Gubernur Edy Berharap Pejabat Harus Loyalitas Jangan Memalukan Sumut, Bantah Kesalahan BKD Melainkan “Kesilapan”
Gubsu Edy
sentralberita | Medan ~ Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi akan melakukan evaluasi dan mengganti pejabat yang tidak loyalitas pada tugad dan kinerjanya.
Penegasan itu dilontarkan Edy usai melantik dua pejabat administrator Pemprovsu dan seorang pejabat tinggi pratama yakni Kadis PUPR Pemprovsu Marlindo Harahap, pada Jumat, (23/6) di Aula Rumah Dinas Gubernur Sumut jalan Sudirman 41 Medan.
“Saya selaku Gubernur Sumut berhak mengevaluasi dan mengganti jika yang bersangkutan (pejabat) tidak mencapai target sesuai visi – misi tugas pokok dan fungsi pipmpinan OPD Pemprovsu.
Lihat ajalah, ungkap Gubsu yang mengaku akan mengakhiri jabatan Gubernur pada bulan September 2023 mendatang, katanya terkait pembangunan Rumah Sakit Haji tak capai target. Infranstruktur jalan dan jembatan berbiaya Rp 2,7 triliun juga tak capai target.
Diperkirakan hingga sampai saat ini penyelesaian pekerjaan infrastruktur jalan dan jembatan hanya 45 persen.
Jadi saya minta ke pejabat yang baru dilantik Kadis PUPR Pemprovsu, Marlindo Harahap mampu sampai finishing, ucap Edy.
Sanksinya bila tak capai jangan disesalkan, saya akan ganti lagi. Karena itu, diharapkan supaya fokus dan bertanggung jawab dengan jabatan.
Inilah integritas yang telah ditandatangani Marlindo.
“Tanggung jawab loyalitas selaku pimpinan” Dan jangan mempermalukan Sumatera Utara.
Jadi pejabat itu tidak menyelesaikan apa yang diharapkan masyarakat, berarti kurang loyal dan jelas mempermalukan Sumatera Utara.
“Saya Gubernur tak berkenan dipermalukan sebagai putra Sumut.
Menuai kritikan “Sumut dipermalukan” atas kelalaian administrasi stafnya belum lama ini, yakni Syafruddin Kaban Kepegawaian Pemprovsu (BKD) yang sudah beredar memasukkan nama ASN yang sudah meninggal dan yang sudah pensiun kembali dilantik.
Menjawab pertanyaan wartawan, Gubernur Edy dengan sigap mengemukakan, bahwa Syafrudin BKD tak salah.
“Hal itu bukan kesalahan melainkan kesilapan Syafrudin,” tangkis Edy.
Perlu diketahui, beda kesalahan beda lagi kesilapan, ungkapnya sembari mengaku bahwa masalah yang lalu adalah kesalahan dirinya.
“Saya yang salah, jadi saya yang bertanggung jawab”, cetusnya.
Gubernur Edy berdampingan Syafruddin BKD terus meluruskan dugaan benang kusut tersebut, menurutnya ketika itu, ASN banyak ada ratusan bahkan nyaris ribuan pejabat eselon III dan eselon IV yang bakal dilantik.
Jadi mengurut nama ASN itu sedikit ribet, tutupnya(01/red)