Open Stage Labura Berbiaya Rp 7,6 M Kupak-Kapik
sentralberita | Labuhanbatu Utara ~ Pada tahun 2021 Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) menganggarkan biaya pembangunan panggung terbuka atau open stage di Alun-alun Aek Kanopan sebesar Rp 7,6 Miliyar yang dimenangkan oleh rekanan PT. Rizqi Tunggal Pratama dengan nilai kontrak sebesar Rp 7.550.159.147,00.
Sayangnya, pembangunan itu belum rampung dikerjakan oleh rekanan meski tahun anggaran pekerjaan telah berakhir, karena saat itu masih ada beberapa pekerjaan yang diduga belum terselesaikan. Berdasarkan pantauan wartawan di lapangan waktu itu, terlihat pada bagian sisi kanan dan kiri bangunan open stage masih terlihat berbentuk tanah timbun, belum disemen ataupun dikeramik.
Hal serupa juga terlihat pada sisi atas bangunan yang belum disemen dan tampak dibeberapa sisi tembok muncul retakan yang mengindikasikan pekerjaan tersebut tidak memiliki kualitas baik.
Tak berselang lama setelah tahun anggaran pekerjaan itu berakhir tepatnya 18 Februari 2022, open stage itu pun diterpa kabar tidak baik. Atap open stage Alun-alun Aek Kanopan yang terbuat dari membran ini pun tampak terkoyak lebar.
Ketika itu, Bupati Labura, Hendriyanto Sitorus buka suara. Bupati beralasan, koyaknya membran atap open stage Alun-alun Aek Kanopan disebabkan sambaran petir yang saat Jum’at malam tanggal 18 Februari 2022 Kota Aek Kanopan diterpa hujan deras yang disertai petir.
“Saya mendapat laporan dari Satpol PP yang menjaga pada malam sabtu tanggal delapan belas, Alun-alun pada saat itu hujan sangat deras, bahwa Alun-alun disambar petir dan saya langsung perintahkan Dinas Perkim untuk meninjau langsung. Perkim menjelaskan bahwa itu ada garansinya dan akan di claim. Saya meminta secepatnya direalisasikan, agar bisa cepat selesai,” tulis Bupati saat dikonfirmasi wartawan via pesan WhatsApp tanggal 21 Februari 2022.
Disinggung mengenai bangunan yang tinggi tersebut (open stage) mengapa tidak dilengkapi alat penangkal petir, Bupati dengan gamblang menyebut pekerjaan itu belum selesai dikerjakan 100 persen dikarenakan dananya terpotong refocusing pandemi covid 19.
Dalam waktu singkat pasca terkoyaknya membran atap open stage Alun-alun Aek Kanopan, bangunan tersebut pun tampak diperbaiki kembali seperti semula dengan mengganti membran atap open stage dan Pemerintah Kabupaten Labura juga sudah menggunakan bangunan itu dalam setiap pagelaran acara seremonial di Pemerintahan.
Mirisnya, ketika Pemerintah Kabupaten Labura menggunakan open stage Alun-alun Aek Kanopan untuk acara HUT Labura ke 16 terakhir kali pada Juli 2024, atap open stage Alun-alun kembali tampak terkoyak. Koyakan tersebut sepertinya tidak menyurutkan semangat Pemerintah Kabupaten Labura menggelar perhelatan yang diadakan setiap tahun itu.
Meski tidak begitu lebar, koyakan kecil yang terlihat di atap open stage Alun-alun tenyata berakibat fatal. Buktinya, ketika Labura diterpa angin kencang yang disertai hujan pada 04 September 2024, atap open stage Alun-alun sudah tebuka lebar dan tiang bendera di depan open stage pun ikut tumbang disebabkan timpaan besi yang berasal dari atap open stage.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Labura, Nazwan Prawira, ST saat dikonfirmasi terkait anggaran perbaikan koyaknya atap open stage Labura mengatakan, Dinas PUTR tidak ada mengeluarkan anggaran perbaikan koyaknya atap open stage Alun-alun Aek Kanopan. Tetapi, direncanakan perbaikan tersebut dimasukkan dalam anggaran belanja tidak terduga dengan alasan koyaknya atap alun-alun disebabkan angin kencang yang menerpa Kota Aek Kanopan saat itu.
“Untuk pos anggarannya tidak sama kami. Rencananya perbaikan atap open stage masuk ke dalam dana TT (tidak terduga), yang mungkin pos anggarannya ada di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Kalau total anggaran yang telah dikucurkan Pemerintah Labura untuk pembangunan open stage tidak kami ketahui, karena saat pelaksanaan kegiatan itu ada pada Dinas Perkim. Memang saat ini nomenklatur kegiatan itu sudah diserahterimakan kepada kami (Dinas PUTR-red), tetapi pada pelaksanaan saat itu ada pada Dinas Perkim,” aku Nazwan saat dikonfirmasi wartawan, belum lama ini di ruangan kantornya.
Sayangnya, baik Kepala Dinas maupun Kepala Bidang di Dinas Perkim tidak ada yang dapat ditemui wartawan guna konfirmasi terkait teknis pekerjaan, saat didatangi ke kantornya, Kamis 12 September 2024.
Tidak jauh berbeda ketika wartawan ingin konfirmasi terkait anggaran perbaikan atap open stage ke Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Labura, Simon Barus, ST, MT, informasi terkait anggaran rinci soal perbaikan atap open stage masih belum diketahui.
Dijelaskan Simon saat dikonfirmasi, anggaran untuk perbaikan itu masih mereka hitung, karena tidak hanya perbaikan open stage saja yang akan di tanggung dari belanja tidak terduga, melainkan perbaikan pendopo, rumah dinas Bupati, kantor Satpol PP dan kantor Bappeda Labura akan ikut disertakan dalam rencana anggaran perbaikan menggunakan belanja tidak terduga.
“Masih kami hitung, berapa total biaya untuk perbaikan itu. Bukan hanya open stage, tetapi pendopo, rumah dinas Bupati, kantor Satpol PP, kantor Bappeda juga akan menggunakan dana dari belanja tidak terduga. Beda halnya dengan kantor Setwan (Sekretariat Dewan), Setdakab (Sekretariat Daerah Kabupaten), perbaikan kantor itu menggunakan anggaran pemeliharaan kantor masing-masing,” terang Simon.
Begitupun, Simon tidak berani menjelaskan secara rinci terkait anggaran perbaikan yang akan diajukan tersebut karena merasa ada pimpinan yang berhak untuk menjawab itu semua. Apalagi, anggaran tersebut masih dalam bentuk rencana dan perhitungan, belum manjadi keputusan.
Untuk diketahui, berdasarkan pantauan wartawan di lokasi open stage, bangunan open stage di Alun-alun Aek Kanopan sudah tampak kupak-kapik. Tidak hanya atap open stage saja yang terlihat sudah terkoyak lebar, melainkan sisi lantai bangunan open stage sudah terlihat beretakan.
Tidak hanya itu, retakan yang ada pada dinding bekas pekerjaan yang lama juga tetap masih ada. Ditambah lagi, plafon bagian atas bangunan juga sudah banyak yang rusak berikut kamar mandi yang dibangun tahun 2022 dengan anggaran Rp. 400 Juta tidak lagi memiki kran air. (SB/FRD)