DPP APERSI Gelar Rakernas di Kota Medan
Rakernas Apersi yang berlangsung di hotel JW Marriott Medan tersebut dihadiri oleh pengurus eversi dari seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke.(f-ist)
sentralberita | Medan ~ Dewan Pengurus Pusat (DPP)Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia atau (APERSI) menggelar Rapat Kerja Nasional di Kota Medan- Sumut, Selasa 26 Juli 2022.
Rakanas yang berlangsung di hotel JW Marriott Medan tersebut dihadiri oleh pengurus eversi dari seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke dimaksudkan adalah untuk bahas,dan evaluasi program kerja serta menyusun program kerja kedepan,yakni merumahkan masarakat berpenghasilan rendah (MBR)untuk.memiliki rumah,karena 90 persen fokus pengembang adalah membangun rumah KPR Bersubsidi.
Rakernas APERSI yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Utara diwakili oleh Asisten ,H.Muhammad Fitriyus,dan dihadiri Wakil Dirut Bank BTN,beberapa,Dirjen dilingkungan Kementrian ,dan oejabat Pemprov Sumut,juga.pejabat Pemkot Medan, diisi dengan Forum Group Discusion Dan Talkshow bertemakan Rumahku Masa Depan Negeriku.
Ketua umum APERSI,Junaidi Abdillah pernyataan ini menyatakan dipilihnya kota Medan sebagai tempat Rakernas yang merupakan pertama kali di pulau Sumatera adalah karena kota Medan memiliki potensi besar untuk masa depan penyediaan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Namun begitu dikatakan Junaidi Abdillah,dalam 2 tahun ini kita dari Apersi juga ikut prihatin atas pandemi covid 19 yang mempengaruhi serapan Perumahan dan juga ke depan banyak kendala kaitannya muncul aturan tiba-tiba seperti lahan sawah dilindungi (LSD)itu tidak menyesuaikan dengan kondisi RT/RW Kabupaten/Kota setempat.
Menyinggung tentang penyesuaian harga perumahan dikatakan Junaidi Abdillah ,sejak pandemi covid 19, kita tidak mengalami penyesuaian harga padahal rumah yang dibangun adalah segmen rumah KPR bersubsidi KPR bersubsidi harusnya setiap tahun mengalami penyesuaian harga namun pihaknya maklum karena kita semua prihatin akibat pandemi covid 19, dan diharapkan tahun ini harusnya sudah ada penyesuaian harga segera dilaksanakan, karena biaya produksi sangat tinggi,makanya banyak pengembang bisa menjual tapi tidak bisa berproduksi (membangun lagi) dan mendesak pemerintah memperhatikankendala ini,agar program sejuta rumah yang dicanangkan Presiden Jokowi bisa terealisasi.
Hingga tahun 2021,kita telah membangun 103.000 unit rumah di berbagai daerah,
pungkas Djunaidi.
( Diurnawan )