Percepatan Penanganan Stunting, Dinkes P2KB Lakukan Orientasi
drg Wahid Khusyairi bersama tim pendamping penanganan stunting,(sb/f-ru)
sentralberita I Batu Bara ~ Upaya Percepatan Penanganan Stunting di Kabupaten Batubara, Dinas Kesehatan P2KB melaksanakan orientasi kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK), Selasa (23/08/2022).
Sebanyak Pendamping Keluarga yang diberikan orientasi 296 tim yang terdiri dari 888 orang dimulai 23 s/d 31 Agustus 2022.
Bupati Batubara Ir. Zahir, M. Ap melalui Kepala Dinas Kesehatan P2KB drg. Wahid Khusyairi, MM mengatakan kegiatan orientasi untuk para tim pendamping Keluarga ini memiliki arti yang penting dan strategis.
“Penting dalam artian kegiatan ini akan menambah wawasan dan kapasitas Tim Pendamping Keluarga sehat dapat melakukan pendampinan terhadap calon Pengantin untuk mengurangi resiko stunting.
Disebutkannya, strategis inilah dalam artian program penanganan stunting ini merupakan salah satu program prioritas nasional dalam rangka mempersiapkan generasi emas,sebutnya
Selain itu, drg Wahid menjelaskan bahwa Tim Pendamping Keluarga ini adalah sekelompok tenaga yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB yang melaksanakan pendampingan kepada calon Pengantin/Calon Pasangan Usia Subur, keluarga yang beresiko Stunting.
Sedangkan tugasnya meliputi penyuluhan, pasilitas pelayanan, rujukan, dan fasilitas penerima program Bantuan Sosial serta Surveilans untuk mendeteksi dini Faktor Resiko Stunting, sebagai bentuk upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara berkesinambungan bagi Tim Pendamping Keluarga.
“Maka perlunya untuk dilaksanakan Orientasi Tim Pendamping Keluarga ini. TPK ini sendiri, merupakan aktor penting untuk menyelesaikan masalah stunting,” sebutnya.
Untuk wilayah kerjanya sendiri, TPK ini dikerahkan di seluruh Daerah di Kabupaten Batubara untuk menekan angka Stunting menjadi 14% hingga di tahun 2024 mendatang.
Sasaran utama TPK adalah para calon-calon pengantin, ibu hamil dan ibu pascapersalinan, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.
“Nantinya, TPK ini mendeteksi dini faktor risiko stunting baik sensitif maupun spesifik berdasar data yang dia miliki, melakukan pendampingan dan survei, memfaslitasi terhadap apapun pelayanan rujukan serta pendampingan bantuan sosial lainnya,” terang drg Wahid,(ru)