Menurunnya Kasus Covid, Perbankan Sumut Tumbuh Lebih Tinggi
Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori dan wartawan di Hotel Niagara Parapat Jumat (17/6/2022).(f-ist)
sentralberita | Parapat ~ Pada April 2022, sektor perbankan Sumatera Utara yang terdiri dari 2 bank berkantor pusat, 55 bank berkantor cabang, dan 53 BPR/BPRS pada April 2022 terpantau bergerak pulih dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding periode pra pandemi Covid-19.
Memasuki fase recovery di tahun 2022 seiring menurunnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan kembali pulihnya aktivitas perekonomian, kinerja bank umum di Sumatera Utara juga telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Melihat perkembangan penghimpunan DPK, pandemi covid-19 tidak menunjukkan implikasi negatif terhadap pertumbuhannya,” kata Yusup Ansori, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Hotel Niagara Parapat Jumat (17/6/2022).
Yusup berbicara pada acara Media Gathering Kantor OJK Regional 5 Sumbagut dengan topik “Penguatan Inklusi Keuangan dan Waspada Investasi Ilegal di Sumatera Utara’ yang berlangsung sejak, Kamis, 16 Juni 2022.
Menurutnya, justru, terdapat lonjakan yang signifikan dalam pertumbuhan semenjak pandemi, yang hingga saat ini selalu bertumbuh double digit. “Memasuki fase recovery, pertumbuhan tersebut tidak terlihat menurun, bahkan terus meningkat dibanding periode sebelumnya,” kata Yusup.
Sementara itu, penyaluran kredit mengalami kontraksi yang cukup dalam di masa pandemi dengan pertumbuhan terendah terdapat pada Desember 2020 sebesar -4,28 persen yoy dan posisi outstanding terendah di Desember 2021 sebesar Rp211 triliun.
Di tahun 2022, penyaluran kredit mulai bergerak pulih. Per April 2022, terpantau pertumbuhan kredit sebesar 6,82 persen yoy dengan outstanding Rp230 triliun. Kondisi ini telah melebihi pencapaian periode sebelum pandemi yang pertumbuhannya sebesar 4,89 persen yoy pada April 2019
Total aset tercatat sebesar Rp324,33 triliun dengan pertumbuhan double digit 12,39 persen yoy. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga dapat bertumbuh double digit sebesar 12,45 persen yoy menjadi Rp304,18 triliun.
“Sementara itu, penyaluran kredit/pembiayaan sudah kembali bertumbuh positif dan relatif tinggi sebesar 6,66 persen yoy dengan total penyaluran Rp231,83 triliun,” kata Yusup.
Pertumbuhan ini menurut Yusup, didorong oleh sektor UMKM yang memiliki share 29,15 persen dari total kredit dengan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 13,71 persen yoy. Kredit kepada korporasi juga terpantau kembali bertumbuh positif sebesar 1,35 persen yoy, setelah selama ini bertumbuh negatif sepanjang tahun 2020 dan 2021.
Di saat kredit dapat didorong untuk bertumbuh, profil risiko perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross yang turun hingga di bawah 3 persen yaitu sebesar 2,50 persen.
Yusup menyebut sektor pertanian, yang terdiri dari pertanian, perburuan dan kehutanan, merupakan salah satu ujung tombak perekonomian Sumatera Utara. Di masa pandemi, penyaluran kredit terhadap sektor ini mengalami perlambatan hingga bertumbuh negatif.
“Salah satu sumber perlambatan utamanya adalah kredit komoditas kelapa sawit yang bertumbuh negatif sepanjang tahun 2021,” katanya.
Berdasarkan pemantauan per April 2022, kredit bank umum kepada sektor pertanian di Sumatera Utara sudah mulai menunjukkan pemulihan dengan pertumbuhan sebesar 7,80 persen yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit komoditas utama Sumatera Utara. Kredit perkebunan kelapa sawit sebagai komoditas dengan share terbesar yaitu 81,26 persen, akhirnya dapat bertumbuh positif dan relatif baik sebesar 5,59 persen yoy. Kredit komoditas utama lainnya juga tercatat bertumbuh cukup signifikan seperti padi dengan pertumbuhan 49,24 persen yoy dan kopi yang bertumbuh 40,88 persen yoy. Sementara untuk karet bertumbuh 5,01 persen yoy.
“OJK senantiasa terus melakukan upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan kepada para petani,” ungkapnya.
Salah satunya bersama pemerintah melalui TPAKD Sumatera Utara dengan memperbanyak pembentukan klaster pertanian dengan menciptakan ekosistem di kalangan petani yang mempermudah proses pengajuan, pencairan dan penjaminan kredit, sampai pemasaran produk pertanian. (wie)