Doa Ulama untuk Negeri, Sebuah Catatan Kritik Sosial HUT RI ke-76

Oleh : Suheri Harahap | sentralberita~ Kemerdekaan adalah hasil perjuangan segenap bangsa Indonesia, bukanlah hadiah dari penjajah, lalu kenapa kita merdeka, karena waktu itu kita bersatu, berjuang dan atas berkat rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Pergerakan para ulama, pejuang, pembela tanah air. Kedatangan penjajah Belanda lewat perusahaan VOC, mengambil hasil rempah-rempah, pemberlakuan sistem kerja paksa, politik adu domba telah menjadi pelajaran berharga masa lalu.

Setelah merdeka pergerakan dan pergolakan politik terus terjadi terutama era Soekarno, PRRI/PERMESTA, G30S/PKI, dll menjadi catatan pahit era kemerdekaan antara kekuatan politik Islam, Nasionalis dan PKI Orde Lama, persoalan ideologi Pancasila menjadi jalan tengah bagi negeri ini untuk bersatu ditengah perbedaan pandangan politik tokoh yang menjadi pelaku sejarah telah menorehkan dasar negara ditengah berbeda suku dan agama. Sebuah negara kepulauan, negara khatulistiwa, nusantara, Ibu pertiwi yang kaya sumber daya alamnya.

Saat Orde Baru era Soeharto lebih 30 tahun memimpin bangsa ini, terlepas kekurangan dan kelebihan, masih ada yang kita ingat atas keberhasilan menumpas PKI, doktrinasi Pancasila secara massif terstruktur para pejabat, birokrat, partai politik sampai ke desa, ikut politik Orde Baru yang sentralistik.

Saat itu kita kenal Pelita (Pembangunan Lima Tahun) dan terakhir dikenal era tinggal landas, sebuah prediksi perencanaan pembangunan berkelanjutan, Indonesia Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur. Lalu kita masih ingat ulama waktu itu masih memberi doa untuk pemimpin bangsa ini walau diakhir Orde Baru terjadi reformasi atas berbagai krisis multidimensi atas ketidakadilan politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Baca Juga :  Bobby Nasution Minta Doa & Dukungan Masyarakat, Sumut Tuan Rumah Yang Baik & Juara Umum PON XXI

Para ulama dan ABRI/TNI waktu itu bersatu padu menjaga NKRI, doa dan syukur atas persatuan dan kesatuan bangsa. Pergantian kepemimpinan nasional silih berganti dengan visi pembangunan dan tradisi kompromi politik para elite meletakkan gagasan baru Indonesia sesuai cita-cita pendiri bangsa.

Berbagai prediksi para ahli dan ramalan diberikan seperti Jayabaya, lahirnya Satria Piningit. Lalu Konsep RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) para pemimpin bangsa saat ini telah disusun dengan bagus. Apakah 2045 Indonesia bisa menuju negara sejahtera (walfare state). Indonesia Bangkit dan Tumbuh menjadi negara kuat (strong state) bersama masyarakat kuat (strong soceity).

Sebuah kritik atas NKRI, sistem negara kesatuan yang masih kita sepakati untuk bisa kuat dan bersatu tanpa adanya tuntutan kemerdekaan daerah, gejolak Aceh dan Papua, terus diberikan opsi seperti Otonomi Khusus, Daerah Istimewa dan Otonomi Daerah (konsep Desentralisasi) dan pemilihan langsung.

Kita mulai masuk pada era transisi demokrasi, masihkah terjadi politik ‘balas dendam’, bagaimana dengan perlakuan terhadap ulama untuk tujuan besar sesuai cita-cita Proklamasi?Sejarah peran ulama untuk negeri harus ditelusuri fakta sejarah yang membuktikan perjalanan bangsa dari masa ke masa secara ilmiah.

Seorang teman berdiskusi, memberi pertanyaan singkat apakah kita sudah merdeka? Apakah para pejabat, pengusaha saja yang merasakan kemerdekaan? Lalu kapan kita keluar dari penjajahan ekonomi yang dikuasai segelintir para pengusaha?

Kalau mereka tak korupsi triliunan, uangnya lalu diberi beasiswa ke kaum muda sudah maju kita ini, SDM kita bisa bersaing dengan Malaysia, negara yang tidak tergantung dengan negara maju. Negara yang melahirkan teknologi, memproduksi karya anak bangsa, mampu mengelola kekayaan sumber daya alamnya untuk kemakmuran rakyat.

Baca Juga :  Rahudman Sosok yang Tepat Kembali Pimpin Kota Medan 2024 - 2029

Era Covid kita doakan akan berlalu, situasi ekonomi rakyat bisa pulih, stabilitas politik terjaga, kondusifitas keamanan tetap dijaga,h bisikan dan doa para ulama yang ditunggu rakyat agar para pemangku kebijakan, aktor pemerintah dan swasta mendengar doa para ulama kita.

Indonesia yang dirindukan, dicita-citakan ulama seperti doa ulama Aceh, sebuah daerah yang tak pernah dijajah Belanda, daerah yang menyumbang ke pemerintah pusat untuk kemerdekaan bangsa. Kata Soekarno, Aceh adalah modal bagi bangsa Indonesia. Inilah modal Indonesia merdeka, jadi kalau tak ada Aceh tak ada Indonesia

Kita doakan HUT RI ke 76 ini dengan tema INDONESIA TANGGUH, INDONESIA TUMBUH. Indonesia, daerah, propinsi, kabupaten/kota jauh dari konflik sosial atas nama agama dan suku. Jauh dari prasangka, diskriminasi dan intoleransi, radikalisme, terorisme apalagi propaganda dan ancaman krisis politik dan ekonomi. Cita-cita hidup rukun, toleran antar sesama.

Insya Allah doa ulama menuju baldatun thoyybatun wa robbun ghofur akan terwujud. Dirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia. Sekali merdeka tetap merdeka, selama hayat masih di kandung badan. Hilangkan segala bentuk praktek penjajahan. Jangan lupakan doa para ulama dulu untuk negeri ini, apalagi nilai perjuangan mereka. Wassalam.

-->