Alergi Kritik Warga Tentang Aksi Begal, Kades Bandar Khalifah Lebih Baik Mundur

sentralberita | Medan ~ Sorotan dan kritikan warga tentang aksi begal yang terus terjadi membuat Kepala Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang kepanasan.

Bukannya mencari solusi cepat bagaimana menghadirkan rasa aman di Desa Bandar Khalifah, sang Kades Supario justru sibuk mencari kambing hitam atas ketidakmampuannya mengatasi persoalan aksi yang terus terjadi di Desa Bandar Khalifah sekitarnya, akhir – akhir ini.

“Saya kecewa dengan sikap Kepala Desa Bandar Khalifah ini, seolah ingin cuci tangan atas kegagalannya dengan mencari kesalahan kita selalu orang tua korban begal yang terjadi, Selasa pekan lalu. Kita malah dituding yang macam – macam, padahal dia yang tidak mampu. Kalau memang gak bisa dikritik dan gak mampu silahkan mundur dari Kades Bandar Khalifah”, tegas Fuad Siregar, ayah korban begal Giwang Ramadhan saat ditemui di kediamannya, Minggu ( 18/6).

Baca Juga :  Kecanggihan Command Center Polda Sumut Amankan Pemilu 2024, Pantau TPS Jarak Jauh Hingga Pulau Terpencil

Fuad yang didampingi isterinya mengaku sangat kecewa dengan sikap Kades Bandar Khalifah, karena ia banyak menerima informasi bahwa sang Kades bukannya berupaya keras melakukan pencegahan atas aksi begal, tapi justru sibuk menceritakan ke orang – orang bahwa korban tidak mau diajak jumpa untuk mencari solusi.

Menurut Fuad, sikap Supario tersebut seperti anak – anak, panik karena tidak mampu, justru menyalahkan korban atau warga.

” Iya saya juga sangat kesal, saya dengar sendiri, dia ( Supario) ngomongin suami saya ke orang seolah kami tidak mau membantu. Ini sangat aneh, dia yang tidak mmpu malah menyalahkan orang tua korban”, timpal ibu korban.

Ibu korban mengatakan, Supario selaku Kepala Desa harusnya punya rasa empati dan datang mengunjungi korban, bukan malah menyalahkan korban, gak terima dikeritik dan disebut tak mampu atasi begal lebih baik mundur dari Kades, jangan malah memutarbalikkan fakta atas kegagalannya, pungkas ibu korban.

Baca Juga :  H-1 Natal, Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Cek Pos Pam Sampai Pagi

Kembali ke Fuad, menurutnya, seorang pemimpin harus siap dikeritik, bahkan dimaki, karena dia digaji dari uang rakyat. Jangan cuma duduk manis, lalu menyalahkan warga.

Kalaupun warga ada yang pro dan kontra dengan rencana Siskamling seorang Kades harus bisa terima, jangan seperti kebakaran jenggot, itu hak warga. Kalau warga ada yang tak mau berarti itu kegagagalnya, dia gak mampu mengayomi warga sehingga warga tak terima dengan ajakannya.

” Harusnya dia tanya diri, kenapa warga saya tidak mau Siskamling, lihat dulu seperti apa Kasus – kasus nya”, tandanya.

Iya jangan giliran ada begal – begal baru sibuk dan ajak – ajak warga, pas giliran terima dana desa diam – diam, gak tau apa yang dibangun, jalan hancur pun dia diam aja”, sentil ibu korban. ( FS)

-->