13 Siswa SMA Dipukuli Kakak Kelas di Aceh

sentralberita | Banda Aceh ~ Sebanyak 13 siswa kelas II SMA di Pidie Jaya, Aceh, diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan siswa kelas III.

Dinas Pendidikan (Disdik) mengungkap pemicu aksi kekerasan dari senior ke junior itu.

“Persoalan siswa kelas II menurut kelas III itu kurang tegur sapa dalam asrama,” kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Pidie dan Pidie Jaya, Razali, saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (2/9/2021).

Persoalan lain, kata Razali, siswa kelas III mengaku lebih banyak bekerja pada saat perayaan 17 Agustus lalu. Dia menyebut kedua persoalan itu diduga memicu siswa kelas III menghajar adik kelasnya di asrama.

“Mereka senior maunya diapakan. ‘Kami dulu begitu hormat sama senior, kalau jumpa di kampung selalu tegur’. Begitu pengakuan mereka. Ini di kampung jumpa di pasar nggak pernah mau sapa, itu menurut yang kelas III. Kalau mereka dulu sama senior cukup hormat,” ujarnya.

Baca Juga :  Farro Simamora Puji Hasan Basri Sagala Nyanyi Karya Anak Kampung

Gegara masalah itulah, ke-13 siswa kelas II diduga dihajar pada Jumat (27/8) malam. Siswa yang diduga pelaku berjumlah 18 orang.

Menurutnya, para siswa selama ini tinggal di asrama. Dia menyebut, pada malam kejadian, para siswa kelas II diduga mendapat kekerasan fisik.

“Ada perlakuan kekerasan secara fisik. Dari 13 korban, satu orang mengalami trauma. Untuk korban trauma akan didampingi oleh KPAI Pidie Jayauntuk proses pemulihan,” ujarnya.

Razali mengaku baru mendapat laporan penganiayaan tersebut pada Selasa (31/8). Kemarin, Dinas Pendidikan, perwakilan orang tua dan pihak sekolah menggelar pertemuan untuk menyelesaikan kasus  kekerasan  tersebut.

Dalam pertemuan, disimpulkan siswa kelas II yang menjadi korban diminta kembali ke asrama untuk belajar seperti biasa. Sedangkan siswa kelas III ditetapkan belajar secara daring.

Baca Juga :  Tahun 2024, Pemprov Sumut Sukseskan Berbagai Agenda Besar Nasional

“Hasil pertemuan, siswa kelas XII selaku pelaku akan dipulangkan, belajar daring dan tidak diizinkan kembali ke asrama,” jelas Razali.

“Terakhir akan diadakan islah antara semua pihak, khususnya orang tua siswa, yang waktunya akan ditentukan kembali,” lanjutnya.

-->