Angkasa Pura II Stop GeNose di Bandara Kualanamu, Wajib PCR atau Negatif Swab

sentralberita | Medan ~ PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Kualanamu Deliserdang menghentikan layanan tes GeNose Covid-19. Langkah ini setelah para penumpang tujuan Jawa-Bali diwajibkan menyertakan surat keterangan vaksin dan hasil negatif swab test PCR. 

Manajer Officer in Charge (OIC) Bandara Kualanamu, Mira Ginting mengatakan setelah diterbitkannya Surat Edaran Nomor 14/2021 dari Tim Satgas Covid-19 terkait aturan perjalanan orang domestik tertanggal, Sabtu (3/7/2021) pihaknya menghentikan layanan GeNose. Hal ini dikarenakan perubahan syarat penerbangan khususnya tujuan Jawa-Bali setelah diberlakukan PPKM Darurat. 

“Sebagai gantinya, pengelola bandara bekerja sama dengan instansi terkait melaksanakan sentra vaksin di bandara terutama bagi penumpang yang akan berangkat. Layanan tersebut berada di Atrium Lantai 1, di luar kedatangan terminal domestik,” kata Mira, Selasa (6/7).

Baca Juga :  Tim Kesehatan RS Haji Sumut Ikhlas Membantu Jemaah

Sementara itu, Koordinator Wilayah Kualanamu Kementrian Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan, Jimmy Mauluddi mengatakan selain Jawa dan Bali, untuk berangkat ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat memang juga harus memiliki hasil swab PCR. Hal ini karena terbitnya peraturan gubernur kepada para pelaku perjalanan di kawasan tersebut. 

Jimmy mengatakan saat ini syarat calon penumpang wajib vaksin dan swab PCR belum tersosialiasi dengan baik. Para calon penumpang yang belum mengetahui hal tersebut umumnya berasal dari daerah yang terpencil dan dari daerah pulau-pulau terpencil Sumatera. 

“Ada yang hanya bawa antigen, ada yang bawa PCR aja, vaksin kurang,” katanya.

Sementara itu, calon penumpang tujuan Yogyakarta mengaku tidak tahu aturan wajib PCR dan vaksin. Dia sudah mencari informasi syarat tersebut namun tidak mendapatkannya secara lengkap. 

Baca Juga :  BKKBN Sumut Intensifikasi dan Integrasi Program KBKR di  Karo dalam Pelayanan KB dan Kesehatan

“Pas sudah antigen, ditolak. Ini kan merepotkan dan membuat rugi. Padahal saya sehat kok, sudah divaksin dan tes antigen. Kalau memang benar untuk keselamatan kenapa tidak ditutup semua aja,” ujarnya. (in)

-->