Rakor Dengan Penyuluh Pertanian, Wabup Sergai : Sergai Merupakan Kabupaten Surplus Beras
sentralberita | Sergai ~ Kegiatan rapat koordinasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyuluh dengan melaksanakan pendekatan ke petani. Penyuluh sangat penting perannya sebagai salah satu penentu tercapainya tujuan pembangunan pertanian dan pembangun di pertanian yang berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Serdang Bedagai H. Adlin Umar Yusri Tambunan saat menghadiri acara pertemuan rapat koordinasi penyuluh pertanian sekaligus hasil penilaian pemilihan penerima penghargaan bagi penyuluh pertanian ASN (PPK/PPPK), Tenaga Harian Lepas TB Penyuluh Pertanian (THL-TBPP), swadaya, Gapoktan, petani, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) berprestasi, bertempat di Desa Sei Rejo, Sei Rampah, Selasa (5/9/2023).
“Kabupaten Sergai adalah salah satu lumbung beras di Provinsi Sumatera Utara menurut data Dinas Pertanian tahun 2022. Produksi padi kita sebesar 431.378 ton atau setara dengan 274.702 ton beras. Kalau dibandingkan antara produksi dan kebutuhan beras, tentunya Sergai merupakan kabupaten yang surplus beras,” terang Adlin.
Masih kata Adlin Tambunan, Bahwa Pemkab Sergai melalui Sapta Dambaan atau SAPDA menaruh perhatian tinggi pada bidang pertanian lewat program “Pertanian yang Mandiri dan Berkelanjutan”.
Menurut Wabup, Untuk mewujudkan target tersebut menurut dibutuhkan kerja sama antara petani dan penyuluh pertanian lapangan. Ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan untuk mencapai hal tersebut, di antaranya kesadaran akan pentingnya penyuluh pertanian untuk mendukung perkembangan sektor pertanian di Indonesia, mencapai tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendorong ketahanan pangan nasional. Ujarnya
Penyuluhan harus menjadi sistem yang menciptakan pertanian sebagai usaha yang menguntungkan bagi petani, bukan sekadar sistem pengiriman informasi dan teknologi pertanian.
Selanjutnya Penyuluh harus bertindak sebagai mediator antara petani, pemerintah, dan lembaga terkait pertanian, memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah petani, dan memberikan solusi inovatif serta berkelanjutan untuk mendorong pertanian yang menguntungkan dan pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Selain itu, saat ini El Nino dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman, kekeringan, serta bencana alam seperti banjir dan longsor; oleh karena itu, penyuluh pertanian harus memberikan petani informasi akurat, solusi, dan komunikasi yang intens untuk meminimalkan dampak buruknya di sektor pertanian.
Berikutnya, meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Sergai memerlukan langkah-langkah segera, seperti meningkatkan kualitas tanah dan menerapkan teknologi terbaru, meningkatkan kerjasama antara petani, pemerintah, dan swasta, memperkuat kelompok tani, menciptakan petani milenial yang kompetitif di pasar global, dan memastikan sinergi hulu-hilir pertanian. Dengan ini, ia berharap pertanian Kabupaten Sergai dapat berkembang pesat dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara secara keseluruhan.
“Terakhir, mari kita terus bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kita harus terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang pertanian. Semoga kedepan lebih baik lagi dan bagi yang belum mendapatkan penghargaan agar terus meningkatkan kualitas dan dapat bersaing dalam kompetisi di dalam daerah maupun regional dan nasional,” tandasnya.
Adapun perwakilan Kabupaten Sergai yang mendapat penghargaan yaitu juara I untuk kategori Penyuluh Swadaya Teladan atas nama Edi Perianto, juara II untuk kategori Gapoktan Berprestasi diraih oleh Gapoktan Suka Tani, juara II untuk kategori Petani Berprestasi atas nama Legino, juara II kategori KEP Berprestasi diraih oleh KEP Sejahtera Bersama dan juara III kategori BPP Berprestasi untuk BPP Berohol.
Hadir dalam kegiatan ini di antaranya Kadis Pertanian Sergai Dedy Iskandar SP, MM, Kabid Penyuluhan Dinas Ketapang, Tanaman, dan Hortikultura Provinsi Sumut Sutarman, Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Usman Sitorus, dan para penyuluh. (SB/ARD).