Terkait BUMDes Mangkrak, Direktur BUMDes Siamporik Maju Sejahtera Terancam Dicopot

sentralberita | Aekkanopan – Mangkraknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Siamporik Maju Sejahtera di Dusun X Bukit Dame (ralat berita sebelumnya yang menyebut Bukit Lambung), Desa Siamporik, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumut, sepertinya bakal berbuntut panjang.
Direktur BUMDes beserta pengurus lainnya yang mengaku baru dilantik pada tahun 2021 itu terancam dicopot oleh Kepala Desa Siamporik akhir tahun ini.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Siamporik, Sahat Maruli Sianipar, saat dikonfirmasi sentralberita.com, Selasa kemarin di kantornya. Dikatakannya, rencana pencopotan itu disebabkan tidak kompetennya Iskan selaku Direktur BUMDes dan pengurus lainnya dalan mengelola usaha BUMDes yang sudah ada.
“Ya, sikap kita akan kita (Kepala Desa-red) copot akhir tahun ini. Tidak mungkin dipertengahan tahun kita copot, bagaimana pertanggungjawaban anggarannya nanti. Tidak terkecuali pengurus BUMDes lainnya,” cetus Sahat.
Menurut dia, ada beberapa point yang menjadi alasan mengapa Direktur BUMDes akan dicopot, antara lain: tidak kompeten dalam mengelola BUMDes yang sudah ada sehingga menjadi mangkrak. Kemudian, tidak memiliki ide-ide untuk membuka peluang usaha baru. selain itu, tidak cakap dalam mengambil keputusan.
Namun, Sahat tidak membantah, kalau salah dalam mengambil keputusan saat memilih Iskan sebagai Direktur BUMDes. Dia beralasan, saat pemilihan dulu, cuma Iskan yang dapat menyampaikan visi-misi yang bagus. “Namun kenyataannya, realisasi tidak ada,” aku Sahat mengeluh.
Padahal, ungkap Sahat, jika BUMDes dapat dikelola dengan baik, banyak keuntungan yang diperoleh. Misalnya, Pendapatan Asli Desa (PAD) dapat bertambah, dan honor pengurus dan penasihat yang notabene dijabat Kepala Desa juga akan bertambah. Disamping itu, BUMDes bisa membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Disinggung tentang honor yang diperoleh pengurus BUMDes, Sahat memaparkan, jika Direktur BUMDes dalam setiap bulannya mendapatkan Rp 1.500.000, Sekretaris Rp. 600.000 dan bendahara Rp 900.000 meski belum memperoleh hasil dari BUMDes yang dikelola.
Usut punya usut, Bendahara BUMDes, Sakila Br. Sianipar adalah anak kandung Kepala Desa, Sahat Maruli Sianipar yang saat ini berstatus Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Medan juga akan ikut dalam daftar pencopotan pengurus BUMDes.
Menanggapi hal ini, Sahat tidak menampik, akan tetap menyopot anaknya sebagai Bendahara BUMDes disana. “Tanpa terkecuali, anak saya pun akan ikut dicopot,” jelasnya.
Ditanya bagaimana anaknya dapat berperan mengelola BUMDes selama ini sementara masih menjalani kuliah, Sahat menjawab, ketika pencairan dana BUMDes yang membutuhkan tandatangan Bendahara, anaknya akan kembali dari Medan untuk menyelesaikan urusan BUMDes.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Desa Siamporik, Sahat Maruli Sianipar menuding Direktur BUMDes tidak kompeten dalam mengelola BUMDes sehingga BUMDes disana harus mangkrak selama hampir setahun. Padahal, anggaran telah dikucurkan.
Sayangnya, Sahat mengaku tidak tahu menahu soal besaran anggaran yang telah dikucurkan. Yang dia ingat cuma kucuran anggaran tahun 2020 sebesar Rp 180.000.000. Namun, untuk tahun 2018, 2019 dan 2021 dia tidak mau menjawab.
Dijelaskan Sahat, BUMDes baru dibentuk tahun 2020, sementara untuk anggaran pendirian BUMDes di tahun 2018 serta penyertaan modal tahun 2019 dananya telah dikembalikan ke kas Desa sebagai Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA). Sementara anggaran tahun 2021 sama sekali belum di transfer ke rekening BUMDes. (SB/FRD)