Selain itu Hotel Grand Tamaro merasakan hal yang sama, “Booking untuk malam Tahun Baru pun hanya mencapai 50% saat ini, semoga bisa penuh di hari H bang,” ujar Ari, Marketing Grand Tamaro.
Kondisi serupa dirasakan Manager Atsari Hotel, Mike Wijaya Sinaga, yang mencatat penurunan tingkat hunian hingga 20% periode Nataru tahun 2024-2025
Berkurangnya pengunjung ke wilayah Danau Toba tahun ini turut di rasakan Nade Tanjung pemilik mobil travel merangkap supir asal Medan. Dia mengaku tahun ini tamunya sepi bahkan baru satu keluarga tamu yang di bawanya berwisata ke Danau Toba di periode Nataru.
“Sepi bang, ini aku baru 1 grup bawa tamu keluarga, selam 3 hari di Danau Toba, kalau tahun sebelumnya Nonstop bahkan aku sering ajak kawan untuk bantu karena banyak pesanan mobil,” ujar Nade mengeluh namun bersyukur.
Menurutnya ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab penurunan animo orang berwisata ke Danau Toba dan juga Parapat antara lain Perubahan Preferensi Wisatawan.
“mungkin mulai banyak mencari destinasi alternatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Nade.
Selain itu, Kondisi Ekonomi juga menjadi penentu orang berwisata,
“Bisa saja karena situasi ekonomi yang kurang stabil tahun ini mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk berwisata, Bahkan khusus kawasan Parapat, isu Kondisi Alam dan Infrastruktur juga menjadi momok orang agak takut ke Danau Toba, seperti jalan yang banyak titik longsor di beberapa ruas jalan akibat curah hujan tinggi menjadi kendala utama bagi wisatawan menuju Parapat dan sekitarnya. (Feri)