Jembatan Gantung Sabahotang Putus Diterjang Banjir, 223 KK Terisolir di Palas

sentralberita | Palas ~ Meluapnya sungai Barumun berdampak terhadap akses jembatan gantung penyeberangan menuju Desa Sabahotang, Kecamatan Barumun Baru, Kabupaten Padanglawas(Palas).

Pasalnya, akses jalan utama bagi warga keluar masuk ke desa tersebut itu, yang mengandalkan jembatan gantung (rambin—red), di atas aliran Sungai Barumun putus total, karena diterjang banjir, dikutip Senin (29/3).

Akibatnya, sebanyak 223 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di desa tersebut terisolir.

Pantuan wartawan di lokasi, jembatan gantung sepanjang 120 meter, terlihat hanya sisa bangunan. Selebihnya, bangunan jembatan gantung yang terbentang di atas sungai tersebut telah hanyut terbawa arus sungai.

Putusnya jembatan gantung ini, memaksa masyarakat desa harus mengarungi air sungai, jika hendak keluar masuk ke desa tersebut.

Baca Juga :  Hadirkan ComboFit Jamsostek di Aplikasi My Telkomsel, BPJS Ketenagakerjaan Permudah Pekerja Informal Daftarkan Diri

Sedangkan warga yang mengangkut hasil produksi perkebunan dan pertanian hanya bisa ditumpuk di desa karena tidak dapat diangkut dengan kendaraan.

Eddy Hasibuan, salah seorang warga setempat mengatakan putusnya jembatan gantung ini akibat tidak mampu menahan derasnya debit air sungai yang meluap.

“Jembatan gantung telah disapu banjir, kami masyarakat tidak bisa keluar dari desa,” kata Eddy.

Eddy mengatakan, dengan putusnya akses menuju desa menimbulkan kesulitan bagi warga khususnya anak sekolah yang ingin pergi ke sekolah.

“Masyarakat yang memberanikan diri mengarungi sungai merasa khawatir dan takut terbawa arus sungai saat menyeberang,” ujar Eddy.

Kepala Desa Sabahotang Ali Jumroh Hasibuan mengungkapkan, terputusnya jembatan gantung akibat dihantam banjir sungai barumun yang meluap.

Baca Juga :  Diskominfo Sumut Ajak Mahasiswa dan Kaum Muda Waspadai Bahaya Judi Online

Jembatan gantung merupakan sarana transportasi utama warga Desa Sabahotang, putus jembatan ini akibatnya warga terpaksa mengarungi sungai agar bisa ke desa tetangga Sigorbus Julu, terang Ali.

“Jembatan putus berdampak perekonomian warga desa terganggu. produksi kelapa sawit dan getah, karet masyarakat tertumpuk di desa, karena sulit untuk diangkut keluar desa akibat tidak adanya sarana jalan,” tambahnya.

Akibat peristiwa ini, warga berharap pemerintah memberikan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Dengan tidak membiarkannya berlarut-larut dan berkepanjangan.

“Harapan kami kepada pemerintah setempat untuk membangun jembatan yang putus tersebut agar masyarakat desa ini tidak semakin terisolir,”ungkap Jumroh.(gs)

-->