Sering Terjatuh Melintas di Jalan Rusak, Edi Saputra Minta Buat Pengusulan dan Tanda Tangan Warga

Anggota DPRD Kota Medan, Edi Saputra, ST melaksanakan Reses Masa Sidang Pertama Tahun 2022 di Rumah Peduli Jalan Mandala By Pass, Kecamatan Medan Denai, Sabtu (19/2/2022). (Foto-HL)

sentralberita|Medan~Anggota DPRD Kota Medan, Edi Saputra, ST melaksanakan Reses Masa Sidang Pertama Tahun 2022 di Rumah Peduli Jalan Mandala By Pass, Kecamatan Medan Denai, Sabtu (19/2/2022) yang dihadiri ratusan ibu-ibu dengan protokol kesehatan yang ketat.

Diawali doa H. Munthe, anggoa DPRD Medan dari Faraksi Parai Amana Nasional (FPAN) itu menjelaskan, guna dan tujuan Reses unuk menerima/menyerap aspirasi masarakat yang akan digodok dan dibahas di DPRD Medan. Setelah itu diparipurnakan unuk disahkan lalu dijalanjalankan/dikerjakan pada tahun berikunya.

“Jadi begitu prosesnya, setahun berikutnya, harus sabar menunggunya, tapi yang peting sudah ada Perwakilan Rakyat memperjuangkannya,”ujar Edi seraya menegaskan selain aspirasi bisa langsung disampaikan, juga dengan mengisi lembaran aspirasi yang telah disediakan.

Selanjutnya Edi Saputra membuka dialog. Berbagai pertanyaan keluhan dan mewarnai Reses tersebut.Seorang warga mengaku bernama Ibu Lina, warga Jalan Elang Ujung Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan menyampaikan tentang jalan rusak puluhan tahun hingga saat ini tak pernah diperbaiki pemerintah.

“Mohonlah kepada pak Edi, agar jalan Elang Ujung diperjuangkan,sebab sejak tahun 1980 hingga sekarang tidak pernah diperbaiki pemerintah. Kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.”

“Khususnya di depan rumah saya, jika mau keluar rumah saya sendiri aja malas, karena kondisinya sangat parah. Konon lagi warga yang melintasi jalan tersebut, juga mengaku sering terjatuh akibat badan jalan yang sangat buruk,”ujar Ibu Lina sangat berharap seraya mengaku sudah berulang kali menimbun jalan yang rusak itu beberapa meter khusus depan rumahnya dengan tumpukan batu seadanya.

“Jadi sekali lagi saya mohonlah kepada pak Edi agar perjuangkan jalan kami diperbaiki pemerintah, karena warga sudah sangat lama menunggunya,”katanya.

Menanggapi hal itu, Edi Saputra mengaku Jalan Elang itu merupakan lokasi jalan perbatasan antara Deliserdang dan Medan. Sehingga dia juga mengakui jalan tersebut terkesan luput dari perhatian pemerintah, begitu juga di daerah perbatasan lainnya.

Edi mengaku lambannya atau luputnya pengawasan dan pembangunan jalan yang rusak di daerah perbatasan, disebabkan kurangnya koordinasi dilakukan pemerintah.

Baca Juga :   Sampah  Bila Tidak Dikelola dengan Baik Timbulkan Masalah

Hal itu kemungkinan bisa saja pemerintah di Kota Medan dan Deliserdang masing- masing menunggu pemerintah tetangganya.

“Bukan pemerintah saja, masyarakat bahkan para calon anggota dewan juga sering bingung dan salah jika masuk ke kawasan perbatasan itu, apakah tetap dalam wilayah,”jelasnya.

Untuk itu, Edi Saputra meminta kepada warga membuat usulan dengan mengumpulkan tanda tangan permohonan untuk perbaikan jalan tersebut. “Biar selanjutnya akan saya bawa dan teruskan ke Walikota Medan, agar ditanggapi dan masuk anggarannya,”kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Medan IV meliputi Kecamatan Medan Denai, Area, Amplas dan Medan Kota.

Selain menyampaikan soal perbaikan jalan, warga lainnya juga minta walikota Medan agar tegas menyikapi segala persoalan masyarakat, khususnya pemilihan kepling.
“Sebab lingkungan di kelurahan kami, kepala lingkungannya masih belum merata membagikan beras bagi warga yang membutuhkan atau kurang mampu.

Suwando Lubis, Jalan Denai GG Rukun mengaku pernah ajukan PKH, namun saat kemrian rumahnya mau disurvey terkena kebakaran sehingga dia pindah ke rumah keluarganya di kecamatan Medan Tembung.jadi saat ditanya ke tetangga, mengaku ada petugas yang mensuvey pernah datang.

Ibu Linda warga Jalan Sisingamangaraja mengaku pernah divaksin dan menunjukkan kartu Kartu Keluarga yang dimilikinya, namun saat dilakukan vaksin, ternyata nomor KK saya tidak terdaftar. Padahal kemrin saya mengurus KK itu membayar ke petugas keluarahan.

Pemimpin dan Rakyat

Pada bagian lain aktifis pemuda yang dulunya pernah menjadi sekretaris KNPI Medan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah ini mengungkap soal pemimpin dan rakyat. Disampaikannya, pemimpin yang baik lahir dari rakyat yang baik pula. Sebaliknya pemimpin yang buruk muncul dari kondisi rakyat yang buruk pula.

“Jadi, sekarang ini kita merasa sudah menjadi rakyat yang baik atau belum, sehingga menghasilkan pemimpin yang baik apa belum. Hal itu kita sendiri (rakyat) sendirilah yang tahu, apa yang kita lakukan saat pesta demokrasi atau pemilihan kepala pemerintahan atau legislatif,”kata Edi Saputra.

Baca Juga :  Komisi IV DPRD Medan Minta PT KAL Berhenti Beroperasi

“Kalau bapak ibu mau pemimpinnya baik maka masyarakatnya juga harus baik. Salahsatunya pada awal pemilihan pemimpin, masyarakat jangan lagi mau menerima uang dari calon pemimpin. Karena jangan harapkan lagi pemimpin itu akan berbuat baik dan tulis untuk kepentingan rakyat, jika dia mengawali dengan membeli suara rakyatnya sebab dia diyakini akan berpikir bagaimana mengembalikan uang yang dibayarkannya ke warga saat kampanye tersebut,”kata Sekretaris FPAN DPRD Medan ini.

“Akan tetapi jika berpikiran buruk terhadap penyelenggaraan Pemilu maka nasib kita juga akan buruk. Jadi kita sudahlah sikap seperti yang lalu lalu, mau menerima uang dari calon pemimpin yang akan kita pilih,”katanya.

Kegiatan reses Edi Saputra tersebut dihadiri ratusan warga dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, usai menyerap aspirasi warga, Tim Rumah Peduli Edi Saputra mengakhiri kegiatan itu dengan menyerahkan berkas-berkas administrasi kependudukan (adminduk) mulai dari KTP, KK, Akte Lahir, BPJS Kesehatan hingga Akte Pernikahan.

Adminduk

Sementara itu, usai kegiatan reses tersebut, Tim Rumah Peduli Edi Saputra juga membagikan berkas atau surat administrasi kependudukan (Adminduk) kepada warga. Surat Adminduk mulai dari KK, KTP, Akte Kelahiran dan Akta Nikah itu diberikan secara gratis atau tanpa dipungut biaya, sejak warga mengurusnya ke Rumah Peduli Edi Saputra.

Warga yang menerima adminduk gratis itu merasa bangga dan mengucapkan terima kasih kepada Edi Saputra. Pengurusan adminduk dilakukannya sejal sebelum anggota DPRD, setelah menjadi anggota DPRD hal tersebut semakin menjadi perhatiannya sebagai kepedulian terhadap warga yang telah mempercayai menjadi wakil rakyat.

Hingga saat ini adminduk masyarakat sudah hampir puluhan ribu yang terurus melalui sumberdaya dan kemampuannya yang ada. Bagi Edi Saputra adminduk yang lengkap merupakan harga mati bagi warga untuk urusan apapun. (SB/01)

-->