Mahasiswa Yaman UMSU Takjub Suasana Ramadhan di Medan
sentralberita|Medan~Dua mahasiswa asal Yaman, Ahmad Ali Almaqtree dan Abdullah Aref mengaku takjub dengan suasana Ramadhan di Kota Medan. Kedua mahasiswa yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu menyampaikan kekagumannya saat diundang sebagai narasumber ‘Ramadhan Menyapa’ yang diadakan Lembaga Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMSU, Kamis (21/3) kemarin.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan secara daring itu, Ahmad dan Abdullah memaparkan pengalaman mereka untuk pertama sekali melaksanakan ibadah puasa di negara luar. ‘’Ini pertama sakali kami puasa di luar negara Yaman,’’ujar Ahmad pada acara yang dipandu staf BIPA UMSU, Annisa Nur Hasanah tersebut. Baik Ahmad dan Abdullah menceritakan mereka melihat suasana Ramadhan yang agak sedikit berbeda dengan negara mereka. ‘’Terutama menjelang berbuka puasa itu, saya lihat ramai sekali orang belanja makanan,’’kata Ahmad dengan Bahasa Indonesia yang sudah terdengar fasih.
Ahmad yang juga ikut salat tarawih di beberapa masjid di Kota Medan mengaku sedikit terkejut. ‘’Di sini salatnya cepat sekali. Di Yaman, satu rakaat satu surat. Jadi bisa saja tarawihnya sampai 4 jam, ’’jelas Ahmad.
Meski senang dengan suasana Ramadhan di Medan, kedua mahasiswa ini tidak bisa menyembunyikan rasa rindu dengan keluarga mereka di Yaman. Dalam acara yang juga disiarkan langsung lewat akun insagram dan youtube BIPA UMSU tersebut, Ahmad dan Abdullah berkesempatan menyapa orang tua mereka di Yaman. ‘’Rindu juga dengan masakan khas Yaman,’’kata Ahmad berkaca-kaca.
Sementara itu, Ketua BIPA UMSU Cut Novita Srikandi mengatakan, kegiatan Ramadhan Menyapa ini mereka gelar selama 3 (tiga) kali sesuai dengan jumlah negara yang mengirimkan mahasiswanya kuliah di UMSU.
‘’Kita laksanakan tiga kali karena mahasiswa asing yang kuliah di UMSU berasal dari Yaman, Kamboja, dan Thailand,’’ujar Cut sembari berharap kegiatan ini bisa menjadi kegiatan tukar budaya antarnegara. ‘’Di kita mungkin budaya takjil (membeli makanan untuk berbuka) itu sudah biasa. Tapi di negara lain barangkali tidak ada,’’kata Cut Novita Srikandi.(SB/01/rel)