Ustad Sorimonang Tiga Penyebab Manusia Masuk Neraka

sentralberita | Medan ~ Ustad Dr. H. Sorimonang, MTh mengingatkan agar setiap manusia dapat menggunakan panca indra dengan sebaik-baiknya, tidak lari dari ketentuan yang ditetapkan Allah Swt. Jika pancaindra tidak dijaga dengan baik, maka pancaindra itu sendiri yang akan menyerumuskan diri sendiri masuk ke siksaan api neraka.

Sorimonang mengemukakan itu dalam tausiah subuh di Masjid Agung Nur Ala Nur Madinah, Kemarin (17/5) dihadiri ratusan jamaah termasuk hadir Ketum PBNU Sekum PBNU, Menteri Erik Tohir, Rektor UIN Sumut Prof. Dr. Nurhayati, Mag, dan para ulama dan petinggi NU Sumut. Sebelumnya juga digelarpelantikan PBNU dan KAMUS di Ponpes Musthafawiyah dihadiri kurang lebih 20.000 0rang

Lebih lanjut dijelaskan, ada tiga hal yang menjerumuskan manusia menjadi penghuni neraka berdasarkan ayat Alquran surat Al’araf 179; Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

Tiga hal tersebut yakni hati, mata, dan telinga yang tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya sebagaimana ditentukan dalam syariat Islam, ucap Sorimonang.

Menurut Sorimoang, sebenarnya manusia tidak memahami bahwa tujuan mereka diperintahkan menjauhi kemaksiatan, dan berbuat kebajikan, adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak memahami hukum-hukum masyarakat dan pengaruh kepercayaan agama Islam dalam mempersatukan umat. Mereka tidak memahami tanda-tanda keesaan Allah, baik dalam diri manusia maupun yang ada di permukaan bumi. Mereka tidak memahami dan merenungkan wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Rasul-Nya.

Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat bukti kebenaran dan keesaan Allah. Segala kejadian dalam sejarah manusia, segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia setiap hari, yang dilihat dan yang didengar, tidak menjadi bahan pemikiran dan renungan untuk dianalisa dan hal ini disimpulkan Allah dalam firman-Nya:

“Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya telah mengepung mereka.” (al-Ahqaf/46: 26)

Mereka tidak dapat memanfaatkan mata, telinga, dan akal sehingga mereka tidak memperoleh hidayat Allah yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaan mereka seperti binatang bahkan lebih buruk dari binatang, sebab binatang tidak mempunyai daya-pikir untuk mengolah hasil penglihatan dan pendengarannya.

Binatang bereaksi dengan dunia luar berdasarkan naluri dan bertujuan hanyalah untuk mempertahankan hidup. Dia makan dan minum, serta memenuhi kebutuhannya, tidaklah melampaui dari batas kebutuhan biologis hewani. Tetapi bagaimana dengan manusia, bila sudah menjadi budak hawa-nafsu. Dan akal mereka tidak bermanfaat lagi. Mereka berlebihan dalam memenuhi kebutuhan jasmani mereka sendiri, berlebihan dalam mengurangi hak orang lain. Diperasnya hak orang lain bahkan kadang-kadang di luar perikemanusiaan.

Bila sifat demikian menimpa satu bangsa dan negara, maka negara itu akan menjadi serakah dan penindas bangsa dan negara lain. Mereka mempunyai hati (perasaan dan pikiran), tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat (Allah). Mereka lupa dan melalaikan bukti-bukti kebenaran Allah pada diri pribadi, pada kemanusiaan dan alam semesta ini, mereka melupakan penggunaan perasaan dan pikiran untuk tujuan-tujuan yang luhur dan meninggalkan kepentingan yang pokok dari kehidupan manusia sebagai pribadi dan bangsa. (rel)

Ustad Sorimonang
Tiga Penyebab Manusia Masuk Neraka

Ustad Dr. H. Sorimonang, MTh mengingatkan agar setiap manusia dapat menggunakan panca indra dengan sebaik-baiknya, tidak lari dari ketentuan yang ditetapkan Allah Swt. Jika pancaindra tidak dijaga dengan baik, maka pancaindra itu sendiri yang akan menyerumuskan diri sendiri masuk ke siksaan api neraka.

Sorimonang mengemukakan itu dalam tausiah subuh di Masjid Agung Nur Ala Nur Madinah, Kemarin (17/5) dihadiri ratusan jamaah termasuk hadir Ketum PBNU Sekum PBNU, Menteri Erik Tohir, Rektor UIN Sumut Prof. Dr. Nurhayati, Mag, dan para ulama dan petinggi NU Sumut. Sebelumnya juga digelarpelantikan PBNU dan KAMUS di Ponpes Musthafawiyah dihadiri kurang lebih 20.000 0rang

Lebih lanjut dijelaskan, ada tiga hal yang menjerumuskan manusia menjadi penghuni neraka berdasarkan ayat Alquran surat Al’araf 179; Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

Baca Juga :  Kapolrestabes Medan KBP Gidion Arif Setyawan  Kunjungan Silaturahmi ke NU dan Muhammadiyah

Tiga hal tersebut yakni hati, mata, dan telinga yang tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya sebagaimana ditentukan dalam syariat Islam, ucap Sorimonang.

Menurut Sorimoang, sebenarnya manusia tidak memahami bahwa tujuan mereka diperintahkan menjauhi kemaksiatan, dan berbuat kebajikan, adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak memahami hukum-hukum masyarakat dan pengaruh kepercayaan agama Islam dalam mempersatukan umat. Mereka tidak memahami tanda-tanda keesaan Allah, baik dalam diri manusia maupun yang ada di permukaan bumi. Mereka tidak memahami dan merenungkan wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Rasul-Nya.

Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat bukti kebenaran dan keesaan Allah. Segala kejadian dalam sejarah manusia, segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia setiap hari, yang dilihat dan yang didengar, tidak menjadi bahan pemikiran dan renungan untuk dianalisa dan hal ini disimpulkan Allah dalam firman-Nya:

“Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya telah mengepung mereka.” (al-Ahqaf/46: 26)

Mereka tidak dapat memanfaatkan mata, telinga, dan akal sehingga mereka tidak memperoleh hidayat Allah yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaan mereka seperti binatang bahkan lebih buruk dari binatang, sebab binatang tidak mempunyai daya-pikir untuk mengolah hasil penglihatan dan pendengarannya.

Binatang bereaksi dengan dunia luar berdasarkan naluri dan bertujuan hanyalah untuk mempertahankan hidup. Dia makan dan minum, serta memenuhi kebutuhannya, tidaklah melampaui dari batas kebutuhan biologis hewani. Tetapi bagaimana dengan manusia, bila sudah menjadi budak hawa-nafsu. Dan akal mereka tidak bermanfaat lagi. Mereka berlebihan dalam memenuhi kebutuhan jasmani mereka sendiri, berlebihan dalam mengurangi hak orang lain. Diperasnya hak orang lain bahkan kadang-kadang di luar perikemanusiaan.

Bila sifat demikian menimpa satu bangsa dan negara, maka negara itu akan menjadi serakah dan penindas bangsa dan negara lain. Mereka mempunyai hati (perasaan dan pikiran), tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat (Allah). Mereka lupa dan melalaikan bukti-bukti kebenaran Allah pada diri pribadi, pada kemanusiaan dan alam semesta ini, mereka melupakan penggunaan perasaan dan pikiran untuk tujuan-tujuan yang luhur dan meninggalkan kepentingan yang pokok dari kehidupan manusia sebagai pribadi dan bangsa. (rel)

Ustad Sorimonang
Tiga Penyebab Manusia Masuk Neraka

Ustad Dr. H. Sorimonang, MTh mengingatkan agar setiap manusia dapat menggunakan panca indra dengan sebaik-baiknya, tidak lari dari ketentuan yang ditetapkan Allah Swt. Jika pancaindra tidak dijaga dengan baik, maka pancaindra itu sendiri yang akan menyerumuskan diri sendiri masuk ke siksaan api neraka.

Sorimonang mengemukakan itu dalam tausiah subuh di Masjid Agung Nur Ala Nur Madinah, Kemarin (17/5) dihadiri ratusan jamaah termasuk hadir Ketum PBNU Sekum PBNU, Menteri Erik Tohir, Rektor UIN Sumut Prof. Dr. Nurhayati, Mag, dan para ulama dan petinggi NU Sumut. Sebelumnya juga digelarpelantikan PBNU dan KAMUS di Ponpes Musthafawiyah dihadiri kurang lebih 20.000 0rang

Lebih lanjut dijelaskan, ada tiga hal yang menjerumuskan manusia menjadi penghuni neraka berdasarkan ayat Alquran surat Al’araf 179; Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

Tiga hal tersebut yakni hati, mata, dan telinga yang tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya sebagaimana ditentukan dalam syariat Islam, ucap Sorimonang.

Menurut Sorimoang, sebenarnya manusia tidak memahami bahwa tujuan mereka diperintahkan menjauhi kemaksiatan, dan berbuat kebajikan, adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak memahami hukum-hukum masyarakat dan pengaruh kepercayaan agama Islam dalam mempersatukan umat. Mereka tidak memahami tanda-tanda keesaan Allah, baik dalam diri manusia maupun yang ada di permukaan bumi. Mereka tidak memahami dan merenungkan wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Rasul-Nya.

Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat bukti kebenaran dan keesaan Allah. Segala kejadian dalam sejarah manusia, segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia setiap hari, yang dilihat dan yang didengar, tidak menjadi bahan pemikiran dan renungan untuk dianalisa dan hal ini disimpulkan Allah dalam firman-Nya:

“Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya telah mengepung mereka.” (al-Ahqaf/46: 26)

Mereka tidak dapat memanfaatkan mata, telinga, dan akal sehingga mereka tidak memperoleh hidayat Allah yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaan mereka seperti binatang bahkan lebih buruk dari binatang, sebab binatang tidak mempunyai daya-pikir untuk mengolah hasil penglihatan dan pendengarannya.

Baca Juga :  Berbagi Sembako di Jumat Barokah Penuh Berkah, Chairum : Semoga Bermanfaat

Binatang bereaksi dengan dunia luar berdasarkan naluri dan bertujuan hanyalah untuk mempertahankan hidup. Dia makan dan minum, serta memenuhi kebutuhannya, tidaklah melampaui dari batas kebutuhan biologis hewani. Tetapi bagaimana dengan manusia, bila sudah menjadi budak hawa-nafsu. Dan akal mereka tidak bermanfaat lagi. Mereka berlebihan dalam memenuhi kebutuhan jasmani mereka sendiri, berlebihan dalam mengurangi hak orang lain. Diperasnya hak orang lain bahkan kadang-kadang di luar perikemanusiaan.

Bila sifat demikian menimpa satu bangsa dan negara, maka negara itu akan menjadi serakah dan penindas bangsa dan negara lain. Mereka mempunyai hati (perasaan dan pikiran), tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat (Allah). Mereka lupa dan melalaikan bukti-bukti kebenaran Allah pada diri pribadi, pada kemanusiaan dan alam semesta ini, mereka melupakan penggunaan perasaan dan pikiran untuk tujuan-tujuan yang luhur dan meninggalkan kepentingan yang pokok dari kehidupan manusia sebagai pribadi dan bangsa. (rel)

Ustad Sorimonang
Tiga Penyebab Manusia Masuk Neraka

Ustad Dr. H. Sorimonang, MTh mengingatkan agar setiap manusia dapat menggunakan panca indra dengan sebaik-baiknya, tidak lari dari ketentuan yang ditetapkan Allah Swt. Jika pancaindra tidak dijaga dengan baik, maka pancaindra itu sendiri yang akan menyerumuskan diri sendiri masuk ke siksaan api neraka.

Sorimonang mengemukakan itu dalam tausiah subuh di Masjid Agung Nur Ala Nur Madinah, Kemarin (17/5) dihadiri ratusan jamaah termasuk hadir Ketum PBNU Sekum PBNU, Menteri Erik Tohir, Rektor UIN Sumut Prof. Dr. Nurhayati, Mag, dan para ulama dan petinggi NU Sumut. Sebelumnya juga digelarpelantikan PBNU dan KAMUS di Ponpes Musthafawiyah dihadiri kurang lebih 20.000 0rang

Lebih lanjut dijelaskan, ada tiga hal yang menjerumuskan manusia menjadi penghuni neraka berdasarkan ayat Alquran surat Al’araf 179; Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

Tiga hal tersebut yakni hati, mata, dan telinga yang tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya sebagaimana ditentukan dalam syariat Islam, ucap Sorimonang.

Menurut Sorimoang, sebenarnya manusia tidak memahami bahwa tujuan mereka diperintahkan menjauhi kemaksiatan, dan berbuat kebajikan, adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak memahami hukum-hukum masyarakat dan pengaruh kepercayaan agama Islam dalam mempersatukan umat. Mereka tidak memahami tanda-tanda keesaan Allah, baik dalam diri manusia maupun yang ada di permukaan bumi. Mereka tidak memahami dan merenungkan wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Rasul-Nya.

Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat bukti kebenaran dan keesaan Allah. Segala kejadian dalam sejarah manusia, segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia setiap hari, yang dilihat dan yang didengar, tidak menjadi bahan pemikiran dan renungan untuk dianalisa dan hal ini disimpulkan Allah dalam firman-Nya:

“Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya telah mengepung mereka.” (al-Ahqaf/46: 26)

Mereka tidak dapat memanfaatkan mata, telinga, dan akal sehingga mereka tidak memperoleh hidayat Allah yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaan mereka seperti binatang bahkan lebih buruk dari binatang, sebab binatang tidak mempunyai daya-pikir untuk mengolah hasil penglihatan dan pendengarannya.

Binatang bereaksi dengan dunia luar berdasarkan naluri dan bertujuan hanyalah untuk mempertahankan hidup. Dia makan dan minum, serta memenuhi kebutuhannya, tidaklah melampaui dari batas kebutuhan biologis hewani. Tetapi bagaimana dengan manusia, bila sudah menjadi budak hawa-nafsu. Dan akal mereka tidak bermanfaat lagi. Mereka berlebihan dalam memenuhi kebutuhan jasmani mereka sendiri, berlebihan dalam mengurangi hak orang lain. Diperasnya hak orang lain bahkan kadang-kadang di luar perikemanusiaan.

Bila sifat demikian menimpa satu bangsa dan negara, maka negara itu akan menjadi serakah dan penindas bangsa dan negara lain. Mereka mempunyai hati (perasaan dan pikiran), tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat (Allah). Mereka lupa dan melalaikan bukti-bukti kebenaran Allah pada diri pribadi, pada kemanusiaan dan alam semesta ini, mereka melupakan penggunaan perasaan dan pikiran untuk tujuan-tujuan yang luhur dan meninggalkan kepentingan yang pokok dari kehidupan manusia sebagai pribadi dan bangsa. (01/red)

-->