Juli 2022 Sumut Inflasi 0,31 Persen 

Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin pada rilis berita resmi statistik secara live streaming Senin (1/8/2022).

sentralberita|Medan~ Pada Juli 2022, inflasi Provinsi Sumatera Utara (Gabungan lima kota, yaitu Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli) sebesar 0,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,05.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Nurul Hasanudin mengatakan hal itu pada rilis berita resmi statistik yang digelar secara live streaming Senin (1/8/2022).

Nurul menjelaskan pada Juli 2022, inflasi Provinsi Sumatera Utara (Gabungan lima kota, yaitu Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli) sebesar 0,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,05. 

Dari lima kota IHK di Sumatera Utara, seluruhnya tercatat inflasi, yaitu Sibolga sebesar 1,07 persen; Pematangsiantar sebesar 0,04 persen; Medan sebesar 0,27 persen; Padangsidimpuan sebesar 0,59 persen; dan Gunung Sitoli sebesar 1,81 persen.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks harga kelompok pengeluaran,” kata Nurul.

Komoditas utama penyumbang inflasi selama Juli 2022 antara lain, cabai merah, angkutan udara, cabai rawit, sewa rumah, bawang merah, sabun mandi, dan buah naga.

 Diketahui buah naga harganya naik dari Rp28.000-Rp30.000 per kg menjadi Rp40.000 per kg, cabai merah berfluktuatif di kisaran Rp80.000-Rp100.000 diikuti dengan cabai rawit. 

Kelompok pengeluaran itu yakni kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok transportasi sebesar 1,43 persen. Kemudian kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,32 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,83 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,12 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,15 persen. 

Baca Juga :  Rapat Kerja Bank Sumut 2025, Pj Gubernur Agus Fatoni Harapkan Terus Tumbuh Jadi BUMD Terbesar di Indonesia

Adapun kelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,07 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,33 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2022) sebesar 4,50 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 5,62 persen.

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin Senin (1/8/2022) mengatakan pada realisasi inflasi 0,31 persen tersebut sangat terkendali, dan di bulan Agustus ini Sumut berpeluang besar untuk merealisasikan deflasi. 

“Meskipun angka realisasi inflasi Sumut sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi saya sebelumnya (0,26 persen ), akan tetapi hal tersebut tidak merubah ekspektasi saya bahwa Agustus ini Sumut berpeluang deflasi,” jelas Gunawan.

Menurutnya, beberapa komoditas pangan yang berpeluang turun di bulan ini adalah cabai merah, cabai rawit dan bawang merah. Untuk cabai rawit sendiri pada hari ini di kota Medan atau di Sumut umumnya itu berada di kisaran Rp40 ribu per kg, meskipun memang masih ada di sejumlah kota lain seperti sibolga yang masih bertengger di kisaran Rp60 ribu per kg.

Untuk bawang merah, harganya sudah berada di kisaran Rp30 ribuan per kg di sejumlah pasar di kota Medan pada hari ini. Walaupun masih ada di kota lain yang menjual bawang merah di kisaran Rp50 ribuan per kg. Baik cabai rawit dan bawang merah sebelumnya ini terbilang sangat mahal. Cabai rawit bahkan sempat menyentuh Rp100 ribu per kg, dan bawang merah menyentuh Rp60 ribuan per kg.

Baca Juga :  Pertamina Laksanakan SEBARAN, Semangat Berbagi Baju Lebaran untuk Anak Yatim

Di sisi lain, hari ini harga cabai merah mengalami lonjakan di kisaran harga Rp100 ribu per kg dari posisi sebelumnya di akhir pekan lalu yang dijual di level Rp80 ribu per kg. “Namun untuk lompatan harga cabai merah pada saat ini saya pikir tidak akan bertahan lama. Karena harga di tingkat pedagang besar pada dasarnya cabai merah dijual dikisaran Rp75 ribuan per kg,” katanya.

    Ini hanya lompatan sesaat karena libur akhir pekan. Yang memicu terjadinya ketidakseimbangan pasar. Dimana pasokan sedikit terganggu karena libur akhir pekan kemarin. “Dan saya melihat pasokan akan kembali normal paling lama dua hari kedepan. Jadi ini bukan masalah besar, dan saya sangat yakin jika variabel yang sifatnya tak terduga tidak terjadi, maka Agustus ini cabai merah berpeluang bergerak dikisaran Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per kg nya,” jelas Gunawan.

Ia memperkirakan Sumut akan rehat sejenak dari tren kenaikan laju inflasi. Bahkan di bulan September Sukut juga berpeluang mencetak deflasi. Sejak awal tahun hingga bulan juli ini, inflasi di Sumut itu naik dalam kecepatan yang tinggi. 

“Dan saya menilai harga pangan sudah capek nanjak dan sudah saatnya berhenti. Jika sekenario harga yang saya sebutkan tadi benar benar terealisasi, maka Sumut berpeluang mencetak deflasi di bulan Agustus sebesar 0,5 persenan nantinya,” ungkap Gunawan. (SB/wie)

-->