DPD IKABOGA Sumut Gerebek Usaha Anggota Ikaboga Sumut Sekaligus Mensupport Mie Sop Kampung ka Rita

sentralberita|Medan~ Suasana dapur mie sop Kampung kak Rita meñdadak riuh dan ramai begitu tim DPD Ikaboga Sumut yang dikomandai Ketua DPD Ikaboga Sumatera Utara Dra Megat Molina SP. d ‘menggerebek’ dapur usaha Mie Sop Kampung kak Rita di Perbaungan, kemarin.

Suasana semakin bertambah meriah karena tim DPD Ikaboga Sumut ikut ‘terjun’ langsung menggodok Stengkel yang ada di dapur kak Rita, di Jl Desa Bengkel Kec.Perbaungan, Kab.Serdang Bedagai tepatnya di toko oleh-oleh jajanan pengrajin dodol durian bengkel.

Mengaduk-aduk kuah mie sop, merajang bumbu dapur dan lain-lain.Yang tak kalah hebatnya dapur kak rita terlihat begitu glowing. Semua terlihat bersih dan rapi. Dari mulai lantai sampai elpiji, kompor dan priuk-priuk semua terlihat bersih dan tertata rapi karena terawat dengan baik.

Omner Mie Sop Ka Rita, Rita Maizar. Saat ditemui www.sentralberita-com diselah-selah penggerebekan mengaku Mie sop adalah menu handalan nya karena mempunyai rasa yang istimewa lain dari pada yang lain dengan rasa perpaduan khas Melayu dan Jawa.

Menurut ka Rita — demikian wanita ini disapa sehari-hari –. Nama usahanya ini diberi nama Mie Sop Kampung ka Rita dengan tagline di belakangnya ‘betulan rasa kuahnya’. Karena dia memang lebih menonjolkan kuahnya yang berasal dari kaldu yang dibuat nya sendiri.

Awalnya ka Rita buka usaha mie sop kampung ini dilatar belakangi. Karena sentra dodol durian bengkel sekarang sudah sepi pembeli.

” Apalagi setelah adanya jalan tol Medan – Siantar beroperasional banyak kenderaan roda empat yang melewati tol. Sehingga sedikit banyaknya pembeli jadi berkurang dan sepi datang ke pusat oleh-oleh dodol durian bengkel ka Rita, dan sentra penjualan dodol pasar bengkel ini jadi seperti kota ‘mati’,” kata ka Rita lagi.

Baca Juga :  Hadiri HUT ke-434 Kota Medan, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Ajak Warga Tetap Kompak dan Jaga Iklim Kondusif

” Banyak ibu-ibu yang jadi pengangguran atau orang-orang mengantarkan anaknya untuk cari pekerjaan sama saya. Nah…kebetulan di depan usaha dodol durian bengkel saya ada tanah kosong. Saat itu terbersit di pikiran saya, kenapa usaha saya tidak banting stir saja ya. Nah, mulai terpikir saya ingin buka usaha mie sop kampung,” ujar ka Rita yang setelah itu mulai belajar otodidak membuat mie sop.

Mie sop, kata ka Rita, adalah kuliner yang merakyat. Kuliner yang sampai sekarang terus diminati orang.

Menurut ka Rita, dia bersyukur sekali banyak ikut organisasi kuliner seperti IKABOGA, ICA, APJI dan lain-lain.

” Dari Ketua-ketua organisasi itulah saya banyak belajar.Seperti misalnya dengan Ketua IKABOGA Sumut Dra Megat Molina SP.d yang banyak memberi saya masukan dan banyak belajar dari beliau.”

Untuk membuat ciri khas mie sop ka Rita rasanya lain dari pada yang lain terletak pada kuahnya. Kuah atau Kaldu nya itu yang beda rasanya.

” Kuah sop nya dimasak selama 20 jam sehingga menjadi kaldu. Dan, keesokan harinya baru saya jual. Saya yakin kuah sop saya beda dibandingkan dengan yang lain,” ujar ka Rita tersenyum sumringah.

Usaha ka Rita mulai launching sejak 1 juni lalu tepatnya sejak 5 bulan yang lalu.Di hari pertama buka pembeli yang datang ke warung ka Rita cukup ramai dan membludak. Bahkan pembeli sampai datang dari luar kota.

” Untuk mempertahankan ‘brand’. Saya tetap mempertahankan ciri khas sendiri yakni di kuahnya.” ujar ka Rita yang pernah berkolabirasi dengan cafe-cafe besar,” sambil cari pengalaman.”

Ada 18 menu yang ditawarkan ka Rita mulai
dari Mie Sop Ayam, Stengkel, Ayam Sambal Geprek, berbagai macam makanan kecil sebanyak 12 macam seperti sate kerang, jengkol, dimsum rumput laut, tahu walik dan lain-lain.

Baca Juga :  Pj Sekdaprov Sumut Dampingi Wapres Gibran Tinjau Pembangunan Islamic Center Medan

Pengunjung yang datang ke warung mie sop ka Rita tak cukup sekali. Pengunjung bisa datang sampai berkali-kali.Apalagi kaldu Stengkel nya begitu khas tidak lengket di lidah sehingga pengunjung merasa terkangeni untuk datang lagi.

Selain Stengkel ada lagi menu handalan yakni soto tanpa santan. Dan, cemilan yang khas ketan ( pulut ) bakar Srikaya. Mpek-mpek, dimsum dan tahu walek.

Stengkel yang jadi ciri khas di warung mie sop ka Rita bahan bakunya di dapatkan dari 5 supplier dari pemotong hewan lokal.

Harga 1 Stengkel ( kaki sapi ) yakni rp 25 ribu per batang. Sehari-hari bisa menjual sekitar 5-10 batang.Jika weekend bisa terjual sekitar lebih dari 20 batang.

Menurut ka Rita, baru jualan 1 bulan.” Sudah balik modal.Omzet sekarang bisa mencapai 100 juta per bulan.”

Begitupun, kata ka Rita, sampai saat ini ka Rita terus melakukan perbaikan-perbaikan yang dirasa masih kurang di sana-sini.

Wanita yang selalu terlihat ceria ini tidak putus-putusnya berterimakasih pada IKABOGA.Karena,” IKABOGA terus menggembleng saya, mengajari saya, mengasah terus kemampuan saya. Pokoknya IKABOGA adalah guru besar saya. Ketua IKABOGA membimbing saya terus-menerus,” papar ka Rita yang punya prinsip bisnis dan keluarga kedua-duanya harus diselaraskan.

Tidak ada ruginya,” masih kata ka Rita, bergabung di IKABOGA. ” Apalagi IKABOGA adalah organisasi yang besar dan banyak manfaatnya, ” tutur ka Rita dengan yakin.

Saat ini, kata ka Rita, dia masih bercuta-cita ingin buka cabang di Kota Medan. ” Dan disitu ada tempat produksinya juga. Seperti tempat usaha saya dodol durian bengkel,”
kata ka Rita dengan tawa renyah.

( Debbi Safinaz )

-->