Putra Perantau Tapsel Minta Walikota Medan Bangun Sopo Godang

Oleh : Suheri Harahap| sentralberita| Sejarah perantau di Kota Medan Tapanuli Selatan perlu dikaji dan dijadikan spirit pembangunan pada era Bobby Nasution sebagai harapan baru, sebuah keniscayaan, tanda terima kasih kepada leluhur, menjemput “tondi’, ruh kebesaran pemimpin yang peduli akan simbol masa lalu dijadikan sebagai pilar destinasi wisata budaya di Kota Medan.

Pemimpin tidak hanya merubuhkan bangunan yang menganggu cagar budaya peninggalan tapi bisa membangun bangunan baru maupun melestarikan budaya yang sudah ada seperti Istana Maimon, simbol budaya Melayu.

Perantau datang karena alasan pendidikan kemudian berhasil di perantauan, migrasi secara alamiah dan ikut mengisi berbagai sektor kehidupan terutama birokrasi. Sebab dalam penelitian Usman Pelly salah satu misi budaya Mandailing Angkola adalah di birokrasi dan aparat seperti polisi dan TNI, kesehatan sedikit diwariskan orangtua di bidang wirawasta/pedagang seperti orang Minang. Tradisi migrasi dan adaptasi suku Mandaling di perantauan menarik untuk diteliti, hidup berdampingan secara damai di perantauan.

Doktrin budaya ini dalam sejarah di Kota Medan telah melahirkan banyak tokoh yang berhasil apalagi di era Gubernur Marahalim Harahap dan Raja Inal Siregar. Lahirlah gerakan Marsipature Hutana Be (Martabe), bahkan sering disebut era politik birokrasi bermarga dari Tapsel yang berasal dari dua daerah Tapanuli Selatan dengan adat Angkola bermarga Harahap dan Siregar, kemudian dari Mandailing bermarga Nasution dan Lubis.

Baca Juga :  Peluang dan Tantangan Bisnis Media Lokal

Proses kebangkitan marga di perantauan menjadi bentuk kesadaran identitas yang wajar mencari kekerabatan dan menguatnya rasa kedaerahan disamping itu memberi nilai-nilai positif dalam pembangunan terutama dilihat dari perspektif kearifan lokal diranah birokrasi.

Dari dulu kita sudah mengenal Kampung Mandailing, ada tokoh legendaris pendiri Pemuda Pancasila di Sumut, Alm. Efendy Nasution atau disapa Fendi Keling. Mereka menjadi tokoh yang berbaur dan ikut memberi sumbangsih pembangunan di Kota Medan dan beberapa tokoh lainnya di lintas pemerintahan.

Pola interaksi meski berbeda agama, budaya dapat menjadi pemersatu, perekat lewat sistem kekerabatan Dalihan Natolu, pintu kuatnya Medan sebagai daerah multi etnik dari berbagai tokoh lintas etnis, terdapat peran tokoh budaya lokal beretnis Mandaling dan Angkola memberi kontribusi dalam membangun harmoni di Kota Medan, banyak tokohnya aktif di FKUB dan FORKALA Kota Medan menuju terwujudnya Medan barometer Indonesia yang direkat dalam bingkai persatuan etnis sejak Guru Patimpus Sembiring dari masa awal berdirinya Kota Medan.

Peran ini layak kita usulkan berdirinya sebuah tempat permusyawatan yang dikenal dengan ‘Sopo Godang’, di era Walikota Medan dipimpin oleh M. Bobby Afif Nasution seorang menantu Presiden Jokowi. Kita yakin beliau memiliki program melestarikan cagar budaya lintas etnis dan insya Allah mampu meletakkan simbol budaya Mandailing di Kota Medan. Peran pemimpin didukung para tokoh adat dan pelanjut cita-cita pendahulu layak dimunculkan gagasan ini, kekuatan budaya lokal memberi manfaat meski berbeda aliran politik tapi bersatu dalam konsep budaya.

Baca Juga :  Kunjungan Kerja Praktik Bersama Perangkat Daerah dan Camat, Rico Waas Bangun Sinergi dengan Pemko Bandung

Harapan terhadap berdirinya ‘Sopo Godang’ bisa terwujud, bukti peran etnis Mandailing dan Angkola dalam pembangunan Kota Medan dalam sejak era Rahudman Harahap, maka era Bobby Nasution, menjadi tantangan baru semoga terwujud didukung oleh masyarakat Tabagsel, panitia pemekaran Sumatera Tenggara serta kepala daerah wilayah Tabagsel.

Kita harus ikut seluruh warga Mandailing Angkola bersatu dalam konsep Siriaon (suka cita) dan siluluton (duka cita), Membangun Desa, Menata Kota sebuah internalisasi nilai budaya lokal (local wisdom) sebagai pilar pembangunan.

Kita buruh figur Bobby Nasution yang sejak awal pesta adat yang memberi dampak yang luar biasa bagi Indonesia dan manca negara, begitu juga harapan kue pembangunan dari pemerintah pusat untuk Medan dan Tabagsel bisa diperoleh. Kita dukung pembangunan Kota Medan dibawah kepemimpinan Bobby Nasution menuju Medan Berkah dan Berkolaborasi, hidup aman dan rukun antar etnis dan agama.

Jejak sejarah Mandailing dan Angkola di Medan membuka ruang kebangkitan generasi baru yang cinta kampung halaman, hidup rukun dan damai di perantauan. Wassalam.

-->