Isolasi Hanya Malam Hari di Medan Disebut Bikin Warga Tak Percaya Covid
sentralberita | Medan ~ Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan, diisolasi pada malam hari karena kasus positif COVID-19 tinggi. Isolasi pada malam hari ini dianggap hanya kebijakan semu.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sumut, Destanul Aulia PhD, awalnya menjelaskan isolasi di wilayah dengan kasus Corona tinggi sudah tepat. Menurutnya, isolasi ditujukan untuk mengurangi mobilitas penduduk demi mencegah penularan Corona.
“Dari sisi kesehatan khususnya bidang epidemiologi keputusan ini sudah tepat dengan mengisolasi daerah yang mengalami lonjakan kasus agar melindungi daerah lain yang tidak melonjak dan memberikan fokus pada daerah yang mengalami lonjakan, baik berupa logistik kesehatan dan intervensi maksimum. Apakah efektif ini bergantung bagaimana pelaksanaannya, karena sesungguhnya yang ingin kita isolasi adalah mobilitas penduduk di kawasan yang sedang melonjak. Artinya penduduk di kawasan itu di kawal pergerakannya, artinya pengawasan yang ketat dalam setiap waktu dengan tetap memperhatikan semua kebutuhan logistik daerah tersebut,” kata Aulia, dikutip Selasa (1/6).
Dia kemudian menyoroti soal isolasi yang hanya dilakukan pada malam hari. Dia menilai isolasi pada malam hari itu terkesan seperti kebijakan semu.
“Kalau hanya pada waktu tertentu dan pada kelompok tertentu yang dikawal, maka ini tidak menjadi efektif dan terkesan hanya menjadi kebijakan semu,” sebut Destanul.
Aulia menilai isolasi lingkungan sebenarnya pernah dilakukan di Medan ketika awal pandemi COVID-19 pada 2020. Namun, katanya, implementasi isolasi itu tidak dikaji berdasarkan pergerakan data dan kelemahannya.
“Pelaksanaan isolasi lingkungan ini sebenarnya sudah pernah dilakukan pada awal-awal pandemi COVID-19 dan implementasinya tidak dikaji berdasarkan pergerakan data dan kelemahannya sehingga kalau dibuat lagi tentunya sudah berdasarkan monitoring dan evaluasi kebijakan sebelumnya,” ujar Aulia.
“Intinya jangan gagal untuk yang kedua kalinya dan yang terpenting bagaimana menyosialisasikan kepada masyarakat sehingga kebijakan seperti ini sudah menjadi suatu kebutuhan dan terbangun resiliensi atau ketangguhan dari masyarakat itu sendiri,” sambungnya.
Dia juga heran mengapa tak semua akses jalan ke wilayah yang diisolasi ditutup. Dia mengatakan hal itu menunjukkan isolasi tersebut merupakan kebijakan semu.
“Yaitu dikategorikan kebijakan semu, yaitu kebijakan yang prematur sehingga dikhawatirkan masyarakat tidak terbangun keseriusan atau ketangguhannya dan juga makin menguatkan pandangan mereka bahwa COVID-19 ini adalah sesuatu yang direkayasa. Ini tidak boleh terjadi, harus benar-benar total di mana kewibawaan dan kepemimpinan kepala daerah dan perangkatnya sedang diuji kembali. Kegiatan seperti inikan menggunakan anggaran pemerintah yang tentunya menyebabkan dipotongnya anggaran untuk kegiatan lainnya sehingga terkesan terjadi penggunaan anggaran yang tidak efisien,” ujar akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU ini.
“Sebagai kesimpulannya kalau tidak dilaksanakan terencana seperti mapping lokasi seperti akses keluar masuk, mapping kebutuhan logistik, alokasi lainnya, keterlibatan ahli epedimiologi dengan baik maka hasilnya akan kurang maksimal dan akan terjadi inefisiensi. Jadi kegiatan ini tidak efektif dan efisien,” imbuhnya.
Aulia meminta Pemko Medan tak jalan sendiri. Pemko Medan diminta lebih siap melaksanakan isolasi baik dari sisi SDM, sarana dan prasarana, dukungan sosial dan disposisi.
Sebelumnya, Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan, diisolasi karena kasus positif virus Corona atau COVID-19 yang dianggap tinggi. Isolasi hanya dilakukan malam hari.
Pantauan di lokasi, Selasa (1/6), terlihat ada road barrier yang ditempatkan di depan Gang Eka Mulia, Jalan Eka Rasmi. Ada juga satu spanduk bertuliskan ‘Isolasi Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor Pukul 19.00 s/d 06.00 WIB’.
Selain itu, tampak juga satu tenda posko berada di seberang jalan menuju Gang Eka Mulia. Tenda itu terlihat kosong.
Akses menuju Gang Eka Mulia itu juga bisa dimasuki lewat Jalan Eka Rasmi V dan Jalan Eka Rasmi VI melalui Jalan Eka Rasmi VI Baru. Tidak terlihat ada road barrier di persimpangan jalan yang menuju Gang Eka Mulia.
Sejumlah warga juga terlihat keluar-masuk gang tersebut dengan bebas. Isolasi hanya dilakukan sesuai jadwal yang ada di spanduk tersebut.
Camat Medan Johor, Zulfakhri Ahmadi, menjelaskan bagaimana pengawasan di lokasi isolasi Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor. Dia mengatakan pemantauan ketat dilakukan pada malam hari, sementara pada siang hari kepala lingkungan (Kepling) ditugaskan memantau orang-orang yang positif virus Corona tidak keluar rumah.
“Masih tetap kita awasi di mana lokasi tempat tinggal yang terpapar COVID-19 Jadi kita pantau mulai dari jam 19.00 WIB hingga jam 06.00 WIB. Tapi kalau untuk siangnya, keplingnya memantau pastikan bahwa yang terpapar tidak keluar dari rumah. Untuk kebutuhan makanan, semuanya kan dibantu oleh Pemko melalui Dinsos. Obat-obatan dari Puskesmas,” ujar Zulfakhri. (dtc)