Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Hasilkan 9 Rumusan, di Labura Menurun Drastis dari 30,9 Jadi 7,3 Persen

sentralberita| Medan~Rapat   Kerja   Daerah   (Rakerda)   Program   Bangga   Kencana   dan Percepatan  Penurunan  Stunting  berlangsung selama  dua  hari  yakni, Rakerda  7 Februari  2023 dan    Rakerda  Program Bangga  Kencana  dan  Percepatan  Penurunan  Stunting 8  Februari  2023  di Medan yang dihadiri  Sestama BKKBN RI, Drs.Tavip Agus Rayanto,M.Si dan  Wagubsu Musa Rajekshah,S.Sos,M.Hum  yang juga Ketua TTPS Sumut.

Hadir juga dalam kegiatan tersebut para Bupati, yakni  Wakil Bupati Nias Selatan ( Firman Giawa,SH,MH,  PJ.Walikita Tebing Tinggi (M.Dimyati,S.Sos,MTP), Wakil Bupati Tapanuli Utara (Sarlandy Hutabarat, MM , Sestama BKKBN RI ( Drs.Tavip Agus Rayanto,M.Si), Wakil Bupati Labura (Samsul Tanjung, ST,MH, Zonny Waldi,S.Sos,MM (Wakil Bupati Simalungun)

Seluruh  rangkaian  kegiatan  Rakerda  diikuti  peserta berfokus pada penguatan komitmen para pemangku kebijakan dan pemangku   kepentingan   dalam   program   Bangga   Kencana   dan   Percepatan Penurunan Stunting.

Berdasarkan   dari   materi   paparan   narasumber   dan   diskusi   selama   kegiatan berlangsung,  dirumuskan  hasil  Rakerda  Program  Bangga  Kencana dan   Percepatan   Penurunan   Stunting   Provinsi   Sumatera   Utara   Tahun   2023  sebagai berikut :

1.Provinsi    Sumatera Utara    termasuk    kedalam    12    Provinsi    prioritas penurunan  stunting  Nasional  dan  telah  menyiapkan  program  percepatan penurunan   stunting   dengan   menyiapkan   kebijakan   berkaitan   dengan penurunan   stunting melalui   Pelaksanakan   Standar      Pelayanan   Minimal (SPM)  secaramaksimal,  membentuk  atau  memanfaatkan  tim  koordinasi yang   sudah   ada   untuk   penurunan   stunting, kampanye   dan   promosi penurunan  stunting  dengan  pendekatan behavior  change  communication (BCC)serta  mengalokasikan  anggaran  APBD  Provinsi  dan  sumber  dana lainnyayang   sah   untuk   program    dan   kegiatan   penurunan   stunting kabupaten /kota, menetapkan program dan kegiatan, meningkatkan alokasi dan   efektifitas   penggunaan   dana   desa   untuk  penurunan  stuntingserta melakukan  monitoring  dan  evaluasi  kegiatan-kegiatan  yang  terkait  dengan penurunan stunting.

2.Penguatan   peran   puskesmas   dan   posyandu   sebagai kunci   percepatan penurunan stunting di lapangan dilakukan dengan layanan pemeriksaan ibu hamil,  skrining  anemia  dan  pemberian  tablet  tambah  darah,  pemberian nutrisi   kepada   ibu   hamil   yang   kekurangan   energi   kronik,   pemantauan tumbuh  kembang  dan  pemberian  makanan  tambahan  bagi  balita,  edukasi ASI  eksklusif  dan  rujukan  balita  yang  mengalami  stunting  ke  Rumah  Sakit.

Cakupan  layanan  yang  perlu  ditingkatkan    adalah  pemberian  ASI  ekslusif  (capaian  47,1%  dari  target  80%),  Balita  yang  memperoleh  imunisasi  dasar lengkap   (capaian   69,4%   dari   target   90%)   dan   pemantauan   tumbuh kembang anak dibawah usia 5 tahun (capaian 81% dari target 90%).

Baca Juga :  Bersama Forkopimda dan Kabupaten/Kota, Gubernur Bobby Nasution Terus Perkuat Kolaborasi Membangun Sumut

3.Badan     Kependudukan     dan     Keluarga     Berencana     Nasional     sebagai Koordinator Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting telah dan akan terus berupaya  untuk  melakukan  Kolaborasi serta  konvergensi  lintas  program dan  sektor  dengan  menggandeng  semua  pemangku  kepentingan  melalui pendekatan    pentahelixyaitu    Koordinasi    yang    baik    antar    instansi pemerintah Provinsi sampai Kabupaten/ Kota dalam percepatan penurunan stunting,   Keterlibatan   organisasi   masyarakat   dalam   mendukung   penuh program  percepatan  penurunan  stunting,  keterlibatan  akademisi  dengan Program    Konsorsium   Perguruan   Tinggi   peduli   kependudukan      yang melibatkan  28  Perguruan  Tinggi,  Pembentukan  program  Bapak  Asuh  Anak Stunting  (BAAS)  dalam  pemenuhan  gizi  keluarga  beresiko  stunting,  dan penyebaran  informasi  program  oleh  media  baik  cetak  maupun  elektronik.  Sehingga,    pada    tahun    2022    Provinsi    Sumatera    Utara    menunjukkan penurunan angka stunting dari 25,8% di tahun 2021 menjadi 21,1%.

4.Percepatan   Penurunan   Stunting   melalui   program   Keluarga   Berencana dilakukan  dengan  berbagai  langkah  yaitu  dengan  peningkatan  penggunaan kontrasepsi  modern  dan  Metode  Kontrasepsi  Jangka  Panjang,  penguatan pelayanan   KB   Pasca   Persalinan,   penguatan   komitmen   dan   optimalisasi peran stakeholder untuk pembinaan tenaga pendamping melalui penguatan konseling   dan   promosi,   peningkatan   akses   dan   kualitas   pelayanan   KB, pembinaan   fasilitas   kesehatan, pemantauanketersediaanalatdan obat kontrasepsi  menggunakan  aplikasi  sistem  rantai  pasok  alokon  (SIRIKA)serta pembinaan kesehatan reproduksi bagi remaja yang beresiko tinggi. 

5.Percepatan  penurunan  stunting  melalui  program  Pengendalian  Penduduk dilakukan  dengan  peningkatan  sistem  kelompok  kerja  Bangga  Kencana  di Kabupaten/ Kota, peningkatan dan pemanfaatan Grand Desain Pembangunan    Kependudukan    (GDPK)    5    pilar,    peningkatan    sistem peringatan dini pengendalian penduduk, peningkatan pendidikan kependudukan (jalur formal, informal, dan non formal) serta mengimplementasikan  dan  advokasi  Instruksi  Presiden  No. 3  tahun  2022 (Inpres Kampung  KB)  dalam  pembentukan  kampung  KB  baru  dan  rumah data   kependudukan sebagai   model   percepatan   penurunan   stunting   di Kabupaten/    Kota    melalui    pembentukan    Dapur    Sehat    Atasi Stunting (DASHAT) yang langsung menyasar keluarga beresiko stunting di lapangan.

6.Percepatan  penurunan  stunting  melalui  program  Keluarga  Sejahtera  dan Pemberdayaan  keluarga  dilakukan  melalui  peningkatan    pengasuhan  1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) melalui kelompok Bina Keluarga Balita Holistik  dan  Integratif serta  kelas  pengasuhan  bagi  ibu  hamil  dan  anak usia 0 -23  bulan.  Pelaksanaan  edukasi  bagi  remaja  melalui  kelompok  Pusat Informasi Konseling Remaja untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam  edukasi  gizi  dan  anemia  yang  mendukung  percepatan  penurunan stunting.

Baca Juga :  Aktivitas Ekonomi Sumut Terjaga

7.Penyediaan  data  keluarga  beresiko  stunting  melalui  kegiatan  verifikasi  dan validasi  keluarga  beresiko  stunting  diharapkan  berjalan  sesuai  target  dan memastikan  semua  keluarga  beresikostunting  terverifikasi  dan  tervalidasi sebagai  acuan  pemetaan  keluarga  sasaran  penurunan  stunting  di  lapangan.Pembaruan basis data keluarga dilakukan melalui pelaksanaan PBDKI 2023 dan   peningkatan   cakupan   pencatatan   dan   pelaporan   program   Bangga Kencana melalui aplikasi New SIGA.

8.Peningkatan  kemitraan  dan  kampanye  program  penurunan  stunting  serta kompetensi    Petugas    Lapangan    KB    (PKB/PLKB)    maupun    Kader    Tim Pendamping  Keluarga  (TPK)  dalam  melakukan  pembinaan    dan  perluasan  informasi  penurunan  stunting  di  lini  lapangan.  Pelaksanaan  kegiatan  di Provinsi  dan  Kab/Kota  dikuatkan  oleh  Peran  dan  Fungsi  Satgas  Percepatan Penurunan  Stunting  Tahun  2023  yang  telah  selesai  di  rekrut  sebanyak  38  orang  guna  melaksanakan  koordinasi  dan  fasilitasi  konsultasi  yang  efektif danefisien dalam kegiatan percepatan penurunan stunting.

9.Penguatan  dukungan percepatan  penurunan stunting  dilaksanakan  melalui Pemberian   dan   pemanfaatan   Dana   Alokasi   Khusus   Sub   Bidang   KB   ke Kabupaten/  Kota  dan  diharapkan  dapat  terealisasi  100%  pada  Desember2023.

Dukungan ini juga  akan dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan programdan  anggarantersebutmelalui  kemitraan  antara  BKKBNdengan BPKPPerwakilanProvinsi Sumatera Utara.Demikian  hasil  rumusan  Rapat  Kerja  Daerah  (Rakerda)  Program  Bangga  Kencana  dan Percepatan  Penurunan  Stunting  ini  disampaikan,  untuk  dapat  ditindaklanjuti  dengan rencana  aksi,  implementasi  dan  evaluasi  dari  pihak  terkait  agar  target  pembangunan dalam  renstra  program  Bangga  Kencana  dan  percepatan  penurunan  stunting  dapat tercapi.

Dalam pemaparannya Wakil Bupati Labura Samsul Tanjung menyampaikan yang terpenting dari keberhasilan pencegahan untuk menurunkan stunting adalah komitmen berbagai pihak.

Di kabupatennya telah berlangsung hal tersebut, sehingga terjadi penurunan yang signifikan dari 30,9 persen sebelumnya i menjadi 7, 3 persen. (SB/01)

-->