Kebermanfaatan Kurikulum Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya

Oleh: Dernila Eva Ernayati Silalahi S.Pd.K | Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa bahasa danadat istiadatnya wajib mengedepankan serta mensejajarkan antara Pendidikan dan Kebudayaan, sebab Pendidikan dan Kebudayaan adalah ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat terpisahkan. Karena itu untuk membangun sebuah negara yang siap bersaing di kancah global maupun
dalam negeri, Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan
berakhlak.
Untuk mencapai sasaran tersebut pemerintah perlu menerapkan Kurikulum Pembelajaran
yang berbasiskan “Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya” pada sektor pendidikan di semua
tingkatan sekolah yang ada di Indonesia, sebab dengan sistim ini selain meningkatkan kualitas
mutu Pendidikan juga sekaligus memperkenalkan ke-aneka ragaman budaya kepada siswa
pelajar di setiap tingkatannya. Karena ke-anekaragaman suku, budaya dan bahasa serta adat
istiadat yang dimiliki Bangsa Indonesia adalah merupakan asset Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang harus dilestarikan dan dipertahankan seiring pembangunan nasional
segala bidang. Apalagi menjelang momentum bersejarah memperingati Hari Pendidikan
Nasional (HARDIKNAS) yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2023 mendatang yang merupakan
moment sangat penting pada dunia Pendidikan. Dan hendaknya dengan pemberlakuan
kurikulum tersebut harus disambut dengan antusiasme oleh insan Pendidikan di seluruh tanah air
terkhusus Guru. Sebab Guru adalah merupakan garda terdepan untuk majunya Pendidikan di
suatu Negara.
Upaya mengimplementasikan program tersebut, bisa saja menghadapi suatu tantangan.
Namun pemerintah perlu mengatasinya sehingga program tersebut dapat mencapai sesuai tujuan
yang diharapkan.
Indikasi tantangan tersebut mungkin saja datangnya dari arus masuknya budaya luar yang
mempengaruhi budaya lokal serta kurangnya dukungan sekelompok masyarakat, sarana dan
prasarana maupun dari sumber daya manusia yang disebabkan kurangnya pemahaman tentang
kurikulum merdeka belajar dan merdeka berbudaya ini.
Untuk itu pemerintah perlu mengadakan sosialisasi kepada publik baik di pusat maupun
daerah sehingga kurikulum merdeka belajar dan merdeka berbudaya menjadi akrab ditelinga
pendidik dan siswa ke tahun-tahun ajaran kedepannya karena program kurikulum ini telah
diluncurkan pemerintah sejak tahun 2019 lalu dengan tujuan menghasilkan generasi muda yang
berkarakter, berilmu dan mengenal kearifan-kearifan budaya lokal yang ada di Indonesia.
Tokoh Pendidikan Republik Indonesia, Ki Hajar Dewantara memperkenalkan konsep”
Manusia hidup adalah untuk Belajar dan Diajar” sehingga esensi dari merdeka belajar itu ialah
kebebasan berpikir yang ditujukan kepada siswa dan guru serta mendorong terbentuknya
karakter jiwa merdeka dengan semboyan “ING NGARSO SUN TULODO, di depan memberi
teladan ING MADYA MANGUN KARSO, ditengah memberikan semangat/motivasi TUT
WURI HANDAYANI dibelakang memberikan dorongan.
Semboyan ini juga yang menjadi Simbol Kementerian Pendidikan Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia. Akar kata mengajar dalam Kamus Besar Bahasa Indones (KBBI) yaitu
diambil dari kata Ajar yaitu petunjuk yang diberikan kepada orang agar diketahui, belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dengan demikian, belajar itu bukan lagi menjadi
sesuatu hal yang membosankan tetapi menjadikan merdeka belajar adalah suatu pendekatan yang
dilakukan agar siswa dapat memilih pelajaran yang diminatinya sesuai dengan bakatnya, sehingga juga merdeka berbudaya berarti membebaskan kebudayaan lokal dari berbagai bentuk penjajahan budaya luar yang akan merusak pola pikir, tingkah laku genersai muda dan hasil karya budaya yang sudah menjadi ciri khas suatu bangsa sejak dahulu kala.
Dengan merdeka belajar dan merdeka berbudaya sekaligus akan dapat memperkuat rasa
nasionalisme peserta didik tanpa kehilangan identitas bangsa sendiri. Dengan pola merdeka
belajar dan merdeka berbudaya jelas akan memberikan dampak yang positif atau dengan kata
lain selain dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh peserta didik sendiri juga mempengaruhi
orang lain sekitarnya. Konsep merdeka belajar dan merdeka berbudaya diharapkan dapat
memberikan to acity good to go ( mampu menggunakan dan memanfaatkan tekhnologi secara
baik).
Konsep merdeka belajar dan merdeka berbudaya juga diharapkan dapat memberikan
dampak besar bagi kebudayaan indonesia sendiri. Dengan lebih memahami dan menghargai
keberagaman yang dimiliki bangsa indonesia diharapkan dapat memperkuat persatuan, dan
kesatuan bangsa didalam bingkai Bhineka Tunggal Ika yang artinya, walaupun berbeda Bahasa,
suku, dan Bahasa namun tetap satu jua.
Sekolah sebagai media terlaksananya kegiatan belajar mengajar harus juga fleksibel
dalam menerapkan konsep ini, oleh karena itu sekolah juga harus dapat menjadi tempat yang
nyaman bagi siswa untuk dapat meng-ekspresikan diri melalui budaya dengan cara melakukan
kegiatan pentas seni.
Konsep kebermanfaatan merdeka belajar dan merdeka berbudaya merupakan konsep
yang sangat penting untuk dapat menunjang sekaligus meningkatkan mutu pendidikan Indonesia
dan mempererat persatuan dan juga menghargai keberagaman budaya indonesia. Pemerintah dan
seluruh masyarakat Indonesia harus bekerjasama untuk melaksanakan secara baik konsep ini
sehingga membawa dampak/manfaat yang besar untuk dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. (Penulis adalah Dernila Eva Ernayati Silalahi S.Pd.K, SMK N 1 Tebing Tinggi – Sergai
Sumatera Utara)