Tiket Pesawat Mahal Lagi

sentralberita | Jakarta – Tiket pesawat kembali dijual dengan harga normal oleh maskapai. Hal itu terjadi seiring dengan subsidi pembebasan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) untuk maskapai yang belum diputuskan untuk dilanjutkan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra juga membenarkan kini pihaknya sudah kembali menjual tiket ke harga normal dengan memasukkan komponen tarif PJP2U.

“Iya kami kembali jual dengan normal,” kata Irfan, Selasa (16/2/2021).

Meski sudah normal, menurut Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno, harga tiket belum tentu akan bergerak naik dengan signifikan.

Dia menilai meski komponen PJP2U sudah kembali masuk ke dalam tiket pesawat, saat ini harganya masih tergolong murah. Hal itu terjadi karena pada industri perjalanan di bulan Januari masuk ke dalam low season, alias tak banyak orang berpergian.

“Kalau kenaikan, basically Januari memang lowest season, jadi tiket murah,” ungkap Pauline.

Pauline menilai, subsidi PJP2U yang sudah diberikan tak berdampak banyak pada pergerakan harga tiket pesawat, baik naik maupun turun. Dia menilai jumlah subsidi sangat kecil dan tidak terlalu berpengaruh pada harga tiket pesawat.

“Menurut kami, subsidi PSC ini tidak terlalu berdampak karena angkanya tidak signifikan. Rata-rata kan paling mahal di Jakarta di Terminal 3 saja cuma Rp 130 ribu,” papar Pauline.

Baca Juga :  Sosialisasi Keselamatan di Perlintasan Kereta Api: Dishub Sumut Gandeng PT KAI, Dirlantas Polda Sumut, dan Jasa Raharja

Wartawan menelusuri harga tiket pesawat saat ini untuk membandingkannya dengan harga tiket saat masa subsidi PJP2U diberlakukan.

Daftar harga tiket pesawat diambil pada perjalanan pesawat kelas ekonomi dengan rute Jakarta-Medan. Kedua bandara tersebut masuk ke dalam daftar 13 bandara yang mendapatkan subsidi PJP2U kala itu. Seperti apa perbandingannya?

Dari hasil penelusuran pada 23 Oktober 2020 yang lalu di salah satu online travel agent (OTA), pada penerbangan dari Jakarta ke Medan dengan jadwal terbang 24 Oktober, tiket termurah ditawarkan Lion Air dengan harga Rp 509.000 per orang.

Sedangkan harga tiket pesawat yang ditawarkan Citilink mulai dari Rp 798.100 per orang, Batik Air Rp 896.000 per orang, dan Garuda Rp 1.645.100 per orang.

Sementara berdasarkan pengecekan yang dilakukan pada 15 Februari di rute yang sama untuk jadwal penerbangan 16 Februari, tiket pesawat termurah ditawarkan Citilink dengan harga Rp 677.800 per orang. Kemudian Lion Air menawarkan tiket seharga Rp 678.500 per orang.

Baca Juga :  Dinas Koperasi UKM Sumut Dorong Pertumbuhan Koperasi Sektor Riil

Sedangkan harga yang ditawarkan Batik Air adalah Rp 682.200 per orang, dan Garuda Indonesia menawarkan harga Rp 2.113.900 per orang.

Sebagai informasi, sejak Oktober 2020 pemerintah memberikan subsidi berupa pembebasan tarif PJP2U kepada maskapai sebesar Rp 175 miliar dan bantuan kalibrasi Rp 40 miliar untuk AirNav, AP I, dan AP II.

Kebijakan subsidi ini berdampak langsung ke harga tiket pesawat. Subsidi ini diterapkan pada 13 bandara di Indonesia dan hanya dilakukan sejak Oktober hingga berakhir pada Desember 2020 yang lalu.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengungkapkan subsidi terhadap maskapai tahun ini belum bisa diputuskan akan dilanjutkan atau tidak. Belum ada mekanisme yang disetujui dari pemerintah untuk kembali memberikan subsidi bagi maskapai penerbangan.

“Subsidi yang sifatnya langsung pada airlines (maskapai) saat ini kami belum punya solusi. Karena airlines kita mungkin yang BUMN sudah ada langkah sendiri dari Kemenkeu. Kalau yang swasta belum ada mekanisme, dari government ke private seperti apa,” ujar Novie dalam rapat kerja dengan komisi V DPR, Senin (8/2/2021).

(dtf/red)

-->