Puncak Hari Jadi ke-77 Kabupaten Asahan, Edy Rahmayadi Sebut Ada Sejarah Besar di Bumi Rambate Rata Raya

Acara puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Asahan di Taman Hutan Kota Taufan Gama Simatupang, Kota Kisaran, Rabu (15/3) sore

sentralberita | Asahan ~ Ada sejarah besar dalam keberadaan nama Asahan yang sejak 77 tahun silam, diputuskan sebagai sebuah wilayah di bawah struktur pemerintahan pada 15 Maret 1946, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Asahan. Meskipun sejatinya nama tersebut sudah ada sejak abad ke-19 dalam bentuk kesultanan.

Sekelumit sejarah yang menjadi cikal bakal daerah tersebut hingga saat ini, disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, saat gelaran acara puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Asahan di Taman Hutan Kota Taufan Gama Simatupang, Kota Kisaran, Rabu (15/3) sore. Hadir di antaranya Bupati Asahan Surya dan Wakil Bupati Taufik Z Abidin, Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis dan jajaran, unsur Forkopimda Asahan, BUMD, BUMN serta tokoh masyarakat.

Baca Juga :  Disambut Antusias Warga, Tim Keluarga Upa-Upa Edy-Hasan di Medan, Kedepan Sumut Dibenahi

Menurut Gubernur, Asahan menyimpan fakta sejarah yang perlu menjadi catatan penting dalam membangun kabupaten ini di masa depan. Mulai dari keberadaan situs peninggalan masa kejayaan kesultanan, hingga bekas penjajahan Belanda, serta keberadaan kawasan perkebunan yang masih bisa dilihat.

“Sebenarnya, Asahan ini sudah lebih dari 77 tahun ada. Dulu namanya wilayah Asahan, yang bahkan lebih tua dari Republik Indonesia. Sampai-sampai Belanda dulu pernah mencetak uang di sini. Sebelum kemerdekaan, orang sudah melakukan kegiatan ekonomi di daerah ini, dimana banyak saudagar kaya datang ke mari,” sebut Gubernur, yang mengingatkan bahwa Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Batubara juga merupakan bagian dari Kabupaten Asahan sebelum dimekarkan menjadi daerah otonom sendiri.

Baca Juga :  Masyarakat Minang Dukung Edy Rahmayadi 100 Persen di Pilgub Sumut 2024

Bahkan, kata Gubernur, potensi kekayaan alam di Kabupaten Asahan sejak lama sudah menjadi incaran Belanda sebagai penjajah. Karena bumi ‘Rambate Rata Raya’ ini merupakan semacam sentra sumber bahan logistik yang kemudian dipertahankan mati-matian oleh para penjajah.(01/red)

-->