Negosiasi Alot, Massa Unjuk Rasa Tidak Dapat Bertemu Anggota DPRD Sumut, Keranda Mayat Ditinggal

sentralberita | Medan ~ Negosiasi massa “RAKYAT SUMUT MENGGUGAT DEMOKRASI” berlangsung alot. Massa yang mendukung gak angket tersebut masih bertahan di gedung DPRD meski di bawah guyuran hujan deras.

Massa diterima oleh Edy Surahman Sinuraya dari fraksi Golkar. Edy berkata bahwa akan melaporkan kejadian ini sesegera mungkin kepafa pimpinan di pusat terutama presiden Jokowi. Namun saat ditanya tentang persetujuan hak angket , Edi berkata itu adalah keputusan dari Ketua Umum Partai.

” Untuk kegiatan bapak-ibu hari ini ,kami menerima dan akan menyampaikan kepada pimpinan, terutama presiden Jokowi. Tetapi kalau bapak ibu bertanya pada saya mendukung hak angket atau tidak, itu dibahas di DPR RI dan itu tergantung keputusan partai dan Ketua Umum, Airlangga Hartanto” jawab Edy.

Untuk penandatangan kegiatan aksi Humas DPRD Sumut, Sofyan mencoba menjelaskan bahwa seharusnya massa memiliki tuntutan secara tertulis yang di akan di bahas di DPRD.

Baca Juga :  Ops Patuh Toba 2024 Digelar, Kapolda Sumut: Wujudkan Tertib Lalu Lintas

” Secara aturannya seperti itu, setidaknya ada tuntutan tertulis yang akan kami tanda tangani dan kita bisa sampaikan sesuai dengan rugulasi yanf berlaku di DPRD Sumut” kata Sofyan.

Namun hal itu di jawab oleh salah satu orator unjuk rasa, Hasudungan Siahaan bahwa kalau untuk masalah tanda tangan, berapa banyak pun akan di berikan, namun mereka meminta perwakilan dapar dipertemukan dan duduk bersama anggota dewan membahas tuntutan ini.

” Urusan tanda tangan, ribuan pun akan kami tanda tangani. Dan secara tertulis pun kami mempersiapkannya. Tapi kami ingin juga anggota dewan bisa duduk bersama perwakilan, membahas tuntuan kami secara detail. Izinkan kami bertemu anggota Dewan yang terhormat di dalam sana dan duduk di kursi bersama” kata Hasungan.

Baca Juga :  Rahmansyah Sibarani Terima Kedatangan Puluhan Jurnalis Yang Menolak UU Penyiaran Terbaru

Negosiasi berjalan alot dan belum ada keputusan diterima atau tidaknya massa di dalam gedung. Massa masih bertahan di depan Gedung DPRD Sumut di bawah hujan deras. Dan berdoa di depan kerenda jenazah “Demokrasi” untuk matinya demokrasi Indonesia.

” Kami sudah berjanji bahwa tidak akan melakukan hal yang anarki. Tapi hari ini adalah bukti matinya demokrasi akibat kehausan penguasa ini. Kami akan mengevaluasi dan akn kembali dengan massa yang lebih rapi dan rapat lagi,karena perjuangan belum selesai” kata orator unjuk rasa.

Setelah selesai doa bersama ,massa membubarkan diri dengan tertib, namun keranda mayat yang bertuliskan “Demokrasi” ditinggal di depan gedung DPRD Sumut, sebagai tanda simbol bahwa mereka akan kembali lagi. (irwansyah putra)(01/red)

-->