Labusel Pamerkan Produk Dodol dan Gula Merah Berbahan Dasar Sawit
sentralberita | Medan ~ Pada gelaran Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke-49, ada beberapa perubahan mencolok yang ditampilkan. Seperti yang dapat dilihat di paviliun Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) yang memamerkan produk UMKM gula merah dan dodol serta berbagai anyaman berbahan dasar dari Sawit dan turunannya.
Dalam upaya peningkatan produktifitas dan hilirasi kelapa sawit, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan melakukan berbagai upaya, mulai perluasan areal peremajaan sawit rakyat hingga kemitraan hilirisasi sawit.
Dengan luas wilayah 3.116 km, Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki areal perkebunan seluas 131,480.35 ha yang terdiri dari perkebunan BUMN, Swasta, serta kebun rakyat.
Karena itu tidak heran bila, kelapa sawit menjadi komoditas unggul Kabupaten Labusel diluar karet dan tanaman keras lainnya.
Selain terus mendorong peremajaan sawit rakyat, Pemkab. Labusel juga terus melakukan upaya hilirisasi sawit serta menggalakkan UMKM melalui program kemitraan nya.
“Pada PRSU kali ini kita memamerkan gula merah dari sawit dan dodol sawit serta anyaman lampu, piring dan tempat aqua yang berbahan dasar dari lidi daun kelapa sawit, kripik pisang, rajut batik dan ada juga ikan saleh,” jelaskan Yayuk Sri Rahayu Analis Perencanaan Anggaran di Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Labusel saat ditemui di paviliun Labusel yang berada dilingkungan PRSU jalan Gatot Subroto Medan Sabtu (8/7).
Menurutnya CPO dari tandan buah segar kelapa sawit sendiri merupakan bahan baku industri pembuatan minyak goreng, margarin, lilin, sabun, berbagai produk perawatan tubuh dan kecantikan, hingga pembuatan biodiesel yang banyak diproduksi di Uni Eropa.
Kehadiran pohon kelapa sawit di Kabupaten Labusel bagaikan pohon emas yang memberikan sejuta manfaat. Selain buahnya, umbut dan batang pohon serta lidi maupun daunnya semua dapat bermanfaat.
Sementara pohon sawit yang memasuki masa pertumbuhan maupun yang sudah memasuki masa replanting atau peremajaan juga menjadi peluang baru bagi masyarakat. Oleh Pemerintah Labusel melalui program mitra binaannya menjadikannya sebagai bahan baku untuk industri usaha rumah tangga berupa pembuatan gula merah dari nira dan dodol sawit.
“Batang sawit dapat menghasilkan nira sawit untuk dijadikan gula merah yang memiliki nilai ekonomi, ” terangkan Yayuk.
Gula merah dari nira sawit memiliki potensi nilai ekonomi yang cukup besar selain untuk membantu biaya hidup atau pendapatan petani selama sawit masih dalam masa belum menghasilkan.
Inovasi usaha pengolahan gula merah dari air nira batang kelapa sawit sudah dilakoni masyarakat Labusel saat dimasa pandemi. Covid-19 lalu.
Lebih menarik lagi selain gula merah sawit ini juga ada dodol sawit yang diolah dari umbut sawit yang diharapkan akan menjadi primadona buah tangan atau oleh-oleh khas dari Labusel.
Umbut kelapa sawit merupakan bagian ujung titik tumbuh batang kelapa sawit bertekstur lunak yang akan tumbuh menjadi pelepah dan daun kelapa sawit.
Dodol umbut sawit yang berwarna coklat tua, berkilat dan pekat bertekstur plastis ini menawarkan sensasi berbeda jika dibandingkan dodol lain. Ciri khasnya terletak pada rasa yang manis, gurih dan legit.
Dodol merupakan kudapan khas nusantara yang umumnya dibuat dari tepung ketan sebagai bahan utamanya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki dodol khas tersendiri, seperti dodol durian, dodol kentang, dodol ketan hitam, dan yang paling populer adalah dodol khas Garut, tetapi pernah tidak mendengar nama dodol umbut sawit?
Meskipun terdengar aneh bagi kaum awam tetapi ini menjadi camilan terbaru bagi masyarakat Sumatera Utara yang memberikan cita rasa berbeda. (01/red)