Mahasiswa Papua Demo Rektor USU dan Prof Henuk
sentralberita | Medan ~ Cuitan Guru Besar Fakultas Pertanian USU, Prof. Yusuf. L. Henuk kepada Natalius Pigai di Twitter ternyata membuat berang warga Papua yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) Sumut.
“Terbukti orang Papua memang bodoh soalnya orang Papua dianggap pintar seperti @NataliusPigai2 bisa dibodohi oleh Lucifer @veronicakoman. Semua orang Papua dikuasai Lucifer/Iblis, jadi merusak iman kristiani semua. Dimanakah peran gereja di Papua,” demikian cuitan dari @ProfYLH di Twitter.
Koordinator Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) Sumut, Yance Emani mengungkapkan bahwa aksi menuntut Henuk dicopot jabatannya sebagai guru besar Fakultas Pertanian USU ini lantaran Henuk menyebut orang Papua secara konteks umum, tidak secara personal.
“Kami tidak tahu dibalik rasisme ini. Kami hanya menanggapi tweet dari lontaran Prof. Yusuf Henuk kepada Natalius Pigai tapi menyatakan menyatakan orang Papua. Kalau orang papua berarti kita semua orang Papua.
Kalau kita sebutkan Natalius Pigai berarti khusus Natalius Pigai. Tapi Prof Yusuf Henuk ini menyebutkan orang-orang Papua. Makanya kami dari Ikatan Mahasiswa Papua menuntut keras untuk penolakan rasisme itu dan dicopot jabatannya menjadi guru,” ungkap Yance, Selasa (2/2/2021) usai melakukan unjuk rasa di depan biro USU.
Lanjutnya, Yance menegaskan tidak akan memberikan kelonggaran atas SARA yang dilontarkan Henuk. Tidak hanya dicopot dari jabatan, Henuk juga diminta untuk dapat diproses secara hukum.
“USU tidak memelihara lagi bahasa-bahasa rasis. Rasis adalah musuh bersama. Tidak bisa diungkapkan golongan satu ke golongan lain. Sehingga kami meminta dihentikan sebagai guru besar, kemudian proses secara hukum dan kalau tidak merealisasikan tuntutan kami maka kami akan lakukan aksi yang lebih besar lagi,” ujarnya.
Dalam aksi tersebut, Rektor Muryanto Amin berencana akan memanggil Henuk untuk dapat duduk bersama membahas permasalahan ini.
“Untuk secara personal, kalau dari pihak universitas mengundang untuk menghadirkan orang bersangkutan lebih bagus lagi untuk kita bisa duduk bersama,” kata Yance.
Secara tegas, Yance mewakili IMP Sumut mengatakan akan mengadakan aksi lebih besar lagi jika Henuk tidak segera diproses secara hukum ataupun dicopot Jabatan dari Fakultas Pertanian USU.
“Kalau tidak dicopot berarti di USU memelihara rasisme itu. Pernyataan aksi sudah jelas, jika tidak dilakukan kita akan lakukan aksi dengan massa lebih banyak lagi,” pungkasnya. (tc/ras)