BI Sumut Gelar Festival Ekonomi Syariah 

sentralberita| Medan~Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara menggelar kegiatan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) pada 14-17 Juli 2022 bertempat di pelataran parkir Masjid Al-Jihad Jalan Abdullah Lubis Medan

Opening ceremony Fesyar Jumat (15/7/2022) dihadiri Kepala Perwakilan BI Sumatera Utara Doddy Zulverdi sekaligus membuka acara, Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim dan Azka Subhan, mewakili Gubsu  dan Walikota Medan, Sekretaris Jenderal MUI Pusat Ustadz Dr Amirsyah Tambunan sekaligus narasumber Tabligh Akbar,  Kepala Perwakilan BI Pematang Siantar Teuku Munandar, Kepala Perwakilan BI Sibolga Aswin Kosotali, Buya Prof. KH. Amiruddin MS, MA, MBA, Ph.D dan Ketua Umum Yayasan Mesjid Al-Jihad Medan Baru Prof. Dr. H. Muhammad As’ad, M.Si.

Festival Ekonomi Syariah Sumatera Utara 2022 bertemakan “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Regional untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Sumatera Utara yang Inklusif”. 

Kepala Perwakilan BI Sumut Doddy Zulverdi mengatakan Festival Ekonomi Syariah Sumatera Utara (Fesyar Sumut) merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Road to Festival Ekonomi Syariah Regional Sumatera Tahun 2022 yang akan diselenggarakan di Provinsi Aceh pada tanggal 4-6 Agustus 

2022.

“Pelaksanaan Fesyar Sumut 2022 juga merupakan kolaborasi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Pematang Siantar, dan juga Sibolga,” kata Doddy.

Secara garis besar, Bank Indonesia menyelenggarakan Fesyar di 3 wilayah, mulai dari Fesyar KTI di Makassar (28-30 Juli), Fesyar Sumatera di Aceh (4-6 Agustus), Fesyar Jawa di Surabaya (8-10 September) sampai pada ISEF di Jakarta pada Oktober 2022 

mendatang. 

“Pelaksanaan Road to Fesyar Sumut 2022 tahun ini menjadi momentum penting dengan ditunjuknya Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara sebagai tuan rumah penyelenggara (Host) untuk Fesyar Sumatera pada 2023 tahun depan. Kiranya ini dapat menjadi potensi dalam menggerakan perekonomian Sumatera Utara melalui 

pelaksanaan event nasional se-Sumatera,” ungkapnya.

Rangkaian Fesyar Sumut 2022 sendiri dimulai sejak awal Juni 2022 melalui proses penyisihan kandidat peserta perlombaan. 

Baca Juga :  Penuhi Kebutuhan Energi Pasca Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Pertamina Terapkan Distribusi Energi Non Reguler

Masyarakat Sumatera Utara cukup antusias untuk berpartisipasi.

Tercatat total peserta terdaftar sebanyak 335 orang dengan kategori Lomba MTQ 105 orang, Kaligrafi 54 orang, Wirausaha Muda Syariah 44 orang dan Kreasi Busana Muslim 22 orang. Mulai tanggal 14-17 Juli 2022  berlokasi di Mesjid Al-Jihad Medan ini, 15 peserta terbaik dari masing-masing kategori lomba akan kembali dikompetisikan untuk 

mencari kandidat terbaik untuk menjadi wakil Sumatera Utara pada ajang Fesyar Sumatera di Aceh pada Agustus 2022 mendatang. 

Ia menyebut Fesyar juga diisi dengan sharia forum berupa kegiatan talkshow syariah, edukasi, dan sosialisasi serta sharia 

fair dengan berbagai macam stand bazaar.

Ada berbagai produk UMKM, pesantren, asosiasi, komunitas, perbankan, dan binaan pemerintah daerah yang turut mendukung pembentukan ekosistem syariah di Sumatera Utara.

Doddy menambahkan pandemi Covid-19  berdampak multidimensi, meningkatkan 

urgensi dan relevansi ekonomi dan keuangan syariah untuk mendorong roda perekonomian nasional. “Izinkan kami mengutip surat 

Al Insyirah ayat 5 yang berbunyi: “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” katanya.

Menurut Doddy, besarnya potensi ekonomi syariah dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk mendorong pemulihan tidak hanya di Indonesia bahkan secara global, antara lain Tiongkok, sebagai ekspor baju muslim tertinggi ke Timur Tengah.

Inggris, sebagai Pusat Keuangan Syariah di Barat, Korea, memiliki visi menjadi destinasi utama pariwisata halal, Jepang, Industri halal sebagai kontributor kunci di 2020, Thailand, memiliki visi menjadi dapur halal dunia.

Kemudian, Australia, sebagai pemasok daging sapi halal terbesar ke Timur 

Tengah, Brazil sebagai pemasok daging unggas halal terbesar ke Timur Tengah.

Secara global, Indonesia menempati peringkat 4, Global Islamic Economic Indicator pada 2021/2022 untuk sektor makanan halal. 

Peningkatan ekspor makanan halal ke negara anggota OKI. “Peluncuran sistem kodifikasi produk halal, dan digitalisasi sertifikasi 

Baca Juga :  OJK - Pemkab Labusel Teken MoU Terkait Dukungan Pengembangan Ekonomi Daerah

halal menjadi tiga faktor kunci,” jelasnya.

Selain itu, Indonesia berhasil menduduki peringkat puncak sebagai negara dengan ekosistem keuangan syariah terbaik global. Salah satu faktornya karena memiliki sektor keuangan sosial syariah yang 

paling dinamis di antara semua negara di dunia. Indonesia juga termasuk negara dengan volume transaksi fintech terbesar dan menempati posisi ke-4 dari 64 negara setelah 

Malaysia, Arab Saudi, dan UEA

    Berdasarkan indikator makroekonomi menunjukkan Indonesia sebagai leader dalam ekonomi dan keuangan syariah di antara negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam). Kinerja dan outlook ekonomi syariah Indonesia relatif baik mengingat kapasitas sektor ekonomi halal dan keuangan syariah yang saat ini dimiliki untuk mendukung momentum Indonesia bangkit setelah pandemi. “Namun ruang untuk berkembang masih terbuka dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi syariah nasional, baik dari sisi 

sektor riil maupun sektor keuangan yang berkontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional termasuk yang berkelanjutan,” kata Doddy.

Ia menyebut Bank Indonesia sendiri secara konsisten terus bersinergi mengimplementasikan berbagai program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dalam program pengembangan ekosistem rantai nilai halal, Bank Indonesia terus melanjutkan program kemandirian ekonomi pesantren maupun platform Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia melalui program pendampingan yang intensif agar dapat menembus pasar internasional.

“Salah satunya UMKM IKRA binaan kami yaitu Mancafe yang kopinya telah menembus pasar internasional ke beberapa negara antara lain pasar Asia, Amerika dan Eropa,” ungkapnya.

Sampai dengan 2022 saat ini, tercatat Bank Indonesia (Medan, Pematang Siantar, dan Sibolga) bermitra dengan 27 pesantren dan 25 UMKM IKRA binaan se-Sumatera Utara. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan program pengembangan 

yang dilakukan. 

ntuk mendukung kemandirian ekonomi Pesantrean pada 2021 telah dibentuk Hebitren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren). Sebagai langkah awal Bank Indonesia telah melakukan mediasi untuk business matching perdagangan untuk pemenuhan kebutuhan dan perluasan akses pemasaran. (wie)

-->