Iman Kita
Oleh: Dr A Rasyid, MA| sentralberita ~ Iman yang ada dalam hati kita mengalami fluktuasi. Iman bisa bertambah kuat, juga dapat terkikis. Naik turunnya iman kita tergantung kepada diri kita sendiri dalam menjaganya. Sebagai seorang muslim, tentunya kita menginginkan agar iman kita tidak berkurang, tapi justru bertambah kuat.
Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya sepakat bahwa iman adalah keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Keyakinan itu menyangkut akan eksistensi Allah SWT.
Iman perlu tertanam kokoh dalam sanubari setiap hamba karena dengan iman yang tertanam kokoh akan memberikan pencerahan dan menerangi kehidupan dengan pancaran cahayanya dapat memberikan pengaruh luar biasa terhadap seluruh dimensi kehidupan serta menjadikan seorang hamba menyandang ciri ketuhanan baik dari segi pemikiran pemahaman perasaan akhlak maupun aturan.
Iman yang dituntut untuk kehidupan bukan sekadar slogan yang digemakan dan manis dibibir saja namun yang dimaksud adalah aturan kehidupan yang sempurna sebagai seorang hamba. Dan dapat menjadikan pencerahan bagi kehidupan yang akan menerangi pikiran perasaan dan keinginan seorang hamba dalam kehidupanya.
Dalam hal ini iman yang demikian akan merubah sifat manusia dari sosok yang hina dan lemah menjadi makhluk Tuhan yang memiliki tekad, misi, tujuan kemuliaan dan kekuatan.
Tak dapat dipungkiri bahwa keimana memiliki dampak yang signifikan dan begitu penting untuk kehidupan yang mencerahkan yaitu Iman merupakan landasan kebahagiaan.
Kebahagian merupakan tuntutan sekaligus tujuan hidup setiap individu dengan iman manusia akan diliputi kebahagiaan hidup walaupun berbagai cobaan hinggap namun karena iman justru menjadikannya bagian dari kesabaran. Iman merupakan pondasi bagi ketenangan jiwa dan hati.
Allah berfirman: Dialah yang telah menurunkan ketenangan dalam hati orang orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka yang telah ada (QS Al Fath: 4) (Penulis adalah Dosen UINSU.