Rencana Pembangunan Patung Yesus di Toba Tuai Kritik

sentralberita | Balige ~ Saat perencanaan pembangunan ikon Toba, sebuah Patung Yesus tertinggi di dunia didengungkan, pelaku pariwisata di Toba memberikan kritikan.

Seorang pelaku pariwisata dan pendiri gerakan Toba Bersih Patrick Lumbanraja menegaskan bahwa rencana tersebut harus dipelajari terlebih dahulu dari berbagai sisi.

“Kita bisa lihat dari beberapa kacamata, kalau bicara dari konteks kunjungan, di awalnya mungkin bisa wow ya pengaruhnya, saya enggak bisa bilang enggak ada pengaruhnya. Tapi kalau kita bicara konteks strategi kawasan Danau Toba untuk jangka panjang itu enggak ada gunanya,” ujarnya saat dikonfirmasi dikutip Selasa (27/4/2021).
“Yang pertama kita sudah kerjakan itu dengan integrated tourism master plan for lake Toba yang mana salah satu strateginya adalah kita butuh diferensiasi, dari 8 kabupaten ini apa yang menjadi diferensiasi, apa kekuatannya,” sambungnya.

Setelah melihat kabupaten tetangga yang telah melakukannya, baginya hal itu terkesan tidak bijak. Ia malah mempertanyakan apakah tidak ada hal lain yang terpikir oleh Bupati untuk pengembangan pariwisata di Toba.

“Terkait patung, sebelumnya Taput sudah mulai dan kemudian Samosir kemudian sekarang seperti bukit Sibeabea dan kemudian kalau muncul Kabupaten Toba dengan yang mirip-mirip seperti itu saya pikir itu sangat-sangat tidak bijak, seakan-akan tidak ada hal lain yang bisa dilakukan,” sambungnya.

Ia menyoal perihal pemahaman pariwisata di Kabupaten Toba. Ia berharap pengembangan pariwisata di kawasan Toba harus dikerjakan dengan benar agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. “Bicara konteks Kabupaten Toba untuk ke depan, untuk jangka panjang dalam konteks pariwisata artinya bagaimana masyarakat Toba bisa hidup. Kan itu tujuan kita,” lanjutnya.

“Kita bukan bicara pekerjaan setahun dua tahun atau tiga setengah tahun tapi yang panjang sekali bagaimana bicara anak cucu kita keturunan kita bisa hidup dengan pariwisata yang dikerjakan dengan benar,” sambungnya.
Baginya, pemerintah kabupaten Toba di masa kini harus belajar dari kesalahan pemerintahan sebelumnya sekaitan dengan pengembangan pariwisata di kabupaten Toba.

“Jadi masih banyak sekali yang bisa dikerjakan. Harapanku kita bisa belajar dengan kekurangan yang belum kita lakukan pada periode sebelumnya,” terangnya.

Ia berharap bahwa semua stakeholder yang dianggap berkompeten terlebih dahulu merancang garis besar tujuan pembangunan Danau Toba.
“Seperti membangun rumah, batu itu harus diletakkan dengan benar satu demi satu, tapi kalau sudah salah dasar hasilnya juga tidak akan maksimal,” lanjutnya

“Kalau pariwisata di Kabupaten Toba diilustrasikan seperti kehidupan manusia, kita diposisikan masih bayi  yang baru dilahirkan, banyak yang prinsip yang dasar yang perlu kita siapkan yang sesuai dengan fase,” tuturnya.

Baca Juga :  Ketua dan Pengurus FJPI Sumut Periode 2025-2027 Dilantik: Pj Gubsu Minta Harus Jadi Organisasi Perekat Jurnalis

“Tahapan seperti apa kita ini terutama sumber daya manusia, kemudian diikuti dengan hal-hal lain, mungkin seperti infrastruktur namun terutama SDM melalui rule model, tidak perlu secara masif karena lebih mudah belajar dari rule model daripada bicara sesuatu yang abstrak,” sambungnya.

“Semua itu bisa dikerjakan tapi awalnya itu duduk dulu semeja siapa kira-kira pihak-pihak yang bisa diajak untuk berbagi karena kita akan berbicara masa depan Kabupaten Toba,” terangnya.

Sebelumnya telah diberitakan bahwa pembangunan sebuah ikon Toba yakni Patung Tuhan Yesus sedang Memegang Lima Roti dan Dua Ikan kini tengah buah bibir di kalangan masyarakat Kabupaten Toba.

Secara jelas, Bupati Toba telah pernah menyampaikan bahwa ia punya mimpi membangun ikon Toba tersebut di atas Dolok Tolong yang berada di Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba.

Terkait pembangunan Patung Yesus yang tertinggi di dunia ini dikabarkan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Toba. Dan, kini pihaknya tengah menyusun konsep.

Menurut Kabid Penataan Bangunan Dinas Perkim Kabupaten Toba Alonso Finn Manik mendukung mimpi Bupati Toba Poltak Sitorus tersebut.

“Sesuai dengan ide atau arahan dari Pak Bupati secara konsep ide itu sangat tepat karena Toba atau Balige secara khusus belum punya ikon seperti daerah lain tempat wisata itu ada ikonnya dan Dolok tolong memang potensial untuk dibuat menjadi ikonnya kawasan Toba secara umum dan Balige, secara khusus,” ujar Alonso Finn Manik saat disambangi di areal Dinas Perkim Toba pada Jumat (23/4/2021).

Rencananya, bangunan Patung Yesus itu dibangun dengan ketinggian 65 meter.

“Konsep yang akan dibangun disana idenya itu ada patung Tuhan Yesus tertinggi di dunia. Kalau yang tertinggi sekarang itu ada di Samosir 61 m berarti kita harus bikin 65 meter. Itu patung Tuhan Yesus memegang 2 ikan dan 5 roti,” sambungnya.

Bukan hanya Patung Yesus, Bupati Toba Poltak Sitorus juga punya mimpi bangun kereta gantung dari Dolok Tolong ke Dolok Sipanihutu.
“Yang kedua membuat cable car atau kereta gantung dari Dolok Tolong ke Dolok Sipanihutu.  Itu memang ide yang sangat luar biasa tapi butuh investasi yang cukup besar,” sambungnya.

“Konsepnya sudah coba kami buat, potensinya memang sangat luar biasa, sama seperti cable car itu karena pemandangan dari atas itu kan luar biasa, ada sawah, ada pedesaan, danau,” sambungnya.

Dalam penuturannya, Bupati Toba Poltak Siorus telah memiliki kerjasama dengan investor terkait pembangunan kedua rancangan tersebut.

Baca Juga :  Polda Sumut Gelar Bakti Sosial dan Kesehatan Menjelang Pilkada 2024 di Nias

Satu hal yang kini dikerjakan adalah pelepasan hak dari hutan lindung menjadi hutan raya. Ia mengaku hal tersebut memiliki kesulitan tersendiri.
“Jadi oleh pak bupati itu membutuhkan investasi yang besar dan beliau secara eksplisit mengatakan sudah ada, tapi ini perlu dukungan semua pihak yaitu pelepasan hak dari hutan lindung menjadi hutan raya,” sambungnya.

“Itu harus di proses dan itu sulit, itu tidak mudah kemudian juga tentu investor harus tertarik ke sana tapi kan harus melihat fasilitas yang ada di sana untuk membangun patung Tuhan Yesus mungkin harus membangun hotel, cafe dan semacamnya mungkin mereka mau,” lanjutnya.

Untuk sampai pada pembangunan tersebut, ia berharap agar bupati semestinya memperhatikan infrastruktur agar  pengunjung bisa menempuh kawasan yang akan dibangun tersebut.
“Tapi infrastruktur dasar kan namanya jalan, air bersih dan listrik harus siap dulu baru mereka mau invest ke sana,” lanjutnya.

“Kita memohonkan Dolok tolong ini 250 hektar ini ditambah Dolok sipalihutu itu 50 hektar jadi 300 hektar semuanya yang kita mohonkan menjadi taman hutan raya (Tahura). Kabarnya proses permohonan sudah dibuat melalui lingkungan hidup,” sambungnya.

Ia yakin bahwa ikon tersebut memiliki daya pikat bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan Toba.
Kita perlu ikon yang akan menjadi magnet datangnya wisatawan ke daerah Toba. Terkait pembangunan Patung Yesus, kabupaten Tapanuli Utara juga pernah melakukan hal sama sehingga ada penilaian bahwa ini rencana tersebut hanya meniru.

“Ditanya apakah meniru daerah lain? Ini memang dilemanya, sudah ada proyek sejenis dan tidak jauh masih di kawasan danau Toba dan kepada pak bupati karena ide ini belum berubah, masih patung Tuhan Yesus,” ungkapnya.

“Jadi kita mengusulkan supaya ini berbeda, tidak terbuat dari patung biasa akan terbuat dari mayoritas kaca akan di cutting seperti halnya berlian, sesuai dengan arah sinar matahari nanti akan memberikan efek yang berbeda setiap saat nanti, akan berkilau-kilau, berubah setiap waktu.

Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa pihaknya belum menghitung jumlah anggaran yang akan dibutuhkan dalam pembangunan kedua item tersebut.

“Terkait besaran anggaran, belum kita hitung tapi bupati mengatakan bahwa sudah ada yang siap. Kita masih bikin konsep dan butuh perencanaan yang lebih detail sehingga menurut saya belum bisa ke tahapan untuk dijual ke investor. Karena kita belum hitung,” pungkasnya.(tc)

-->