Mencakup Data Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Dinas Kesehatan P2KB Batubara Gelar Orientasi Simatneo, MPDN & E-kohort

sentralberita I BatuBara Guna pemantauan kesehatan ibu, bayi dan balita ini merupakan pembangunan kesehatan bagian integral dari pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan lima visi misi Presiden Joko Widodo salah satunya adalah pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM).

Oleh sebab itu Dinas Kesehatan Penegendalian Penduduk Keluarga berencana (P2KB) Kabupaten Batubara melaksanakan Orientasi Simatneo, MPDN dan E-kohort, digelar selama 4 hari dimulai Selasa-Kamis 30 Agustus – 1 September 2022, di Aula Buffet Mangga Kecamatan Sei Suka, Selasa (30/08/2022).

Kepala Dinas Kesehatan P2KB, drg. Wahid Khusyairi mengatakan, untuk dapat mencetak manusia Indonesia yang unggul kedepan dengan cara mencurahkan perhatian dan memberikan kasih sayang terhadap anak, sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara orang tua dan anak.

“Dari ikatan tersebut memperluas wawasan serta pengetahuan tentang pola asuh yang benar, serta meningkatkan keterampilan dalam mengasuh dan mendidik anak balita supaya anak lebih terarah, sehingga mampu membentuk anak yang berkualitas di masa yang akan datang,” sebutnya.

Disebutkanya, untuk E – Kohort ini sendiri merupakan suatu aplikasi berbasis Web dan Mobile yang memiliki fungsi untuk pencatatan pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita yang menghasilkan kohort untuk keperluan pemantauan kesehatan ibu, bayi dan balita.

Baca Juga :  Pemanen Karyawan PT Lonsum Mogok Kerja, Lihat Asisten Sangat Arogansi

Dimana wujud dalam kohort kesehatan ibu dan anak secara elektronik mencakup data pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin/nifas, Neonatus (bayi baru lahir) dan balita.

Simatneo sendiri merupakan suatu aplikasi maternal neonatal serta aplikasi notifikasi mengenai kesehatan
maternal yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak (maternal perinatal death notification) atau MPDN dalam sistem pemantauan terintegrasi bagi ibu, bayi dan balita.

“Aplikasi ini mencakup implementasi pencatatan, pemantauan dan pelaporan secara elektronik
tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak berbasis teknologi informasi,” terang drg Wahid.

Di Kabupaten Batubara sendiri, drg Wahid menyebutkan Kematian ibu pada tahun 2021
sebanyak 4 PER 7.923 KH (50 PER 100.000 KH), dimana penyebab kematian ibu disebabkan eklamsi (50%) dan perdarahan (50%) dengan target Nasional 217 PER 100.000 KH.

Sementara kematian ibu bulan Januari-Agustus 2022 sebanyak 1 PER 3.103 KH (32 per
100.000 KH) yang disebabkan oleh pendarahan (100%) dengan target Nasional 205 PER 100.000 KH tahun 2022.

Baca Juga :  BRI Panyabungan Gelar Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-79 tahun 2024

Kemudian kematian Neonatus di Kabupaten Batubara 2021 sebanyak 17 PER 7.923 KH (2 per 1.000 KH)
yang disebabkan oleh BBLR (41,2%), Asfiksia (23,5%) dan kelainan bawaan (17,6%), prematur (11,8%) serta
demam (5,9%) dengan target Nasional 12,2 PER 1.000 KH TAHUN 2021.

Untul kematian Naonatus bulan Januari-Agustus tahun 2022 sebanyak 3 PER 3.103 KH (1 PER 1000 KH) yang disebabkan oleh BBLR (66,67%) dan kelainan bawaan (33,33%) dengan target Nasional
11,6 PER 1.000 KH ta22.

“Berdasarkan hal tersebut, kegiatan orientasi simatneo, MPDN dan E-Kohort yang dilaksanakan hari ini menjadi upaya yang sangat strategis dalam peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu dan bayi serta balita,” katanya.

Disamping itu, pemanfaatan data sebagai data dasar dalam penanganan masalah layanan kesehatan ibu dan anak serta balita, khususnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui intervensi spesifik dan sensitif yang dilakukan secara berkesinambungan dan konprehensif dengan tetap
melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam bagian surveilans di Kabupaten Batubara.(SB/ru)

-->